Alienoid: Blockbuster Fantasi Penuh Aksi dan Komedi dari Korea Selatan

Alienoid Blockbuster Fantasi Penuh Aksi dan Komedi dari Korea Selatan Terminal Mojok

Alienoid Blockbuster Fantasi Penuh Aksi dan Komedi dari Korea Selatan (Instagram Cinepolis Indonesia)

Sinema Korea Selatan bangkit secara pesat setelah dua tahun pandemi. Beberapa film blockbuster sudah ditonton jutaan penonton. Misalnya, yang terbanyak dari beberapa bulan ke belakang adalah The Roundup. Beberapa judul film Korea Selatan lainnya pun berangsur meraih angka penonton yang jauh lebih baik daripada rilisan tahun lalu. Hal ini sepertinya turut menjadi berkah untuk Choi Dong Hoon, sutradara yang sudah menelurkan banyak film populer seperti Tazza: The High Rollers, Jeon Woo-chi: The Taoist Wizard, The Thieves, hingga Assassination. Film terbarunya, Alienoid, berhasil ditonton sebanyak satu juta kali hanya dalam tujuh hari tayang.

Seperti The Roundup, Alienoid juga cukup diminati di Indonesia. Meski secara angka, layar yang tersedia di sini masih tidak lebih banyak daripada film-film Hollywood dan lokal. Di samping itu, saya melihat kebanyakan penonton Indonesia terhibur oleh film ini—bagus, karena kalau ramai bisa tambah showtime, sehingga kamu yang sedang membaca ulasan ini punya kesempatan lebih besar untuk menontonnya di layar lebar.

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa banyak yang suka dengan film ini. Memangnya tentang apa, sih? Sebelum lanjut membaca, kamu bisa melihat cuplikan trailernya berikut.

Alienoid menceritakan Sang Penjaga (Kim Woo Bin) dan Thunder (Kim Dae Myung), si robot pintar yang menjalankan misi sebagai penjaga penjara alien. Penjara alien tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah otak manusia. Mereka berdua harus menjaga agar para alien tidak kabur dan membuat kekacauan di bumi. Namun, ada alien yang berhasil lepas dari tubuh seorang detektif bernama Moon Do Seok (So Ji Sub) dan berusaha membebaskan alien lainnya. Jika itu terjadi, dunia bisa kiamat. 

Film blockbuster satu ini berlatar di dua zaman yang berbeda, yaitu Dinasti Goryeo dan Korea Selatan modern. Sang Penjaga dan Thunder juga melakukan perjalanan waktu untuk bertarung dengan alien-alien tersebut. Mereka harus mendapatkan Bilah Ilahi yang berkaitan dengan para alien.

Selain Sang Penjaga dan Thunder, ada Muruk (Ryu Jun Yeol) si dukun sableng yang bisa mengeluarkan dua siluman kucing dari kipasnya, Lee Ahn (Kim Tae Ri) perempuan yang dipercaya bisa menembakkan petir, duo Heug Seol (Yeon Jung Ah) dan Cheong Woon (Jeon Woo Jin) dengan peralatan sihir nyeleneh mereka, dan Jajang (Kim Eui Sung) pemimpin geng rahasia di Goryeo ikut memburu Bilah Ilahi.

Alienoid menjadi sajian yang sangat menghibur. Film ini mampu membuat seisi bioskop tertawa oleh humor-humornya, dan beberapa kali saya mendengar ada yang bertepuk tangan kala menyaksikan adegan bertarung yang memiliki koreografi jempolan. 

Alienoid tampil sebagai film proyek Choi Dong Hoon paling ambisius. Seambisius apa, sih? CGI, memadukan banyak genre ke dalam satu film, worldbuilding yang cukup berani (walaupun nyeleneh), dan menyatukan cerita dari dua zaman. Sejauh ini, Alienoid memang yang paling ambisius dari semua karya Choi Dong Hoon. Di samping itu, film ini juga memiliki sokongan dana yang tidak murah. Tidak heran, ada banyak penerapan efek visual yang terkesan megah dan dibintangi aktor-aktor kenamaan. 

Salah satu faktor kesuksesan film blockbuster ini, menurut saya, ada pada konsep dan perpaduan genre yang mulus. Ada kedewasaan dalam cara Choi Dong Hoon mengarahkan film ini. Jika tidak diarahkan oleh orang yang tepat, Alienoid hanya akan berakhir menjadi film yang terlalu pretensius. Namun, Choi Dong Hoon mampu memadukan fantasi, aksi, komedi, dan sci-fi tanpa tersendat-sendat. Penonton tidak merasakan peralihan genre yang tegas, semuanya mengalir dengan deras. 

Kalau saya ditanya, apakah ada bagian yang saya favoritkan, maka jawabannya adalah sekuens aksi dan komedi. Terutama saat kedua elemen tersebut disatukan. Ada bagian di babak ketiga film yang sangat saya suka. Tentu, kamu harus menontonnya sendiri. Tapi, sedikit bocoran untukmu: saya melihat ada pengaruh dari style nyelenehnya Stephen Chow di sini. 

Selain itu, jajaran aktor juga menampilkan performa apik mereka. Ryu Jun Yeol dengan mudah mampu menyampaikan celotehan dan tindakan yang komikal ditambah Yeom Jung Ah dan Cho Woo Jin yang setiap kali muncul menjadi scene stealers. Sementara Kim Woo Bin dan Kim Tae Ri muncul sebagai action hero yang berkarisma. Semua aktor termasuk para cameo bekerja keras dan itu terlihat di layar. Performa yang memukau!

Sebagus apa pun sebuah film, tentu tidak luput dari kekurangan. Alienoid memang tampil gagah sebagai blockbuster sejati dengan robot-robot yang mengeluarkan laser dari tangan macam Iron Man, alien, pesawat macam UFO, dan lain-lain. Namun, secara penuturan cerita, tidak selalu mulus. Ada satu hal yang mengganggu saya, yaitu peralihan waktu yang dibuat misterius padahal tidak perlu. Choi Dong Hoon berusaha menciptakan misteri, tapi malah membuat konsep besarnya tampak lebih rumit. Padahal kalau dibuat gamblang, akan lebih mudah dicerna. 

Secara keseluruhan, Alienoid adalah film blockbuster yang menghibur dan cocok ditonton di layar lebar dan audio yang menggelegar. Kamu tidak akan kecewa, bahkan ketika membandingkannya dengan film-film MCU. Malah dari segi cerita, Alienoid lebih bagus menurut saya. 

Sebagai informasi tambahan, Alienoid memiliki bagian kedua yang akan tayang pada tahun 2023 mendatang. Kabarnya, karakter yang diperankan Lee Ha Nee akan memiliki peran yang sentral setelah di film bagian pertama ini hanya tampil sebagai cameo. 

Alienoid masih tayang di bioskop, lho. Gas tonton~

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Film Horor Korea Nggak Biasa yang Tak Boleh Dilewatkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version