Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Perbedaan Alun-alun Kidul vs Alun-alun Lor Solo: Sama-Sama Lapang, Beda Nasib

Alifia Putri Nur Rochmah oleh Alifia Putri Nur Rochmah
11 November 2025
A A
Perbedaan Alun-alun Kidul vs Alun-alun Lor Solo: Sama-Sama Lapang, Beda Nasib

Perbedaan Alun-alun Kidul vs Alun-alun Lor Solo: Sama-Sama Lapang, Beda Nasib (Asterroterraphile via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kalian ke Solo dan bingung mau nongkrong di mana yang gratis tapi tetep keliatan keren di Instagram, jawabannya cuma satu, yaitu alun-alun. Tapi tunggu dulu, Solo punya dua alun-alun yang ngapit Keraton Kasunanan Surakarta. Ada Alun-alun Kidul (Selatan) dan Alun-alun Lor (Utara). Meski sama-sama lapang dan sama-sama punya dua pohon beringin kembar, keduanya ternyata beda banget dari suasana sampai filosofi.

Nah, biar nggak salah pilih destinasi nongkrong, yuk kita bedah perbedaannya. Biar nanti pas ditanya, “Kemarin ke alun-alun yang mana?”, kalian bisa jawab sambil angkat dagu, “Oh, saya ke Alkid. Lebih happening.” Atau, “Saya ke Alun-alun Lor. Lebih tenang, lebih sacred.” Pokoknya kedengeran tahu diri lah.

Lokasi dan aksesibilitas: yang satu ramai, yang satu kalem

Alun-alun Kidul terletak di sebelah selatan Keraton Surakarta, tepatnya di Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon. Gerbang masuknya yang ikonik namanya Gapura Gading, dibangun tahun 1932 dan baru resmi dibuka 1938. Arsitekturnya unik banget, ada perpaduan art deco dengan sentuhan Jawa klasik. Ada mahkota di puncak lengkungannya, gardu dengan gaya Romawi di kiri-kanan, dan arca bergaya Hindu-Buddha. Instagramable level maksimal!

Sementara Alun-alun Lor berada di sebelah utara Keraton, di Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. Ini bagian paling depan dari kawasan keraton. Gerbangnya namanya Gapura Gladag, dibangun lebih dulu tahun 1913. Gerbang ini jadi persembahan khusus dari komunitas Eropa untuk Pakubuwono X. Keren sih, tapi nggak seheboh Gapura Gading.

Alun-alun Kidul tampak lebih tertutup karena dikelilingi pemukiman dan jalan utamanya tidak selebar Alun-alun Lor. Makanya suasananya lebih intim, lebih rame, lebih happening. Sedangkan Alun-alun Lor dikelilingi langsung oleh jalan utama yang menghubungkan pusat perekonomian dan pemerintahan Kota Surakarta dari berbagai arah. Jadi lebih terbuka, lebih formal, dan lebih serius gitu vibesnya.

Fasilitas Alkid Juara, Alun-alun Lor Seadanya

Kalau bicara fasilitas, Alun-alun Kidul baru aja dibuka lagi setelah revitalisasi hampir setahun pada Maret 2025. Wajah barunya kece banget! Ada shelter pedagang kuliner permanen di sisi barat kawasan, pedagang kaki lima di sisi timur yang berjualan dari sore hingga malam dengan tenda tidak permanen, toilet, kursi di area pedestrian, dan jogging track. Lengkap pokoknya!

Kandang Kebo Bule di bagian selatan Alkid juga diperluas dan dilengkapi fasilitas tambahan seperti kolam berendam. Jadi kebo-kebo itu sekarang hidupnya lebih mewah dari kita. Ironisnya, mereka nggak bayar sewa.

Sedangkan di Alun-alun Lor, kalian memang tidak akan menjumpai fasilitas serupa dengan Alkid. Namun akan menemukan fasilitas umum dari berbagai spot di sekitarnya, seperti masjid, pasar, dan pusat kuliner yang tidak kalah ramai. Jadi ya… fasilitasnya ada, tapi terpisah-pisah gitu. Nggak se-convenient Alkid.

