Rumah saya jaraknya ngga jauh dari stasiun Bekasi. Di Google Maps cuma 2,2 KM. Biasanya saya tempuh naik motor sekitar 8 menit dengan kecepatan 20 sampai 40 km/jam. Saya bekerja di Jakarta, tiap hari PP naik KRL. Saya nggak naik motor buat ke tempat kerja, soalnya bikin capek di jalan. Nah, buat perjalanan PP dari stasiun Bekasi ke rumah, saya diantar jemput sama istri.
Sore ini saya pulang kayak biasa. Istri menjemput juga kayak biasa. Tapi ada yang nggak biasa: motornya! Biasanya kami naik motor Honda Vario 110 karbu yang tempo hari saya ceritain itu. Nggak ada lagi selain Vario sebab itulah harta benda semata wayang milik kami. Tapi kali ini saya dijemput pakai Honda Scoopy. Setelah nangkring di atas Scoopy dan ternyata adalah motor baru tetangga saya—yang punya RX King itu, loh.
Istri saya cerita, wah ggg-gilaaa, tetangga saya ini baiknya kelewatan. Honda Scoopy baru aja turun tadi siang langsung dipinjemin ke istri saya. Masih gresss. Mulus tentunya. Masih ada aroma-aroma motor baru dari dealer. Dan usut punya usut, Honda Vario 110 Karbu punya kami susah hidup—untuk tidak menyebutnya mogok—ketika istri saya mau pakai.
Saya juga heran seumur-umur tuh Vario nggak pernah rewel, deh. Akhirnya tetangga yang baik hati itu menawarkan pinjaman Honda Scoopy barunya. Hitung-hitung nyobain, katanya mah gitu. Untung aja nggak ditawarin pinjaman duit. Duitnya buat DP motor baru. Scoopy juga. Wah, jadi perkara rumit.
Ya allhamdulilah sebaiknya saya berprasangka baik aja sama tuh Vario. Tetap berpikir positif. Lagi pula juga istri saya nggak punya pilihan lain karena takut suaminya kelamaan nunggu di pinggir jalan. Jadi mau nggak mau, dia menerima tawaran pinjeman motor yang barunya masih paripurna ini. Malu tidak malu, semua karena ingin menjemput suaminya tercintahhh. Subhanallah istriku~
Secara nggak langsung, kok ya, saya jadi ikutan nyobain Honda Scoopy gress ini. Rasanya agak gimana gitu, naik motor baru pinjaman tetangga yang tingkat sensitifitasnya sangat krusial. Ya gimana nggak sensitif, kadang ada suara jangkrik di halaman tetangga yang lebih nyaring aja, bisa jadi bahan iri-irian. Oke, buat kali ini saya kasih disclaimer: Monmaap nih saya nggak iri, Boss!!!
Ketika jalan pulang sambil saya perhatikan, ternyata yang saya naikin ini All New Honda Scoopy Stylish. Berdasarkan brosur yang disebar sama abang-abang sales Honda di pinggir jalan, price list OTR bulan Juli 2020, Honda Scoopy Stylish ini dibanderol di angka Rp20 juta lebih dikit.
Saya nggak mau tahu, tetangga saya itu beli tunai atau kredit. Ya urusan dia, ngapain dikepoin. Kayak mau bayarin angsurannya aja. Lebih baik kita kepoin motornya. Dengan harga segitu, Honda Scoopy Stylish ini punya fitur apa aja ya.
Fitur Menarik All New Honda Scoopy, yang paling pertama saya lihat adalah kunci kontak termutakhir. Di kunci kontak, udah tergantung sebuah remot. Fungsinya selain buat answer back ternyata juga bisa buat alarm. Selain itu buat buka jok bagasinya udah pakai sistem pencet tombol yang ada di kunci kontak. Jadi nggak perlu lagi kita, buat nyari lubang kunci di body motor pas mau buka jok.
Terus sambil jalan, saya melirik desain spidometernya cukup bagus juga. Bergaya retro modern memang tema yang diusung Honda Scoopy, jadi spidometernya mengadopsi gabungan antara anlaog dan digital. Di spidometer ada indikator engine check, sign, high beam, eco, dan idling stop. Kayak biasa ya itu mah.
Yang analognya udah pasti buat informasi kecepatan saat Scoopy lari. Sementara yang digitalnya menampilkan informasi indikator bensin dan jarak yang udah ditempuh. Cie-cie, Scoopy-nya baru nempuh 7 km, nih~
Penataannya juga cukup gampang buat dilirik. Nggak bikin saya sampai nengok banget ke bawah buat mencari informasi yang ada di spidometer. Bentuk spidometer nggak bulat monoton lagi kayak pendahulunya. Kini berbentuk kotak dengan sudut tumpul tiap sisinya bikin Honda Scoopy Stylish ini Nampak luwes dipandang mata. Nggak kaku aja gitu.
