Identitasnya Lidah Wetan, realitasnya Ketintang
Banyak alasan mengapa orang menganggap Unesa adalah kampus ternama. Pendapat saya, salah satunya karena branding Unesa yang cukup berhasil. Mungkin ya, sudah banyak yang tahu bahwa di Surabaya Unesa memiliki dua kampus yakni di Ketintang dan Lidah Wetan. Tetapi apakah ada yang benar-benar tahu nasib keduanya? Saya yakin tidak.
Ketika saya memperkenalkan Unesa, sering kali terjadi ketimpangan pengetahuan. Orang-orang sering mengira bahwa kampus saya mentereng. Dengan nada kagum mereka mengatakan saya beruntung bisa kuliah di kampus Unesa yang fasilitasnya memadai, areanya luas, ada di kawasan elit. Pokoknya tidak ada cacatnya. Apalagi gedung rektoratnya yang sangat ikonik!
Akan tetapi ketahuilah, itu berbeda dengan nasib mahasiswa yang kuliah di Ketintang, Gaes. Mereka bernasib malang. Ruang kelas harus rebut-rebutan, di foodcourt harus lesehan, dan tak jarang ada motor yang harus parkir sembarangan sampai menutup jalan. Ya, itu gara-gara kekurangan lahan.
Haduh, apalagi kalau lingkungan jalan umum di Ketintang, kemacetan adalah hal biasa bagi warganya.
Alumni Unesa harus pura-pura bangga
Meski begitu, alumni Unesa kerap harus berpura-pura bangga dengan almamater sendiri. Alasan pertama adalah karena kita sendiri sudah bereskpektasi tinggi, menganggap kampus ini adalah kampus yang luar biasa sebelum tahu aslinya. Setelah kuliah dan paham kondisinya, ya terpaksa dijalani. Mau gimana lagi.
Alasan kedua adalah anggapan orang-orang pada Unesa. Meskipun sudah ada ITS dan UNAIR yang jauh lebih unggul, di Surabaya juga banyak kampus negeri yang masih di bawah Unesa secara ranking. Sehingga orang kadang berkomentar, “Sudah disyukuri saja. Banyak lho yang mau masuk ke sana tapi nggak diterima!”
Hmmm, sebagai alumni kami pun bingung. Bilang bangga, tapi aslinya sengsara. Kalau bilang nggak bangga, orang-orang nggak tahu faktanya dan menganggap kami kurang bersyukur. Jadi, ya sudahlah!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kuliah di Unesa Menyenangkan asal Mahasiswa Mau Berdamai dengan Tiga Kesialan Ini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















