Baru-baru ini saya punya hobi baru. Sebenarnya hobi saya ini sudah sejak lama. Namun, baru kali ini ia muncul kembali, yaitu hobi menonton serial Super Sentai. Paling tidak itu disebabkan oleh dua hal. Pertama, adik saya yang entah sengaja atau gimana, tiba-tiba menonton RTV dan pas saat Super Sentai Lupinranger vs Patranger tayang. Sedang yang kedua, kok ndilalah kamera menyorot si ranger pink yang cantiknya setengah mampus itu.
Eh tunggu sebentar, saya nyebut Super Sentai jangan-jangan kalian ini nggak tahu? Oke deh, saya jelaskan dikit. Super Sentai itu Power Rangers versi Jepang. Nah, kalau Power Rangers pasti tahu, tho? Di Jepang, serial ini masuk kelompok Tokusatsu. Hmmm… apalagi itu? Tokusatsu adalah istilah di Jepang untuk menyebut efek Sci-fi atau fantasi atau horor. Segini aja penjelasan singkatnya.
Namun, hilangkan pikiran bahwa Super Sentai itu meniru Power Rangers ya gaes. Bukan Super Sentai yang meniru, tapi Power Rangers-lah yang mengadaptasi. Power Rangers sendiri bikinan Amerika. Jadi, keduanya ini memiliki pangsa pasar tersendiri. Namun, untuk di Indonesia, Power Rangers lebih familiar ketimbang serial ini. Padahal kalau diingat-ingat kembali, yang lebih dulu tayang di Indonesia itu Super Sentai.
Lantaran berbeda itulah membuat kualitas tayangan keduanya juga lain. Meski sama-sama menyasar anak-anak dan remaja, Super Sentai dan Power Rangers ini beda kasta. Dan untuk hal ini, Power Rangers berada di kasta yang rendah.
Saya pernah menonton keduanya. Sebab itu saya tahu kalau Super Sentai lebih bagus ketimbang Power Rangers. Saya punya alasan yang tentu saja bisa kamu simak.
#1 Punya cerita yang “berbeda”
Super Sentai punya cerita yang liar, berani, nggak klise, dan out of the box. Sedangkan Power Rangers punya cerita yang biasa saja.
Kalau di Power Rangers kita melihat bos monster atau musuhnya muncul sejak awal. Nah dari situ kita sudah bisa menebak mana musuh mana bukan. Ajaibnya lagi, walau tergolong tayangan khusus anak, Power Rangers dikasih bumbu kisah cinta di dalamnya yang tak kalah romantis dengan kisahnya Mas Al dan Mbak Andin.
Sementara serial ini nggak begitu. Kadang para penggemarnya seolah dibuat bingung dulu. Hal ini karena semua musuhnya tidak kelihatan sejak awal. Bahkan si bos terakhirnya ini kadang belum tampak sampai episode pertengahan.
Lantaran itulah mungkin Super Sentai sanggup bertahan hingga 45 series. Yang sangat tidak mungkin saya sebutkan karena kalau disebut semua bisa jadi panjangnya melebihi halaman latar belakang skripsi saya.
Dari 45 series itu terbagi menjadi tiga era. Era Showa, Heisei, dan Reiwa. Saya nggak paham gimana pembagiannya. Saya sekadar tahu kalau ia pertama kali tayang pada 1975.
Ceritanya juga lebih dramatis ketimbang Power Rangers yang cuma gelut sama monster. Kadang si Sentai dibikin babak belur bahkan oleh sesama kawannya sendiri. Malah ada juga yang konsep ceritanya dua Sentai jadi satu series. Contoh Lupinranger vs Patranger itu. Yang satu pencuri dan satunya lagi polisi yang punya misi yang berseberangan.
#2 Punya theme song opening yang nggak itu-itu aja
Sejak tahun 1975 sampai hari ini, Toei dan TV Asahi sepertinya tidak kehabisan akal menciptakan theme song yang berbeda-beda untuk setiap serinya. Nggak kayak Power Rangers yang sejak Power Rangers Super Samurai theme song-nya ber-template alias itu-itu aja.
Setiap kali nonton Power Rangers—di RTV nggak usah jauh-jauh—itu opening song-nya pasti ada lirik “Go, Go, Power Rangers” gitu terus. Lha yo jelas sama, wong penyanyinya sama: Noam Kaniel. Coba tonton saja dari Power Rangers Megaforce sampai yang teranyar Beast Morphers.
Sementara opening di serial ini semuanya beda. Nggak ada satu pun yang liriknya sama. Meskipun beberapa dinyanyikan oleh satu orang penyanyi. Coba cek di YouTube, yang teranyar aja deh, Super Sentai Kyuranger, Ryusoulger, dan Kiramager.
#3 Memiliki unsur komedi yang berjibun
Super Sentai memiliki unsur komedi di semua serinya. Kalau di Power Ranger tentu kita akan sangat jarang menemukan unsur komedi. Ya kalaupun ada, boleh jadi garing untuk ukuran orang Indonesia.
Unsur komedinya itu begini, misalkan dengan mengeksploitasi kegoblokan para Super Sentai dan musuhnya. Kadang saya sendiri itu suka ngakak jika tiba-tiba mereka ngobrol santai dengan musuhnya. Duh, kenapa nggak sikat langsung pakai water canon atau apa, sih?
Power Rangers juga ngobrol sih, tapi dengan nada lantang dan terkesan menantang. Kamera hanya menyoroti Power Rangers yang sedang berdialog secara berjauhan dengan si monster. Sedangkan Super Sentai nggak gitu, malah kadang kala seperti orang yang diundang pesta minum teh.
Dalam adegan juga tak jarang, penonton disuguhi backsound lucu ala-ala video prank di YouTube. Misalnya manakala salah satu sentainya, misal si merah atau si kuning melakukan kesalahan goblok, seperti lupa sesuatu atau bertingkah aneh. Itu oleh si editornya disisipi backsound. Intinya biar lucunya paripurna.
Serial ini hanya kurang famous saja di Indonesia. Mungkin kalau televisi-televisi menayangkannya lagi saya yakin ratingnya bakal nembus ke Nebula. Sinetron Ikatan Cinta pun bakal semakin ketinggalan.
BACA JUGA 6 Alasan Ranger Merah Selalu Jadi Jagoan di Mata Anak-anak dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.