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Aktivitas Alkid Serba Ada, Alun-alun Lor Lebih Khusyuk

Alun-alun Kidul menawarkan lebih banyak aktivitas seru untuk masyarakat umum. Di sini kalian bisa ngapain aja, seperti jogging pagi, main sepeda, jajan kuliner malam-malam, kasih makan kebo bule dengan kangkung seharga Rp3.000, naik andong keliling kompleks keraton, atau ikutan tradisi masangin jalan kaki melewati dua pohon beringin kembar dengan mata ditutup. Katanya kalau berhasil, permintaan kamu bakal dikabulkan. Percaya nggak percaya sih terserah, yang penting kontennya dapat.

Alun-alun Kidul juga sering mengadakan acara pasar rakyat dengan wahana permainan pasar malam seperti bianglala, kora-kora, komidi putar. Tapi ini nggak setiap hari ya, cuma pas ada event khusus kayak pasar rakyat UMKM Solo Raya yang biasanya berlangsung sebulan. Waktu itu kamu bisa puas-puasin main wahana dari yang biasa sampai yang ekstrem.

Yang paling hits, wisata kulinernya. Bisa dibilang kawasan ini merupakan pusat kuliner di Kota Solo dengan deretan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan di sepanjang pinggir jalan. Harganya juga terjangkau banget, nggak bakal nguras dompet mahasiswa yang lagi bokek.

Sementara Alun-alun Lor lebih kalem. Secara umum fungsi Alun-alun Kidul maupun Utara sama yakni sebagai pusat kegiatan masyarakat, tapi lebih spesifik lagi, jenis kegiatannya berbeda, terutama jika sudah menyangkut acara yang digelar oleh keluarga keraton. Alun-alun Lor lebih sering dipakai untuk upacara resmi keraton, ritual keagamaan, atau acara kenegaraan. Jadi ya… lebih sakral, lebih formal, nggak bisa sembarangan buat nongkrong sambil makan gorengan.

Filosofi dan Sejarah: Ada Cerita di Balik Lapangan

Kedua alun-alun ini dibangun bersamaan waktu Pakubuwana II memindahkan Keraton Mataram Islam dari Kartasura ke Surakarta pada tahun 1745. Tapi fungsinya beda sejak awal.

Di zaman dulu, Alun-alun Lor merupakan kawasan paling depan dari wilayah utara Keraton Solo dengan beberapa bangunan penting. Ada pakapalan di sebelah barat untuk menambatkan kuda para abdi dalem, bangsal patalon di tenggara sebagai tempat gamelan yang mengiringi latihan prajurit keraton. Sebelah barat ada Masjid Agung yang dijadikan pusat agama Islam. Jadi ya, Alun-alun Lor itu lebih ke arah pemerintahan, militer, dan keagamaan.

Sedangkan Alun-alun Kidul lebih bersifat internal bagi lingkungan keraton. Di masa lalu, alun-alun ini digunakan sebagai tempat untuk latihan perang. Setelah Indonesia merdeka, alun-alun ini semakin terbuka untuk masyarakat umum dan sekarang jadi tempat nongkrong favorit warga Solo Raya.

Yang bikin keduanya sama-sama mistis yaitu ada dua pohon beringin kembar yang dipindahkan dari Kartasura dan ditanam saat perpindahan keraton. Pohon-pohon ini punya nama khusus, seperti Kiai Dewandaru di sisi barat yang bermakna “cahaya kedewaan”, dan Kiai Jayandaru di sisi timur yang berarti “cahaya kemenangan”. Masyarakat menyebutnya ringin sangkeran atau ringin kurung karena dikelilingi pagar besi.

Kebo Bule: Si Bintang yang Cuma Ada di Alkid

Salah satu daya tarik utama Alun-alun Kidul adalah keberadaan kebo bule, hewan keramat milik Keraton Surakarta. Di sisi utara alun-alun tersedia kandang kebo bule yang juga dilengkapi kolam berendam. Kebo-kebo ini keturunan Kiai Slamet yang biasa ikut kirab pusaka saat acara Grebeg Satu Suro.

