Judi online seperti slot sudah merasuki kehidupan anak-anak sekolah. Masifnya iklan mereka yang nongol di media sosial menjadi jalan masuk ke kehidupan anak sekolah. Salah satunya ke kehidupan teman saya. Dia masih kelas 2 SMK, tapi sudah kecanduan main judi slot online.
Gimana nggak terpapar oleh pengaruh judi slot online. Anak-anak usia sekolah bisa dengan mudah menemukan iklan aktivitas berbahaya ini. Misalnya, halaman sebuah website, iklan YouTube, media sosial seperti X, FB, atau IF. Bahkan pernah saya mendapatkan kiriman tautan judi online di WhatsApp.
Saya nggak habis pikir, sih, kenapa judi slot online ini masih sangat mudah ditemukan. Padahal katanya, Kominfo sudah menghapus 971.285 konten judi online. Tapi, sampai sekarang, teman saya yang masih kelas 2 SMK ini masih bisa main judi slot online.
Kelas 2 SMK dan kecanduan judi slot online
Kembali ke teman saya yang masih duduk di bangku kelas 2 SMK. Jadi, dia mengaku kalau hidupnya kayak hampa kalau nggak main judi slot online. Saya nggak tahu pola pikirnya itu seperti apa.
Setiap hari, dia bisa depo atau transaksi ke akun slot online. Nilainya beragam, mulai dari Rp30 sampai Rp50 ribu. Menang? Ya pernah, tapi sangat sangat sangat jarang terjadi. Kebanyakan pasti kalah. Banyak orang sudah memberinya peringatan, tapi dia tidak mau mendengarkan.
Teman saya ini main judi slot online yang mirip game Candy Crush. Ya, benar, “sebuah game” di mana anggota DPR tertangkap basa main judi online, tapi nggak mau ngaku. Padahal itu jelas sekali lagi main slot online.
Baca halaman selanjutnya: Keprihatinan akan masa depan siswa kelas 2 SMK.