Nobita digambarkan sebagai tokoh anak yang pemalas, bodoh, lemah, dan cengeng. Namun, saya percaya kalau Nobita itu sebenarnya cerdas, hanya saja orang tuanya nggak mengenali jenis kecerdasan yang dimilikinya. Seperti yang pernah dikatakan Albert Einstein, setiap orang itu cerdas, namun jika kita menilai seekor ikan dari kemampuan memanjat pohon, maka ia akan selamanya menganggap dirinya bodoh.
Kalau kita menilai kecerdasan Nobita dari nilai matematika yang didapatnya, maka tentu tak heran kalau ia dianggap bodoh. Dan kita bisa melihatnya dari bagaimana Nobita sering dimarahi ibunya lantaran mendapat nilai nol. Tapi, pernahkah seorang Nobita mendapat pujian atas kegemarannya membaca komik?
Saya tahu Nobita sering dapat nilai nol, terlalu malas belajar, pun dalam bidang olahraga dia selalu jadi yang paling kalah. Akan tetapi, kecerdasan nggak hanya berupa logika atau keahlian di bidang olahraga saja, kan?
Ada yang dinamakan kecerdasan spasial, yaitu kemampuan otak dalam mengamati, memikirkan, memahami suatu hal ke dalam sebuah gambar. Dalam serial Doraemon episode Raja di Dunia Permainan Tali Temali, Nobita dengan antusias menunjukkan temuan barunya kepada ibunya. Alih-alih mendapat apresiasi, malah amarah dari sang ibu yang ia dapatkan. Nobita dianggap menyia-nyiakan waktu luang. Bukannya belajar, malah melakukan hal yang nggak bermanfaat. Padahal hobi yang dimiliki Nobita seperti membaca komik dan bermain tali temali merupakan tanda bahwa ia memiliki kecerdasan spasial.
Saya membayangkan jika Nobita adalah saudaranya Maudy Ayunda, pasti kehidupannya akan jauh berbeda. Maudy Ayunda pernah mengatakan kalau dirinya semasa kecil adalah anak yang introver pemalu. Ia pernah menangis ketika harus menyanyi di atas panggung karena merasa nggak percaya diri. Namun, yang dilakukan orang tua Maudy adalah memberikan support, mengajak Maudy untuk mencoba lebih banyak hal, dan memperluas wawasan.
Lingkungan yang dibangun oleh keluarga Maudy Ayunda adalah lingkungan yang terbuka dan penuh apresiasi. Bahkan, sejak kecil, Maudy dan saudaranya diajak untuk berani beropini. Urusan terkait pendidikan pun sudah dipikirkan begitu matang oleh kedua orang tuanya. Dalam Instagram milik ibunda Maudy, ada postingan yang menceritakan bagaimana usaha kedua orang tuanya dalam mendapatkan sekolah terbaik bagi anak-anaknya. Ibunda Maudy melakukan observasi di berbagai sekolah dasar. Meski sudah menemukan sekolah yang tepat, blio nggak langsung memaksakan anaknya untuk masuk ke sekolah itu. Blio justru mengajak Maudy untuk datang dan ikut mengamati terlebih dulu kegiatan belajar mengajar di sana.
Dari pola asuh yang diterapkan dalam keluarga tersebut, seorang Maudy Ayunda yang masa kecilnya sangat pemalu, tumbuh menjadi gadis yang percaya diri dan mampu menorehkan prestasi.
Andaikan Nobita hidup bersama Maudy Ayunda, mungkin sedari kecil ia akan diarahkan ke bidang seni. Dibelikan alat-alat menggambar atau sebulan sekali diajak pergi ke pameran seni. Mengingat Nobita mempunyai bakat di bidang kreativitas. Apalagi keluarga Maudy juga memiliki ketertarikan di bidang ini.
Saya yakin, andaikan kecerdasan spasial Nobita diasah dengan baik, ia tentu bukan lagi seorang anak kelas 5 SD yang dianggap bodoh dan pemalas. Ia bisa saja sudah memenangkan berbagai lomba, nggak lagi diremehkan Giant dan Suneo, bahkan bisa saja justru Shizuka lah yang berbalik mengejar Nobita.
Saya juga membayangkan, Nobita dewasa akhirnya bisa menjadi seorang arsitek. Merancang tata kota, membuat lingkungan yang indah untuk seorang Shizuka, wanita yang selalu dicintainya. Eaaa~
Sumber Gambar: YouTube Doraemon Bahasa Indonesia
BACA JUGA Ketimbang Pengin Jadi Maudy Ayunda, Mending Belajar Jadi Orang Tuanya Saja dan tulisan Berliana Dyah Ayu Tasya lainnya.