Masyarakat percaya bahwa kerbau bule merupakan jelmaan orang suci dan bahkan kotorannya dianggap bisa membawa keberkahan dalam hidup. Makanya setiap 1 Suro, kerbau ini dimandikan pakai air khusus terus diarak keliling keraton. Kebayang nggak sih, kerbau saja lebih terkenal dari kita?

Di Alun-alun Lor? Nggak ada kebo bule. Kosong. Nggak ada yang bisa dikasih makan kangkung. Sad banget nggak sih?

Jam buka dan harga tiket: gratis semua, tapi…

Kabar baiknya, Alun-alun Kidul bisa dikunjungi siapa pun secara gratis. Pihak pengelola tidak membebankan tiket masuk kepada para pengunjung. Kawasan ini selalu buka setiap hari dan tidak pernah tutup. Jadi kalau kalian lagi bokek tapi tetep pengen jalan-jalan, ini solusinya.

Alun-alun Lor juga gratis dan buka setiap hari. Cuma ya itu, lebih sepi aktivitasnya. Kecuali pas ada acara keraton, baru ramai. Tapi tetap nggak seramai Alkid yang tiap malam ramai kayak pasar malam.

Jadi kesimpulannya? Kalau mau nongkrong santai, jajan kuliner, kasih makan kebo, main wahana, dan dapet konten Instagram yang happening, ya ke Alun-alun Kidul. Kalau mau yang lebih tenang, lebih sakral, lebih khusyuk buat kontemplasi atau sekadar lewat sambil liat-liat Keraton dari jauh, ke Alun-alun Lor aja.

Yang penting kan, udah pernah ke Solo. Mau ke alun-alun yang mana, tetep bisa pamer di story. Tinggal pilih caption yang cocok aja, “Menikmati sejarah di tengah modernitas ” atau “Finding peace in sacred places “. Bebas!

Yang penting gratisan, kan?

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Destinasi Wisata di Solo yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2025 oleh

Tags: alun-alun kidul soloalun-alun lor soloalun-alun solodestinasi wisata solosolo
Alifia Putri Nur Rochmah

Alifia Putri Nur Rochmah

Penulis kelahiran Kebumen. Anak Ekonomi Pembangunan UNS yang lebih tertarik pada cerita di balik data. Berpengalaman sebagai content writer dan content creator, gemar berkelana ke tempat-tempat baru, dan menulis tentang apa saja dari yang serius sampai yang receh.

ArtikelTerkait

Flores Nggak Perlu Diromantisasi, Nggak Bakalan Bisa!

Flores Nggak Perlu Diromantisasi, Nggak Bakalan Bisa!

13 April 2023
Dosa Bus BST yang Mengancam Nyawa Penumpang dan Pengendara lain di Solo (Unsplash)

Dosa Bus BST yang Mengancam Nyawa Penumpang dan Pengendara lain di Solo

19 Maret 2023
Tempat di Gerbong Prameks yang Cocok untuk Kawula Muda Pacaran terminal mojok.co

Tempat di Gerbong Prameks yang Cocok untuk Kawula Muda Pacaran

18 Januari 2021
Derita Masyarakat Solo Purwodadi Menghadapi Bus Rela (Unsplash)

Derita Masyarakat Solo Purwodadi Menghadapi Bus Rela karena Nggak Punya Pilihan

6 Mei 2023
Sate Kere Solo, Makanan Orang Miskin yang Kini Digandrungi Semua Kalangan Mojok.co

Sate Kere Solo, Makanan Orang Miskin yang Kini Digandrungi Semua Kalangan

29 Juni 2024
Rekomendasi Hotel Bintang 3 di Solo Dekat Taman Sriwedari, Cocok buat Staycation Terminal Mojok

Rekomendasi Hotel Bintang 3 di Solo Dekat Taman Sriwedari, Cocok buat Staycation

10 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.