Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
26 November 2025
A A
Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Terhitung sudah tiga tahun sejak saya resmi menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Selama periode itu, saya mulai menyadari bahwa kehidupan pasca-lulus tak hanya berkaitan dengan mencari pekerjaan, tetapi juga dengan bagaimana saya mengelola stres dari persepsi orang lain tentang identitas akademis saya.

Stereotipe tentang UNNES memang cenderung bernada meremehkan alumnninya. Ironisnya, hal tersebut tak hanya datang dari orang luar, tapi juga dari sebagian lulusan yang pernah saya temui. Mereka masih kerap gamang antara merasa bangga atau memilih bodo amat dengan reputasi kampus.

Meski begitu, saya menyadari bahwa stereotipe adalah bagian dari dinamika sosial yang tak selalu bisa kita kontrol. Satu-satunya hal yang benar-benar bisa saya atur adalah bagaimana saya memilih untuk merespons atau mengabaikannya.

UNNES, tempat penampungan mahasiswa yang ditolak kampus bergengsi

Nampaknya jadi hal lumrah jika mahasiswa UNNES dianggap hanya sekumpulan orang yang tertolak dari kampus negeri bergengsi macam UNDIP. Padahal nggak gitu juga. Stereotipe semacam ini sebenarnya gampang sekali dipatahkan, asal kita mau berpikir sedikit saja.

Tetapi karena masih ada yang ndablek, saya coba jelaskan pelan-pelan. Mahasiswa UNNES itu nggak ujuk-ujuk diterima kampus, lho. Kami tetap melalui proses seleksi, dan seleksi itu diikuti ribuan peserta.

Kalau saja mau niat sedikit mencari data, Detik.com pernah menginformasikan jika jumlah pendaftar UTBK–SNBT UNNES tahun 2025 mencapai sekitar 38 ribu orang. Padahal kuota penerimaan mahasiswa baru hanya3.686. Artinya, rasio penerimaannya memang cukup ketat dan jauh dari gambaran bahwa siapa pun yang gagal di UNDIP bakal otomatis diterima UNNES.

Alumni yang tidak berprofesi sebagai guru dianggap anomali

Stereotipe lain yang tidak kalah sering mampir ke telinga saya selaku salah satu alumni UNNES adalah anggapan bahwa kampus ini hanya menghasilkan lulusan yang otomatis jadi guru. Seolah semua mahasiswa UNNES memang ditakdirkan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa yang gemar berdiri di depan kelas sambil membawa spidol. Pokoknya kalau ada alumni yang nggak kerja di bidang pendidikan dianggap sebagai anomali.

Pandangan ini sebenernya ada benarnya juga. UNNES memang punya akar sejarah sebagai kampus keguruan, jadi wajar kalau banyak orang berpikir demikian. Namun dianggap anomali bukan berarti kita gagal. Hanya saja jalur karier alumni yang non-guru dianggap lebih berwarna dan nggak biasa saja. Intinya, yang penting bukan label “guru atau bukan”, tetapi bisa lebih produktif, kreatif, dan tetap punya kerjaan ora nganggur wes alhamdulilah.

Baca Juga:

7 Kampus di Semarang Ini Bikin Kalian Yakin bahwa Semarang Adalah Tempat Terbaik untuk Menimba Ilmu

Jangan Ngaku Mahasiswa UNNES Semarang kalau Asing dengan Gang-gang Ini

UNNES, kampus yang nggak melahirkan banyak tokoh penting

Banyak orang cenderung menilai prestise sebuah kampus dari seberapa banyak alumninya yang menjadi pejabat, selebritas, atau tokoh publik. Semakin banyak nama besar yang tercatat, kampus itu dianggap semakin bergengsi. Padahal ukuran sukses tidak bisa disamaratakan hanya lewat popularitas atau jabatan tinggi. Keberhasilan itu beragam bentuknya dan tidak selalu terlihat di permukaan.

Banyak alumni UNNES justru berkarya di bidang pendidikan, penelitian, seni, atau kegiatan sosial. Di mana kontribusi mereka sangat nyata bagi masyarakat. Hanya saja mereka jarang mendapat sorotan media atau pengakuan publik yang luas.

Bagi saya, kondisi ini justru menjadi keunggulan tersendiri. Alumni UNNES tidak dibebani tuntutan untuk menjadi orang terkenal atau politisi beken macam alumni UGM seperti Pak Anies Baswedan, dll. Cukup dengan hidup produktif, bermanfaat, dan merasa cukup dengan pencapaian pribadi udah marem. Kalau bisa sukses ya alhamdulillah, tapi kalau belum ya tidak masalah. Dengan cara ini, tentu alumni lebih bebas mengeksplorasi minat dan potensi diri tanpa terkungkung stereotipe tentang standar keberhasilan yang seringkali ndakik-ndakik.

Intinya tetap legowo aja

Pada akhirnya, menjadi alumni UNNES memang harus belajar legowo. Nggak perlu baper atau tersinggung kalau masih ada yang menilai kampus ini sebagai “kampus orang kalahan.” Faktanya, kesuksesan seseorang tidak selalu bisa diukur hanya dari asal kampus seseorang.

Masih ragu? Lihat saja Abangda Bahlil yang tetap bisa moncer jadi menteri. Padahal dia bukan lulusan UI, UGM, atau bahkan ITB, meski sekarang beliau sedang S3 di UI, sih.

Tetapi yakinlah bahwa peluang akan selalu ada bagi siapa pun yang mau berusaha dan tidak pasrah dengan keadaan. Perlu saya garisbawahi lagi jika makna “legowo” tadi bukan berarti pasrah, tapi tetap bergerak, berkreasi, dan mengupayakan yang terbaik meski stereotipe dan opini orang lain terasa amat menyakitkan. Sehingga tetaplah fokus untuk terus meng-upgrade skill diri sendiri, dan biarkan dunia menilai sesuai kenyataannya.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ketemu Monyet hingga Kuliner Pinggir Jurang, Hal-hal yang Wajar di UNNES Semarang, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2025 oleh

Tags: alumnialumni UNNESstereotipeUniversitas Negeri Semarang (UNNES)UNNESUNNES Semarang
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Makelar Kos UNNES, Hama yang Harus Segera Dimusnahkan (Pixabay.com)

Makelar Kos UNNES, Hama yang Harus Segera Dimusnahkan

16 Agustus 2023
Semarang Mahal Buat Mahasiswa Perantau? Omong Kosong! (Unsplash)

Membongkar Omong Kosong Biaya Hidup di Semarang Mahal bagi Mahasiswa Perantau

5 Agustus 2023
Saya Kelar Mengerjakan Tesis dalam 4 Bulan, dan Ini Cara Saya

Saya Kelar Mengerjakan Tesis dalam 4 Bulan, dan Ini Cara Saya

21 Januari 2024
UNNES Naik Kelas, Kini Jadi Masa Depan Bukan Cuma Kenangan (unnes.ac.id)

UNNES Sudah Naik Kelas, Nggak Hanya Penghasil Guru, tapi Juga Kampus Masa Depan Bukan Cuma Kampus Kenangan

5 Juli 2025
5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

25 September 2025
Kerja Part Time di Daerah UNNES Nggak Ada Bedanya Sama Kerja Rodi, Gaji Seuprit tapi Tuntutan Selangit

Kerja Part Time di Daerah UNNES Nggak Ada Bedanya Sama Kerja Rodi, Gaji Seuprit tapi Tuntutan Selangit

12 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.