Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Anime ‘Deca-Dence’ Menggambarkan Perlunya Revolusi di Tengah Tatanan Ideal

Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma oleh Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma
5 November 2020
A A
Anime 'Deca-Dence' Menggambarkan Perlunya Revolusi di Tengah Tatanan 'Ideal' terminal mojok.co

Anime 'Deca-Dence' Menggambarkan Perlunya Revolusi di Tengah Tatanan 'Ideal' terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sepanjang 2020 ini, saya merasa senang karena ada banyak daftar anime yang sangat layak untuk ditonton. Sebagian besar mengusung cerita yang original dan cukup menjanjikan untuk dinikmati. Selain berbagai judul anime terkenal yang rilis di tahun ini, seperti Re Zero Season 2, Haikyuu, God of Highschool, hingga Shingeki no Kyojin, ada satu anime yang memang namanya tidak begitu melambung, tetapi memiliki jalan cerita yang sangat bagus. Anime itu berjudul Deca-Dence.

Deca-Dence bercerita mengenai masa di mana umat manusia berada di ambang kepunahan oleh kemunculan misterius makhluk hidup semacam monster yang bernama Gadoll. Manusia yang selamat diceritakan tinggal di benteng bergerak setinggi 3000 meter yang bernama Deca-dence yang dibangun untuk melindungi diri dari ancaman Gadoll.

Penghuni Deca-dence terbagi dalam dua golongan: Gear, prajurit elit yang melawan Gadoll setiap hari, dan Tanker yang tidak memiliki keterampilan untuk bertarung. Suatu hari, Natsume, seorang gadis Tanker yang bercita-cita menjadi Gear bertemu dengan Kaburagi, seorang Gear yang berkarakter dingin dan bekerja sebagai seorang tukang reparasi besi Deca-dence.

Pertemuan keduanya bermula karena Natsume nggak lolos masuk ujian Gear. Lantaran ia tidak terdeteksi oleh “sistem” dan tangan kirinya cacat. Sehingga ia ditugaskan untuk jadi tukang reparasi dan akhirnya bertemu dengan Kaburagi di sana. Usut punya usut ternyata Kaburagi dahulu merupakan seorang Gear terkenal yang akhirnya dibuang karena dianggap sebagai “bug” atau penyimpangan di dalam sistem Deca-Dence.

Sekedar informasi, Deca-Dence merupakan benteng pertahanan umat manusia terakhir yang dipimpin oleh suatu sistem artificial intelligence agar nggak melakukan hal bodoh dan nggak punya takdir nahas seperti yang pernah dilakukan manusia terdahulu. Singkatnya sistem Deca-Dence disusun untuk mencegah melakukan kesalahan layaknya yang dilakukan manusia dahulu.

Deca-Dence memiliki tujuan untuk menyediakan kehidupan yang tertib bagi seluruh penghuninya sehingga hal-hal yang dianggap menyimpang, misalnya kecenderungan untuk melakukan kejahatan, pemberontakan, hingga sekadar keingintahuan berlebih akan dianggap sebagai suatu penyimpangan dan dianggap sebagai “bug” yang harus dimusnahkan.

Analogi bug dengan pergerakan

Saya akui sebagai seorang mahasiswa hukum yang cukup sadar akan permasalahan sosial saat ini, sekaligus sebagai seorang wibu membuat saya senang menganalogikan basis pemikiran jalan cerita suatu anime terhadap keadaan sehari-hari. Salah satunya seperti yang ada di dalam anime ini.

Cerita bagaimana Natsume yang enggan menyerah untuk bisa membuat suatu perubahan, suatu kondisi ketika para monster Gadoll lenyap meskipun dengan segala keterbatasannya. Serta Kaburagi yang sudah hampir di ujung keputusasaan karena nggak bisa berbuat banyak untuk mengubah keadaan lantaran takut kalau dimusnahkan.

