Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Alasan Saya Bertahan dengan Air Minum Rebusan, Lebih Hemat dan Jelas Asal-usulnya

Budi oleh Budi
29 Oktober 2025
A A
Alasan Saya Bertahan dengan Air Minum Rebusan Lebih Hemat dan Jelas Asal-usulnya Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Air Minum Rebusan Lebih Hemat dan Jelas Asal-usulnya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari terakhir salah satu perusahan Air Minum dalam Kemasan (AMDK) besar di Indonesia menjadi bahasan. Konsumen merasa tertipu karena air yang digunakan ternyata dari sumur berkedalaman lebih dari 100 meter. Sementara, iklan yang beredar, merek AMDK ini menyebutkan menggunakan mata air asli pegunungan. 

Kabar tersebut sontak ramai diperbincangkan. Di tengah riuh rendah kabar ini, saya yang sehari-hari masih menggunakan air rebusan untuk dikonsumsi ini jadi banyak merenung. Iya, di tengah dunia yang penuh botol bening dan label biru yang berkilau di rak minimarket, setiap hari saya masih memasak air menggunakan ceret di dapur. Saya tunggu sampai mendidih, sampai uap airnya keluar. 

Kebiasaan memasak air bukan karena saya anti-modernitas. Bukan juga karena saya nggak mampu beli galon isi ulang. Ini soal rasa percaya. Entah kenapa, saya merasa lebih tenang minum air yang saya lihat sendiri prosesnya. Dari keran, masuk ceret, direbus sampai bergolak, lalu dituang ke teko kaca. 

Ada semacam kepastian di situ bahwa panas api akan menaklukkan segala yang tak kasat mata. Beda dengan air galon yang entah sudah berapa kali dipindah tangan, entah disimpan di mana, dan entah siapa yang mencucinya. 

Citra air rebusan yang terlanjur buruk

Saya memahami, di luar sana banyak orang yang tidak seberentung saya. Banyak orang yang hidup dengan air tanah yang tidak sehat, sudah tercemar. Itu mengapa, mau tidak mau mereka menggunakan AMDK atau sumber lain untuk air dikonsumsi.  

Akan tetapi, yang sulit saya pahami, orang-orang yang hidup di daerah dengan air tanah yang baik-baik saja, ternyata banyak juga yang menggunakan AMDK. Terlebih orang-orang jadi takut dengan air rebusan. Air rebus terkesan kuno dan tidak higienis. 

Padahal, menurut saya, kalau tidak ada persoalan dengan air tanahnya, air rebusan itu proses yang paling jujur. Tidak ada label murni atau filter ajaib, hanya api yang melakukan tugasnya. Mendidihkan sampai semua mikroba menyerah. Kalau mau disebut teknologi, ini justru teknologi paling tua yang tetap efektif sampai sekarang.

Dan, coba pikir, berapa banyak uang dan plastik yang kita hasilkan dari budaya minum air bermerek itu. Dari botol kecil sampai galon besar, semua ujungnya jadi sampah plastik. Air yang katanya murni, justru meninggalkan jejak kotor di bumi. 

Baca Juga:

AirKu, Air Minum Kemasan Kebanggaan Kulon Progo yang Nggak Kalah dari Air Minum Kemasan Ternama

Aquviva Memang “Maknyes”, tapi Belum Mampu Menggeser Popularitas Le Minerale

Lebih dari sekadar air minum

Mungkin ini terdengar sedikit sentimental. Bagi saya, air rebusan itu menghidupkan suasana rumah. Apalagi kalau hujan turun, udara dingin, dan gelas di tangan saya masih mengeluarkan embun. Setiap tegukan seperti mengingatkan saya pada masa kecil, ketika ibu selalu memastikan air minum di rumah sudah mendidih dulu sebelum disajikan. 

Dan, kalau mau lebih dalam lagi, air rebusan adalah simbol dari kehidupan yang kita kendalikan sendiri. Kita mengambil air, kita rebus, kita tunggu, lalu kita minum. Semua prosesnya ada di tangan kita. Tidak ada ketergantungan pada mesin, tidak ada rasa waswas pada pabrik. Setiap kali saya minum air rebusan, saya merasa sedang meminum hasil kerja saya sendiri. Bukan produk dari sistem besar yang saya tak bisa awasi.

Jadi kalau suatu hari kamu mampir ke rumah saya, dan saya menyuguhkan segelas air tanpa botol, tanpa cap, tanpa embel-embel “dari pegunungan asli”, terimalah itu sebagai penghormatan. Karena air itu saya rebus sendiri, dengan niat yang jernih, bukan dengan iklan di kepala.

Penulis: Budi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Air Mineral Underrated di Indomaret yang Jarang Orang Tahu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Oktober 2025 oleh

Tags: airair minumair minum dalam kemasanair minum rebusanAMDKminum
Budi

Budi

Seorang montir tinggal di Kudus yang juga menekuni dunia kepenulisan sejak 2019, khususnya esai dan fiksi. Paling suka nulis soal otomotif.

ArtikelTerkait

Air Minum Santri, Penguasa Sebenarnya Dunia Air Minum di Pasuruan, Bukan Aqua, Bukan Le Minerale!

Air Minum Santri, Penguasa Sebenarnya Dunia Air Minum di Pasuruan, Bukan Aqua, Bukan Le Minerale!

14 November 2024
Le Minerale, Air Mineral Kemasan "Kemarin Sore" yang Mempreteli Dominasi Aqua

Le Minerale, Air Mineral Kemasan “Kemarin Sore” yang Mempreteli Dominasi Aqua

24 Juni 2024
Surabaya sidoarjo air mojok

Masalah Warga Sidoarjo dan Surabaya Itu Hanya Air

5 November 2020
Aquviva Memang 'Maknyes', tapi Belum Mampu Menggeser Popularitas Le Minerale

Aquviva Memang “Maknyes”, tapi Belum Mampu Menggeser Popularitas Le Minerale

17 Mei 2025
6 Air Mineral Terbaik di Indomaret Dilihat dari Kemasan dan Rasanya

6 Air Mineral Terbaik di Indomaret Dilihat dari Kemasan dan Rasanya

19 Agustus 2023
Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Menjajal Usaha Air Isi Ulang

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Menjajal Usaha Air Isi Ulang

25 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.