Sebagai anime yang sering menjadi bahan perbincangan di berbagai media sosial, Attack on Titan menurut saya memang merupakan salah satu anime yang sangat menarik, baik dalam segi alur cerita maupun animasinya. Tentunya dengan alur cerita tersebut, telah melibatkan banyaknya tokoh-tokoh yang saling mempengaruhi di tiap-tiap episodenya. Namun, terdapat karakter yang menurut saya sudah menjadi tidak lagi penting di cerita Attack on Titan final season ini, yaitu Armin Arlert. Berikut adalah alasannya.
#1 Impiannya untuk melihat lautan sudah tercapai
Seperti yang telah kita ketahui pada episode 59 (Season 3 part 2), diceritakan bahwa para pasukan Eldian yang telah berhasil menghabiskan seluruh mindless titan yang berada di luar dinding. Setelah itu para pasukan pengintai termasuk Armin Arlert dan yang lainnya melakukan misi eksplorasi ke seluruh wilayah luar dinding di Pulau Paradis.
Hasil dari eksplorasi tersebut adalah ditemukannya lautan yang selama ini menjadi impian serta cita-cita terbesar Armin Arlert. Impiannya tersebut berawal dari buku milik kakeknya yang menceritakan tentang adanya wilayah air asin yang sangat luas yang disebut sebagai “laut”. Setelah momen tersebut, menurut saya Armin sudah menjadi karakter yang terkesan nggak punya arah dan impian lagi. Di final season ini Armin terlihat seperti sosok yang penuh dengan perasaan bimbang dan mengikuti apa yang ingin dicapai teman-temannya.
#2 Kepemimpinan pasukan pengintai yang diambil alih oleh Hange Zoe
Setelah kematian heroik sang komandan pasukan pengintai, Erwin Smith pada season 3, kini posisi tersebut telah resmi diberikan kepada Hange Zoe. Pada saat momen penting yang merebutkan antara harus memberikan serum titan kepada Erwin atau Armin, Armin diperlihatkan sebagai sosok yang setara untuk menggantikan posisi Erwin sebagai pemimpin yang ahli dalam berstrategi.
Namun, dengan kepemimpinan pasukan pengintai yang saat ini diberikan kepada Hange Zoe, kini peran Armin sebagai pengganti sosok Erwin Smith terkesan nanggung. Jadi, semua strategi yang telah Armin rencanakan tidak semuanya bakalan disetujui oleh Hange karena semua tergantung pada keputusan sang komandan.
#3 Kekuatan Colossal Titan yang nggak ngasih pengaruh besar
Kekuatan Colossal Titan milik Armin nggak terlalu ngasih dampak besar pada cerita Attack on Titan final season. Berbeda dengan Colossal Titan yang sebelumnya digunakan oleh Berthold. Saat itu Colossal Titan digunakan sebagai kekuatan untuk menjebol dinding Maria yang berhasil membuat keadaan di dalam dinding menjadi berantakan dan penuh kepanikan.
Tindakan Berthold tersebut juga berhasil membangkitkan ciri khas karakter Eren Jaeger yang berambisi untuk memusnahkan seluruh titan di seluruh dunia setelah melihat kematian ibunya yang dimakan oleh titan secara tragis. Lalu pada season 3, Colossal Titan yang memiliki tubuh besar dan berkemampuan untuk mengeluarkan uap panas juga berhasil menyulitkan rencana para pasukan pengintai bahkan sampai membuat keadaan Armin menjadi sekarat.
Sedangkan Colossal Titan saat dimiliki oleh Armin, kekuatannya sebatas sebagai tambahan, seperti membantu menyerang pelabuhan pada saat pasukan pengintai melakukan penyerangan di Liberio. Seolah digdaya Colossal Titan yang begitu besar kini hanya digunakan sebagai pelengkap. Padahal tentunya kita berharap adanya momen-momen yang menguatkan kenapa pada saat itu Levi Ackerman cenderung “menyelamatkan” Armin Arlert ketimbang Erwin Smith dengan menyuntikkan serum Titan.
Armin sekarang seolah lebih banyak galau dan curhat-curhatan dengan Annie Leonhart yang masih saja diam mematung.
Itulah beberapa alasan mengapa Armin Arlert adalah karakter yang tidak penting lagi di anime Attack on Titan final season. Padahal peran Armin pada season sebelumnya terhitung sangat krusial terutama dalam hal strategi. Ketika pasukan lain mengandalkan kekuatan fisik, Armin Arlert seolah jadi sosok cerdas yang selalu brilian merencanakan penyerangan bahkan di saat genting sekalipun. Mari kita simak saja apa rencana Hajime Isayama selanjutnya untuk karakter yang penting nggak penting ini.
BACA JUGA Kaya Braus dan Gabi Braun Tidak Bisa Disalahkan, Mereka Adalah Korban dan tulisan Agiel Rabbanie lainnya.