Kalau ada satu pekerjaan yang paling sering dianggap enak oleh masyarakat umum, mungkin jawabannya adalah ASN. Bagaimana tidak, masyarakat umum melihatnya ASN ini kerjaannya nyantai banget. Pagi-pagi sudah bisa nongkrong di warkop, kemudian siangnya belanja di mall atau pasar.
Sebagai buruh negara, saya jelas menolak mengatakan bahwa ASN itu pekerjaan yang enak. Nggak ada pekerjaan enak di muka bumi ini. Nah, oknum yang pagi-pagi nongkrong di warkop dan siang belanja di mall itu jenis ASN deadwood. Bukan kayak kami yang (insyaallah) jadi ASN jujur berbakti dan kerap makan ati.
Sama halnya seperti masyarakat umum, saya mendukung negara untuk segara memecat rekan sejawat yang deadwood. Bingung ya kenapa saya mendukung masyarakat bukan malah berpihak ke rekan sejawat? Sini biar saya ceritain.
Daftar Isi
Beban negara
Coba tebak alokasi APBN atau APBD kita paling besar untuk apa? Bukan, bukan infrastruktur kok. Apa? Transportasi umum? Jangan mimpi kamu.
Asal kalian tahu, belanja paling besar negara atau daerah itu untuk belanja pegawai. Belanja pegawai terdiri dari gaji dan berbagai tunjangan. Tak terkecuali gaji dan tunjangan untuk para ASN deadwood.
Dengan latar belakang itu saya mendukung pemecatan para ASN deadwood. Supaya mengurangi beban belanja pegawai di APBN atau APBD. Lumayan bisa menghemat anggaran.
Mendingan anggarannya dialokasikan ke pos-pos yang lebih bermanfaat lain. Kayak misalnya pendidikan dan kesehatan, yang jelas-jelas masih dibutuhkan masyarakat pinggiran dan pelosok.
ASN deadwood adalah beban rekan sejawat!
ASN deadwood ini kluyuran bukan berarti nggak punya pekerjaan ya. Mereka semua punya pekerjaan kok. Saya bisa pastikan itu. Hanya saja nggak mereka kerjakan.
Ketika satu ASN nggak melaksanakan fungsinya, otomatis beban kerjanya bergeser ke yang lain. Yang kena apes ya yang rajin. Kami-kami ini yang jadi bahan bulan-bulanan pimpinan kantor untuk menggantikan tugas dan fungsi ASN deadwood.
Kok pimpinan kantornya nggak menegur ada ASN yang malas? Ada beberapa alasan kenapa jadinya begini. Mungkin sudah pernah ditegur, tapi nggak ada perubahan. Mungkin juga pimpinan kantornya nggak berani menegur, soalnya bekingan ASN deadwood ini jabatannya lebih tinggi.
Nggak enak dilihat mata dan dirasakan hati
Pemandangan ASN deadwood pagi-pagi hanya nongkrong di warkop begitu memuakkan di mata masyarakat. Padahal, masyarakat mungkin nggak melihatnya setiap hari. Gimana rasanya jadi rekan sejawat mereka coba?
Ya jelas jauh lebih memuakkan. Kalau bisa muntah, saya sudah muntah. Bayangkan kalian sedang mengerjakan tugas yang menumpuk dari atasan, lalu di meja sebelah ada para ASN deadwood yang kerjanya ngobrol doang atau main hape. Pasti gedek banget juga ngelihatnya.
Mau minta tolong mereka untuk bantu pekerjaan mesti ada saja alasannya. Sudah nggak bisa komputer lah. Nggak ngerti Microsoft Office lah. Sudah tua lah dan masih ada jutaan alasan yang pernah saya dengar.
ASN deadwood merusak citra instansi pemerintah
Membangun citra baik instansi pemerintahan di publik itu berat. Bahkan bisa dikatakan sangat-sangat berat. Kalau meremukannya mudah. Contoh paling mudah ya KPK, gimana bagusnya dulu citranya mereka, sekarang malah hancur lebur.
Kalau masih ada ASN deadwood di Indonesia, saya bisa jamin instansi pemerintah bakal terus bercitra kurang baik. Lha gimana, wong representatif instansi pemerintah yang terlihat di masyarakat saja begitu. Nggak bisa memberikan contoh yang baik ke masyarakat.
Sekarang memang memecat ASN sedikit lebih mudah. Nggak seperti dulu yang hampir mustahil. Akan tetapi, peraturan sekarang pun masih terhitung sulit dalam hal memecat. Terlebih jika dibandingkan proses pemecatan karyawan di perusahaan swasta.
Besar harapan saya, sebagai abdi negara, agar pemerintah membuat aturan yang memudahkan ASN deadwood dipecat. Pasalnya, banyak sekali manfaatnya bila instansi pemerintah menghilangkan beban negara, baik secara internal instansi pemerintah maupun eksternal.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA ASN Boleh Mengkritik Negara, karena Digaji oleh Rakyat dan Diminta Setia pada Negara