Baca Juga:

Sonny Boy, Anime Buatan Sutradara One Punch Man yang Layak Ditonton Musim Ini

3 Rekomendasi Anime Time Leap Selain Tokyo Revengers biar Nggak Nggumunan

Premis cerita yang sebetulnya sederhana, bercerita mengenai upaya “pergerakan” ke arah yang lebih baik. Meskipun sistem nggak menganggap demikian, dalam perspektif sistem, mereka ini dianggap sebagai bug yang memiliki ketidakpastian yang mungkin akan berakibat fatal ke depannya.

Apakah sistem tersebut salah? Sebetulnya nggak sepenuhnya karena memang sistem tersebut disusun berdasarkan pengalaman umat manusia sebelumnya yang begitu lalai sehingga menyebabkan kerusakan bumi. Maka dari itu, menurut perhitungan sistem, tindakan para bug ini layak untuk dimusnahkan karena akan mengganggu ketertiban sosial yang sudah dibangun.

Natsume sang revolusioner

Penggambaran tokoh Natsume dalam anime ini dapat dijelaskan dengan beberapa kata yaitu, ceria, naif, dan pantang menyerah. Ia selalu berusaha mempengaruhi sekitarnya untuk terus bergerak maju, ke arah yang menurutnya benar. Meskipun ia sendiri nggak tahu persis di masa depan apakah akan lebih baik.

Setidaknya entitas dirinya sebagai bug memang mempengaruhi pola pikirnya yang cenderung nggak bisa ditebak. Wajar saja kalau sistem menganggapnya sebagai sebuah penyimpangan. Akan tetapi, seseorang dengan karakter yang nggak bisa ditebak dan berbeda dari orang lain, justru memiliki hal yang penting untuk membuat orang-orang di sekitarnya berpikir ulang.

Para revolusioner di dunia nyata pun memiliki hal yang sama, yaitu karakter pembeda yang merasa keadaan saat ini bukanlah keadaan ideal. Ia pun merasa memiliki kewajiban untuk menggerakan sekitarnya menuju arah yang lebih baik.

Deca-Dence memberikan gambaran yang baik tentang revolusi yang nggak melulu soal keruhnya politik. Melainkan, suatu hal sederhana bahwa revolusi memang selalu didasarkan pada keinginan pantang menyerah untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tidak perlu mempelajari rumitnya panggung politik, niat untuk memperbaiki keadaan saja sudah jadi titik awal revolusi.

Sumber gambar: Deca-Dence Official Site

BACA JUGA Mengenal Cabin Fever, Penyebab Depresi di Kala Pandemi dan tulisan Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: rekomendasi animereview anime
Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma

Daffa Prangsi Rakisa Wijaya Kusuma

Pemerhati isu hukum dan sosial yang suka nonton film dan baca buku.

ArtikelTerkait

spoiler aot MAPPA terpesona Mengulik Persamaan Menkes Budi Gunadi dan Reiner Braun dari Attack on Titan  terminal mojok.co

Eren Yeager di ‘Attack on Titan’ Cenderung Jahat dan Abuse of Power

20 Desember 2020
Bantahan soal Armin Arlert yang Dianggap Nggak Penting Lagi di AoT. Jangan Ngadi-ngadi lah mojok.co/terminal

Bantahan soal Armin Arlert yang Dianggap Nggak Penting Lagi di AoT. Jangan Ngadi-ngadi lah

10 Maret 2021
Zeke Yeager, Tokoh AOT Paling Santuy walau Punya Banyak Dosa. Yolo! mojok.co

Zeke Yeager, Tokoh AOT Paling Santuy walau Punya Banyak Dosa. Yolo!

13 Februari 2021
gojo satoru Membayangkan ‘Jujutsu Kaisen’ Berlatar di Indonesia, Nuansanya Dukun Banget Nih mojok.co/terminal

Membayangkan ‘Jujutsu Kaisen’ Berlatar di Indonesia, Nuansanya Dukun Banget Nih

7 Maret 2021
Yelena dan Floch Forster, Pimpinan Buzzer Pemberontak yang Fanatik di 'Attack on Titan' terminal mojok.co

Yelena dan Floch Forster, Pimpinan Buzzer Pemberontak yang Fanatik di ‘Attack on Titan’

23 Februari 2021
Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime terminal mojok.co

Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime

12 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.