Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Helisa oleh Helisa
24 September 2025
A A
Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal! (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai anak kos, saya terbiasa hidup irit. Tanggal tua jadi ajang uji nyali: memilih antara beli paket data atau beli makan, antara beli token listrik atau beli bensin untuk perjalanan ke kantor. Tapi ada satu hal yang bikin saya benar-benar muak belakangan ini. Konten TikTok yang dengan enteng bilang, “Rp10 ribu cukup kok buat belanja sehari dan makan tiga kali.”

Biasanya, kontennya begini. Ibu rumah tangga masuk pasar, ambil seikat bayam Rp2 ribu, beli tempe Rp3 ribu, dua butir telur Rp3 ribu, tambah cabai segenggam Rp2 ribu. Total? Pas Rp10 ribu. Kamera pindah ke dapur, masakan tersaji, lalu muncul caption: bisa hemat asal pintar ngatur.

Sebagai anak kos, saya ingin bilang, “Bu, Pak, Mas, Mbak, hidup itu nggak sesederhana nota belanjaan Rp10 ribu.”

Rp10 ribu belum termasuk realita

Pertama-tama, mari kita realistis. Anggaplah benar ada pasar yang masih menjual bayam Rp2 ribu dan telur seharga Rp1.500 per butir. Anggaplah belanja Rp10 ribu memang bisa membawa pulang bahan segitu banyak. Tapi apakah belanja selesai di situ?

Untuk menggoreng tempe, kita butuh minyak. Untuk masak sayur bening, kita butuh bawang putih, garam, kadang juga micin biar ada rasanya. Belum lagi butuh gas untuk masak air, beras untuk masak nasi, dan listrik untuk masak nasi pakai magic com. Semuanya itu nggak jatuh dari langit.

Siapa pun yang pernah hidup mandiri tahu, harga bahan makanan hanyalah separuh dari biaya makan. Ada biaya tak kasat mata yang tidak pernah dimunculkan di konten TikTok. Minyak goreng yang makin hari makin mahal, gas melon yang bisa hilang dari pasaran, dan beras yang kabarnya dioplos tapi harganya makin mahal.

Malahan kalau dihitung-hitung, biaya bumbu, minyak, gas, dan beras sering kali lebih mahal dari harga bahan utamanya. Jadi, Rp10 ribu sehari untuk 3 kali makan itu bukan hemat, tapi halusinasi kolektif.

Anak kos paling tahu rasanya

Saya, yang tiap hari hidup di kosan, tahu persis betapa tidak masuk akalnya narasi itu. Uang Rp10 ribu di kota besar paling banter dapat nasi kuning dan es teh jumbo. Kalau beli bahan mentah, malah rugi tenaga karena harus masak, harus cuci, harus keluar ongkos gas.

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

4 Alasan Belanja di Miniso Lebih Nyaman daripada di Niceso, Bukan Cuma Soal Harga 

Dan jangan lupa, anak kos tidak punya subsidi seperti ibu rumah tangga yang sudah punya dapur lengkap. Kompor di kos sering pakai gas sendiri, galon beli sendiri, bahkan perbumbuan yang harus dihemat sampai tanggal gajian tiba.

Makanya ketika ada yang bilang “Rp10 ribu cukup sehari untuk makan tiga kali,” saya merasa ini semacam joke gelap yang hanya bisa ditertawakan sambil perut keroncongan.

Glorifikasi hemat yang menyesatkan

Masalahnya bukan sekadar soal harga. Masalahnya adalah glorifikasi. Konten Rp10 ribu sehari seolah-olah memberi pesan moral: kalau saya bisa hidup hemat, Anda juga bisa. Kalau saya cukup dengan Rp10 ribu, Anda yang merasa berat hidup di kota berarti tidak pandai mengatur keuangan.

Ini menyesatkan. Hidup hemat itu bagus, tapi hemat bukan berarti menormalisasi kelaparan atau menghapus standar gizi. Jangan lupa, tubuh butuh protein, vitamin, dan lemak. Bagaimana mau dapat itu semua kalau modalnya hanya Rp10 ribu? Apa harus menunggu tubuh kita jadi eksperimen kekurangan gizi dulu baru sadar?

Lebih bahaya lagi, narasi di media sosial ini bisa menurunkan standar hidup masyarakat. Orang jadi merasa salah kalau jajan Rp20 ribu buat makan siang, padahal itu normal. Seolah-olah kalau tidak bisa hidup ala Rp10 ribu sehari, berarti kita boros. Padahal kenyataan di lapangan harga pangan naik, ongkos hidup mahal, dan tidak semua orang punya akses belanja semurah itu. Anak kos contohnya.

Kritik untuk sistem, bukan untuk orang

Saya tidak menyalahkan ibu-ibu yang bikin konten TikTok. Mereka mungkin benar-benar ingin berbagi tips. Tapi yang salah adalah glorifikasi sistem yang seakan-akan negara ini baik-baik saja karena warganya masih bisa makan dengan Rp10 ribu seharian. Padahal ini justru bukti bahwa daya beli masyarakat semakin tertekan.

Kalau harga pangan wajar, kalau upah layak, tidak akan ada orang yang bangga bisa hidup dengan Rp10 ribu sehari. Itu bukan prestasi, itu tanda darurat.

Anak kos minta realistis

Sebagai anak kos, saya tidak minta makanan mewah. Saya tahu bagaimana rasanya hidup dengan uang pas-pasan. Tapi saya juga tahu, Rp10 ribu sehari untuk tiga kali makan kayak di konten TikTok itu nggak realistis. Kecuali kalau kita mau menghapus biaya bumbu, minyak, gas, dan beras dari perhitungan.

Jadi, kalau mau bikin konten hemat, silakan saja. Tapi jangan pura-pura itu gaya hidup sehat dan normal. Katakan saja dengan jujur ini trik bertahan hidup, bukan standar hidup.

Karena hidup hemat boleh, tapi hidup sehat wajib. Dan bagi anak kos, Rp10 ribu sehari itu bukan solusi, melainkan keresahan yang tak kunjung selesai.

Penulis: Helisa
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Anak Kos Mending Beli Lauk di Warteg daripada Ngide Masak di Rice Cooker, deh.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2025 oleh

Tags: Anak Kosbelanjaekonomi anak koskonten tiktokMasakUang
Helisa

Helisa

ArtikelTerkait

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

29 April 2020
Sisi Seleb Tiktok Sisca Kohl yang Patut Kita Teladani terminal mojok

Jangan Melihat dari Satu Sisi Saja, Ada Juga kok Hal-hal yang Bisa Kita Teladani dari Seorang Sisca Kohl

5 April 2021
Titip Belanjaan, Dosa Pelanggan Swalayan yang Paling Menyebalkan

Titip Belanjaan, Dosa Pelanggan Swalayan yang Paling Menyebalkan

28 Maret 2024
Mengulek Bumbu Adalah Kegiatan yang Bikin Saya Malas Masak

Mengulek Bumbu Adalah Kegiatan Paling Menyebalkan dan Bikin Malas Masak

27 Maret 2023
5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

1 Maret 2022
Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

24 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.