Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia

Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia chelsea wasit liga inggris VAR

Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia (Pixabay.com)

Sebagai fans Chelsea, tentu saja saya geram dengan hasil kepemimpinan Anthony Taylor pada laga Liga Inggris melawan Tottenham Hotspur. Bagaimana tidak, dengan statistik ciamik Chelsea sepanjang pertandingan, malah berakhir imbang karena gol di menit ke-96.

Para fans Spurs bisa bilang “begitulah drama sepak bola”. Drama sepak bola ndasmu, saya bilang nonsense! Ini namanya permainan wasit korup dan diskriminasi anti-Chelsea. Siapa lagi kalau bukan Anthony Taylor sebagai wasit utamanya didukung oleh Mike Dean sebagai kroni-kroninya di meja wasit VAR. Mari saya tunjukkan bukti-buktinya.

Chelsea menguasai pertandingan dengan persentase possession setinggi 65 persen, dibuktikan pula dengan total operan bola sebanyak 574. Dibandingkan jumlah passing Tottenham, Chelsea jelas-jelas mendikte arah jalannya pertandingan.

Apalagi gol pertama dan kedua Chelsea yang lahir berkat kecemerlangan taktik Tuchel dipadu dengan kualitas teknik para rekrutan baru Chelsea, cukup jelas menunjukkan bahwa Spurs pantas kalah. Lewat sepakan pojok , Cucurella menciptakan assist untuk tendangan voli Koulibaly.

Sementara umpan terukur Sterling memanjakan Reece James dalam mengalahkan kiper Tottenham satu lawan satu. Kok ya apesnya wasit utama Anthony Taylor yang diputuskan memimpin laga ini, jadilah dua gol anak asuhan Antonio Conte lahir dari keputusan kontroversial wasit berkepala botak plontos ini.

Pertama, soal sledingan pemain Tottenham kepada Kai Havertz yang diputuskan sebagai bukan pelanggaran oleh Anthony Taylor, berujung pada build up serangan pada gol pertama Hojbjerg. Gol penyeimbang dari Spurs ini juga punya sisi kontroversial di mana Richarlison jelas-jelas berdiri dalam posisi offside, tetapi dianggap passive oleh wasit.

Kedua, tentu saja soal Romero, bek Tottenham yang main tangan dan jelas-jelas tertangkap kamera. Selain itu, dia, dengan sengaja menjambak rambut gondrong kriwil Cucurella, DI DEPAN MATA Anthony Taylor. Kejadian ini tidak dianggap pelanggaran dan dilanjutkan dengan play on, lalu berlanjut tendangan pojok kedua yang berujung pada gol Harry Kane di detik-detik akhir pertandingan.

Padahal, menarik rambut pemain lawan hingga terjatuh jelas-jelas sebuah pelanggaran keras yang harus dijatuhi hukuman kartu merah. Selain Anthony Taylor, wasit Mike Dean yang berada di ruang VAR juga jelas-jelas melakukan keputusan yang fatal dan sangat merugikan Chelsea. Bahkan Bastian Schweinsteiger yang nggak pernah jadi pemain Chelsea atau Spurs pun ikut komen di Twitter soal kejadian ini.

Untunglah dua wasit ini tidak sedang menjadi pengadil lapangan Liga Indonesia, maka terjaminlah keselamatan fisik mereka. Akan tetapi, dengan kualitas keputusan semacam itu, saya rasa Anthony Taylor dan Mike Dean memang lebih cocok menjadi wasit di Indonesia. Paling tidak, di sini mereka berdua bakal punya reputasi yang lebih baik lah, lha wong wasit Indonesia lebih banyak yang ora nggenah!

Dan kalau kalian masih belum ngeh soal betapa anti-Chelsea si Anthony Taylor ini, di beberapa laga terdahulu juga doi sering banget bikin Chelsea rugi, terutama di laga-laga besar. Misalnya, Marcos Alonso yang pernah kena tabrak setengah salto dari Gazzaniga saat masih menjadi kiper Tottenham, malah dianggap melanggar kiper.

Lalu Kovacic yang pernah dihadiahi kartu merah di Final FA Cup, dan Sanchez yang juga pernah melakukan handsball di final kejuaraan yang sama. Jangan lupa pula soal Maguire yang dengan sengaja menendang selangkangan Batshuayi, serta Reece James yang dianggap melakukan handsball saat Chelsea melawan Liverpool.

Terlalu banyak keputusan kontroversial yang dilakukan Anthony Taylor dan sangat merugikan Chelsea. Akan tetapi, Premier League atau FA Inggris juga menunjukkan gelagat yang mencurigakan dengan terus-terusan memasang Anthony Taylor pada laga-laga besar yang dilakoni Chelsea.

Paling tidak, meskipun Anthony Taylor “mencuri” dua gol kemenangan Chelsea, laga tadi malam melahirkan rivalitas baru antara Tuchel dan Conte. Adu mulut keduanya, selebrasi gol nirempati, dan jabat tangan ngotot di akhir lagi akan terus dibicarakan pada laga-laga berikutnya.

Penulis: Adi Sutakwa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pusing sama Cara Wasit Liga Inggris Memanfaatkan VAR

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version