Masih di bagian depan motor, hal yang bikin keren banget di Scoopy ini adalah bagian lacinya. Di laci ini udah pakai penutup. Beda dengan matik Honda yang lain. Desainnya juga unik. Modern sekali. Mengingatkan saya pada dashboard mobil-mobil mewah. Ada fitur tambahan lagi, Lur, charger hape!
Wah, recommended sekali ini buat abang ojol yang kepengin ganti motor baru. Jadi, nggak perlu lagi modifikasi motornya buat tambahan charger. Tapi saya sendiri nggak merasa sepenuhnya aman sih. Takut-takut tuh hape error akibat guncangan pas motor lagi jalan.
Penampilan All New Honda Scoopy yang paling mencolok ada di bagian head lamp. Kayaknya headlamp ini yang bikin mahal. Reflektornya berdesain ala-ala proji di mobil-mobil mewah. High beam dan low beam juga udah mengadopsi LED semua. Wah, ngeri-ngeri sedap ini kalau mikanya pecah. Konon nggak bisa beli mikanya doang. Kudu satu set sama LED-nya. Spare part assy gitu.
Satu hal yang bikin berkesan mewah lagi di Honda Scoopy Stylish ini ada di lampu senjanya. Berdesain melingkari head lamp, tapi di tengahnya terputus. Kayak setengah lingkaran yang disejajarkan. Bentuknya tetep berkesan bulat tapi kesan retro modern nan mewah tetap nggak luput karena juga mengadopsi LED.
Selain head lamp, kaki-kaki All New Honda Scoopy juga terlihat mencolok. Sebetulnya saya agak kurang sreg sama kaki-kakinya. Dengan ring 12 inch, ban belakang ukuran 110/90 dan ban depan 100/90 bikin kesan Scoopy terlihat bogel. Udah badanya mbulet, dikasih kaki-kaki gambot pula. Malah jadinya kayak donat. Tapi mengingat motor Vespa matickyang rata-rata pakai profil pelek kecil gini, saya rasa okelah bisa diterima kalau Honda juga mau disejajarkan sama Vespa.
Bagi sebagian konsumen, hal ini cukup menarik untuk mendongkrak tampilan motor ini. Bahkan, banyak pengguna matik Honda, misalnya Beat atau Vario 110, yang memodifikasi motornya dengan cara mengaplikasikan velg si Scoopy ini.
Berhubung saya dipinjemin motor sama tetangga, jadi wajar aja kalau dipesenin buat sekalian isi bensin. Minta full tank dan Pertamax. Tenang, tenang, duit buat beli bensin udah dikasih sama si empunya motor. Syukurlah tetangga saya nggak berniat buat memalak saya.
Saat di pom bensin, saya bilangnya isi full ke operatornya. Dan masuk di angka 3,3 liter tangki baru bisa penuh. Ternyata tangki bensin Scoopy ini sanggup melahap 4 liter. Kapasitas yang cukup besar buat saya. Dengan fitu ISS-nya Honda Scoopy yang punya kapasitas jeroan 110 cc ini, diklaim bisa menguyup 1 liter bensin buat perjalanan 48,7 KM. Tapi angka segitu nggak bisa jadi patokan ya. Balik lagi ke medan jalan yang kita hadapi, berat muatan, dan gaya berkendara.
Saat mengisi bensin, saya melongok kapasitas bagasi yang gede banget. Kayaknya bisa muat segalanya. Kayaknya lagi nih, bagasi ini menjadi pertimbangan yang berarti buat saya kalau sewaktu-waktu pengin beli motor baru. Saya suka banget sama kapasitas bagasinya yang mencapai 15,4 liter!
Ini cukup banget buat operasional keseharian istri saya. Bisa bawa paket dagangan online, bawa jas hujan, nyimpan helm, nyimpan tas, jaket, dan tentu saja belanjaan. Soalnya Honda Vario 110 karbu milik saya, nggak sanggup buat melahap itu semua. Dengan kapasitas segede itu bikin jok Scoopy jadi melebar ke samping kanan-kiri. Cukup nyaman sih buat berkendara. Apalagi kalau buat jarak jauh.
Kesan pertama saya riding Honda Scoopy Stylish unit tahun 2020 berwarna red mate ini, agak berat di handling. Berat di setang setir. Saya nggak tahu pasti penyebabnya apa, karena saya nggak mengeceknya lebih lanjut. Apakah karena pakai ban gede dengan ring 12. Ataukah bannya emang kurang angin. Bisa jadi comp steer-nya memang perlu disetel lagi.
Jadi rasanya naik motor tetangga yang baru aja turun tadi siang itu… Ah, B aja tuh. Ya B aja! Ngapain juga harus sampai seneng nggak ketolongan. Ingat cuma pinjaman!
BACA JUGA 6 Penyebab Motor Mogok di Jalan dan Solusi Memperbaikinya dan tulisan Allan Maullana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.