Beberapa hari yang lalu, saya sempat membaca artikel di Terminal Mojok tentang alasan mengapa Gramedia sebaiknya nggak perlu membuka cabang di Bangkalan Madura. Salah satu alasannya sih, karena si penulis berasumsi kalau Gramedia nggak bakalan laku di sini. Padahal, menurut saya pemikiran seperti itu sangatlah keliru.
Sebagai orang yang lahir, tumbuh besar, hingga mengenyam pendidikan kampus di Bangkalan Madura, saya merasa bahwa keberadaan Gramedia di Bangkalan Madura ini penting banget. Bahkan bisa dibilang sangat dibutuhkan. Saya akan mengemukakan beberapa alasannya yang bakalan mematahkan asumsi penulis sebelumnya.
Nggak ada toko buku besar di Bangkalan
Asumsi kalau Gramedia di Bangkalan Madura nggak bakalan laku itu menurut saya kebablasan. Pasalnya, di Bangkalan Madura ini sampai sekarang masih belum ada satu pun toko buku besar yang memadai. Rata-rata hanya outlet kecil yang menjual buku spesifik saja. Nggak ada buku-buku terbitan terbaru atau buku-buku terbitan luar negeri.
Makanya, kalau Gramedia sampai buka cabang di Bangkalan, pasti bakalan laku. Nggak ada persaingan, nggak ada musuh. Percaya deh, sama saya.
Gramedia bisa jadi perantara untuk meningkatkan minat literasi
Bagi saya, minat literasi orang Bangkalan Madura itu rendah ya karena memang nggak ada media dan perantaranya. Gimana mau kenal literasi sejak dini, kalau sarananya saja minim. Perpustakaan daerah Bangkalan kurang sosialisasi dan keberadaannya kurang menarik minat anak-anak dan orang dewasa. Tentu, bakalan lain ceritanya kalau ada toko buku seperti Gramedia.
Nah, salah satu alasan paling masuk akal mengapa Gramedia di Bangkalan Madura itu penting adalah karena menurut saya ia bisa menjadi perantara orang-orang Bangkalan untuk meningkatkan minat literasinya. Sebagai orang asli sini, saya menyadari bahwa berharap pada pemerintah untuk mengambil peran dalam mengembangkan literasi di Bangkalan Madura ini kayaknya sia-sia belaka. Makanya, saya ingin pihak swasta masuk dan mengambil alih peran ini.
Gramedia tentunya memiliki berbagai terbitan buku-buku terbaru. Belum lagi, Gramedia juga sering mengadakan book tour dan temu para penulis dari berbagai kalangan dan genre buku. Hal inilah yang bakalan menarik banyak minat orang-orang Bangkalan Madura pada dunia literasi.
Prosesnya memang nggak bakalan cepat, tapi jika hal ini benar-benar terjadi, maka tanda jasanya Gramedia tentu bakalan dikenang seumur hidup. Meninggalkan jejak yang membekas dalam ingatan berbagai generasi. Makanya, ayo segera buka outlet di Bangkalan!
Bangkalan Plaza bisa kembali ramai
Jika alasan terbesar mengapa Gramedia enggan buka cabang di Bangkalan Madura adalah karena takut bermasalah dengan lahan parkirnya, maka saran saya adalah bukalah cabang di Bangkalan Plaza.
Bangkalan Plaza adalah satu-satunya mal terbesar yang ada di Bangkalan Madura. Namun sayangnya, ia kini dalam kondisi seolah hidup segan, tapi mati tak mau. Bahkan, pemerintah daerah Bangkalan sampai harus memindahkan beberapa kantor pemerintahannya ke lantai tiga gedung tersebut untuk menghidupkannya kembali. Meskipun, tetap saja nggak banyak membantu.
Sebenarnya sih, saya berharapnya ada bioskop di sana biar kesannya kayak mal-mal di kota-kota besar gitu. Tapi, harapan tersebut kayaknya nggak bakalan terealisasi, deh. Makanya, saya kini mengalihkan harapan besar ini pada Gramedia.
Jika Gramedia buka cabang di Bangkalan Madura dan diletakkan di Bangkalan Plaza, maka Bangkalan Plaza akan bisa kembali ramai. Pelan-pelan, anak-anak muda Bangkalan bakalan berdatangan ke sana untuk sekadar hunting buku atau melihat berbagai printilan buku di sana. Apalagi kalau di barengi dengan buka workspace, pasti bakalan selalu jadi tujuan utama buat nongkrong.
Sebagai orang Bangkalan Madura, saya lebih suka belanja buku di sini daripada harus ke Surabaya
Asumsi bahwa orang Bangkalan Madura lebih suka beli buku di Surabaya menurut saya agak keliru. Meskipun terkesan dekat, Surabaya tetap saja jauh, ia berada di luar Pulau Madura. Saya dan teman-teman saya yang kuliah di Bangkalan Madura sangat merasa kesulitan ketika mencari berbagai buku karena harus menyeberang ke pulau sebelah. Ribet, buang-buang tenaga, uang, dan tentunya bikin capek. Saya pernah merasakannya dan berharap generasi di bawah saya nggak akan mengalami hal yang sama.
Meskipun kini ada teknologi bernama online shop, tetap saja suasana berbelanja di toko buku, melihat berbagai terbitan buku terbaru, berkeliling mencari-cari buku yang diinginkan sambil membaca sinopsisnya, adalah momen-momen yang nggak akan pernah bisa digantikan oleh teknologi terbarukan sekalipun.
Oleh karena itulah, saya berharap Gramedia segera membuka outletnya di sini, di Bangkalan Madura. Bahkan kalau perlu, tahun ini juga harus terealisasi! Amiiin.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Rizky Prasetya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
