Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Bagi Pria Madura, Songkok Hitam Tak Sekadar Penutup Kepala

Zubairi oleh Zubairi
16 April 2022
A A
Bagi Pria Madura, Songkok Hitam Tak Sekadar Penutup Kepala

Bagi Pria Madura, Songkok Hitam Tak Sekadar Penutup Kepala (CEphoto, Uwa Aranas via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi pria Madura, songkok, terlebih songkok hitam, itu ibarat kaki dan sandal, MU dan puasa trofi: nggak terpisahkan. Apalagi di kalangan pesantren. Santri yang tanpa songkok, ibarat Real Madrid tanpa Benzema, sayur tanpa garam, alias kurang lengkap. Santri dan songkok memang tak eksklusif ada di Madura, tapi di tempat ini, makna keduanya lebih kuat.

Di Madura, songkok yang lumrah dipakai adalah songkok hitam (songkok celleng). Dan bagi orang Madura, songkok hitam itu adalah kawan dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.

Ilustrasi mengaji (Ainul Ghurri via Shutterstock.com)

Songkok hitam ini benar-benar jadi kawan, hingga dalam segala kesempatan selalu dipakai. Menghadiri acara resmi hingga main karambol pun, barang ini tetap dipakai. Ya seperti yang saya bilang di awal tadi, ibarat MU tanpa trofi, kurang lengkap rasanya ke mana-mana tanpa songkok.

Tapi, kenapa songkok begitu lekat dalam kehidupan mereka?

Bagi orang Madura, songkok, tak hanya pakaian, tapi simbol keselamatan, kemuliaan, juga tata krama. Mengenakan songkok saat bepergian, bikin mereka merasa lebih aman dan terlindungi. Jangan tanya logikanya. Terkadang, banyak hal yang tak bisa semudah itu dijelaskan dengan logika.

Tanpa songkok, mereka merasa kurang elok. Kurang berwibawa, rasanya. Dan itu, jujur saja, tak aneh.

Memang, bagi kalian yang bukan asal daerah sini, akan merasa aneh melihat begitu kuatnya tradisi songkok ini. Tapi, akan coba saya jelaskan.

Betul memang, bahwa songkok itu hanyalah penutup kepala bagi kaum Adam. Umumnya, songkok hanyalah barang yang lazim dipakai pada saat mau melaksanakan salat, dan ibadah yang lain. Namun, ketika suatu barang “naik kasta” jadi tradisi, nilai yang terkandung tak lagi main-main.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Mengaji (Ronaldy Irfak via Shutterstock.com)

Di Inggris, teh jadi minuman yang tak main-main. Padahal, minuman tersebut bahkan tak berasal dari Inggris. Di Spanyol, perkara tidur siang bukanlah hal yang remeh. Coba kau taruh nanas dalam pizzamu di Italia, bisa jadi kau dipukuli akamsi di Italia sana. Barang, juga kebiasaan, ketika jadi tradisi, nilainya tak lagi jadi sepele. Songkok pun tak luput dari itu.

Songkok, bagi orang Madura, adalah simbol kesalehan dan ketaatan. Mengenakan songkok, bagi mereka, adalah simbol bahwa mereka ingin menjadi orang saleh dan selalu belajar untuk jadi orang salah. Dan pada saat yang sama, mereka menunjukkan ketaatan mereka pada Allah, juga menyerahkan segenap jiwa untuk Allah.

Maka ketika mereka tak mengenakan songkok, ada yang kurang dalam diri mereka. Bahkan, bikin mereka hampa. Itulah nilai yang terkandung, yang saya tahu. Nilai-nilai itu, akhirnya meresap ke dalam masyarakat Madura, dan menjadikan songkok sebagai pakaian sehari-hari mereka.

Mengaji (Pixabay.com)

Sebenarnya, songkok tak eksklusif milik daerah ini saja. Tradisi pakai peci ke mana-mana juga dipakai oleh orang-orang santri di daerah mana saja, tapi paling banyak ya di Jawa Timur (setahu saya). Dan saya yakin, alasannya ya mirip-mirip. Cuman, lebih dihayati dan dimaknai serius di Madura.

Bahkan saking seriusnya, songkok pun dipakai oleh pendukung Madura United. Coba saja liat ketika mereka bertanding, Anda bisa menemukan pendukung klub tersebut yang memakai songkok di tribun.

Dari uraian di atas, kita akhirnya bisa memahami betapa pentingnya songkok bagi pria Madura. Ia tak lagi jadi sebuah barang atau sekadar penutup kepala. Tapi, punya nilai yang dipercaya dalam hati. Dan sesuatu yang dipercaya hati, tak pernah jadi hal yang biasa saja.

Itulah pentingnya songkok bagi pria Madura. Jika kalian menemukan orang asli Madura ke mana-mana pake peci, jangan anggap mereka ndeso, norak, atau nggak punya topi. Mereka—meski mungkin tak disadari—sedang mengamalkan nilai luhur yang dipercaya.

Sumber Gambar: CEphoto, Uwe Aranas via Wikimedia Commons

Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 April 2022 oleh

Tags: islammaduranilaisongkok hitam
Zubairi

Zubairi

Pemuda asli Sumenep, Madura yang biasa makan nasi jagung dan gengan kelor.

ArtikelTerkait

Bahasa Jemberan: Mulai dari ‘Siah Mak Iyo Rakah’ Sampai ‘Sengak Kamu ya’ yang Bikin Pusing Kepala

9 Juni 2021
Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita? oleh Ulil Abshar Abdalla: Memahami Akidah Islam

Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita? oleh Ulil Abshar Abdalla: Sekumpulan Esai Memahami Akidah Islam

Desa Jangkar Bangkalan, Desa Paling Angker di Madura, Orang Meninggal di Desa Ini Pasti Gentayangan!

Desa Jangkar Bangkalan, Desa Paling Angker di Madura, Orang Meninggal di Desa Ini Pasti Gentayangan!

7 Maret 2024
Membaca Peluang Suara Ganjar-Mahfud di Madura: Apakah Putra Madura Bisa Berjaya di Tanah Sendiri? universitas trunojoyo madura

Pengalaman Kuliah di Madura Selama 3 Tahun: Nyatanya, Madura Tak Sejelek yang Ada di Pikiran Kalian

23 Januari 2024
Stiker Parkir Madura: Stiker Resmi, tapi Kalah Sakti Melawan Tukang Parkir Liar stiker parkir bangkalan madura

Stiker Parkir Bangkalan Madura, Cara Pemerintah Melakukan Pungli Pada Rakyat Sendiri

15 Desember 2024
mukena adalah budaya indonesia bukan islam mojok

Mukena Adalah Budaya Indonesia, Bukan Syariat Islam

11 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.