Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Anak Lelaki Perwira Polisi

Syafril Teha Noer oleh Syafril Teha Noer
26 September 2019
A A
satpol PP, polisi

Pengalaman Jadi Satpol PP: Dianggap Penindas Rakyat Sampai Diancam Dibunuh

Share on FacebookShare on Twitter

Seorang perwira, komandan sebuah satuan polisi, mengumpulkan semua anak buahnya dari unit khusus, sepulang tugas menghadapi massa mahasiswa. Matanya memerah. Juga berair. Dadanya kembang-kempis.

Sementara anak-anak buahnya merapikan barisan, amarah masih dia tahan. Giginya gemeretak. Sebentar kemudian meletup. Terhambur ke segala penjuru.

“Bangsat kalian semua! Taik kalian semua!” semprotnya.

Polisi-polisi yang masih berpakaian lengkap, dengan pelapis-pelapis badan bagai baju zirah dan pelindung khusus di kepala, itu terkejut. Ada apa?

“Bagaimana jika mahasiswa-mahasiswa yang kalian aniaya itu anak-anak atau adik-adik kalian? Bangsat kalian semua!” sambungnya.

Sejam yang lalu, di depan gerbang parlemen, bentrok tak terhindarkan. Mahasiswa pendemo merangsek, memaksa masuk. Padahal gedung parlemen tak mungkin menerima semua. Sejumlah wakil mereka saja yang bisa masuk, bertemu dan berunding dengan pemimpin parlemen.

Semangat para pendemo memuai, manakala tahu tak ada titik temu dalam pertemuan kawan-kawan mereka dengan para petinggi lembaga penentu arah pemerintahan negara itu. Teriakan-teriakan kian ramai. Orasi demi orasi disuarakan silih-berganti. Nyanyian-nyanyian sarat sindiran sahut-menyahut. Imbauan-imbauan polisi lewat pengeras suara tenggelam. Tak mempan.

Pagar besi mereka goyang-goyang. Makin lama makin berpeluang merobohkan. Polisi lantas menyemprotkan water canon. Para pendemo tak surut. Air yang tersemprot malah seperti menyegarkan badan-badan mereka. Goyangan di pagar gedung parlemen malah menghebat. Satu sisi pagar tumbang.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Kini air berganti gas. Gas air mata. Puluhan pendemo terundur. Mata-mata mereka perih. Tapi sebentar kemudian batu-batu beterbangan. Tertuju ke polisi-polisi itu. Sebagian tameng dari mika dan helem di kepala-kepala mereka pecah. Ada juga yang luput dari tameng, lalu mendarat di wajah mereka. Darah pun ngucur.

Kemudian, entah dari mana komando datang, polisi-polisi itu bergerak maju. Serempak. Berlari memburu sambil berteriak-teriak. Kerumunan pendemo kocar-kacir. Ada yang berhasil melompati pembatas jalan, atau masuk ke rumah-rumah penduduk. Namun tak sedikit yang bernasib malang. Terjengkang kena terjang. Lalu menerima hujan lebat tendangan dan pentungan.

“Bangsat kalian semua! Taik kalian semua,” teriak perwira polisi itu, sementara pertanyaan-pertanyaan di benak hampir semua anak buahnya belum terjawab; mengapa hari ini sang perwira tak seperti biasanya?

“Mahasiswa-mahasiswa itu bukan maling! Bukan koruptor! Mereka bukan mau makar! Tidak perlu kalian perlakukan seperti itu! Persuasiiiif! Sabaaaar! Mereka generasi bangsa di masa depan….”

“Siap! Mohon ijin, jenderal!” Suara komandan unit menyela. Sang perwira menoleh ke arah suara itu. Di kirinya. Di sana komandan unit khusus berdiri tegap, menghadap ke arahnya.

“Ada apa?” jawabnya. Si komandan unit segera menyambung, “Mohon ijin. Sayalah yang memberi perintah. Massa mulai brutal. Pelajar SMK dan massa tak dikenal sudah mulai ambil bagian. Prosedur tetap yang berlaku mewajibkan kami bertindak. Mengantisipasi kemungkinan chaos yang lebih besar dan berbahaya!”

Perwira itu kini mendatangi si komandan unit. Lalu, ‘plak-plak-plak!’ tapak tangannya terayun ke wajah si komandan unit. Dia masih sangat muda. Tubuhnya terhuyung, tapi segera kembali ke sikap sempurna. “Kalau begitu, kamulah biang bangsat! Kamulah taik paling busuk!” sembur sang perwira. Si komandan unit lekas menjawab, “Siap!”

***

Usai memberikan arahan singkat, sang perwira beranjak pergi. Dia harus segera ke rumah sakit. Tapi, baru 3 kilometer dari markas unit tadi, masih dalam kendaraan yang melaju dengan pengawalan, telepon genggamnya berdenting. Tanda masuk sebuah pesan teks.

“Pa, aku sudah di rumah sakit. Baru saja, dengan suara putus-putus akibat cidera hebat di kepala, Topan berpesan “Papa tak usah menjenguk – respekku pada Papa sudah tak bersisa” – Begitu dia bilang. Papa tak usah ke rumah sakit, deh. Lagipula, banyak aktivis di sini”.

Pesan itu dikirim putri sulungnya. Dan Topan adalah putra tunggalnya. Dia satu di antara mahasiswa yang merangsek, dan ikut jadi sasaran amuk polisi di depan gerbang gedung parlemen tadi.

Tiba-tiba dia merasa si anak lelaki semata wayang sedang menamparnya. Keras sekali. Jauh lebih keras dari tamparannya ke pipi komandan unit di bawah satuannya tadi.

Topan. Anak yang tampan. Lawan debatnya di meja makan. Selalu tentang pentingnya perubahan, dan penegakan keadilan. ***

(Kisah di atas sepenuhnya fiktif. Kalau ternyata ada persamaan adegan dan nama, percayalah, itu bener-bener kebetulan). (*)

BACA JUGA Pak Polisi, Salam Damai Dari Kami Para Mahasiswa! atau tulisan Syafril Teha Noer lainnya. Follow Facebook Syafril Teha Noer.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: aksi mahasiswaMahasiswapolisi
Syafril Teha Noer

Syafril Teha Noer

ArtikelTerkait

Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

Tidak Ada yang Namanya Liburan untuk Anak Persma

7 Maret 2020
5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu Mojok.co

5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu

18 September 2025
Klebengan Sleman Surganya Kos-kosan Mewah dengan Harga Murah Mojok.co

Klebengan Sleman Surganya Kos-kosan Mewah dengan Harga Murah

1 Juli 2024
SpeakPal dan Fondi, Aplikasi Brilian untuk Belajar Speaking Bahasa Inggris

Nggak Cuma Krisis Baca Tulis di Jenjang Menengah, Indonesia Juga Krisis Bahasa Inggris di Jenjang Perguruan Tinggi

31 Agustus 2024
#PolisiSesuaiProsedur smackdown

Ironi #PolisiSesuaiProsedur: Kemarin (Berusaha) Romantis, Sekarang? Nilai Sendiri

14 Oktober 2021
Tembalang Semarang Terbuat dari Tumpukan Masalah, Bikin Nggak Betah Mojok.co

Tembalang Semarang Terbuat dari Tumpukan Masalah, Bikin Nggak Betah

27 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

28 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.