Panas
Kawasan pantai memang identik dengan panas, tak terkecuali dengan Pantai Pelabuhan Ratu. Setiap saya ke sana di pagi menjelang siang, cuacanya begitu terik sehingga membeli es kelapa muda menjadi solusi sementara. Ingin menuju bibir pantai pun saya berpikir dua kali saking panasnya cuaca.
Maka dari itu, biasanya saya selalu menyempatkan pergi ke sana ketika sore menjelang malam lalu lanjut menginap bersama kawan. Namun, bagi yang belum terbiasa tentu hal ini cukup berisiko mengingat jalan menuju Pelabuhan Ratu Sukabumi sangat minim penerangan. Selain itu, masih banyak monyet liar yang berkeliaran di sekitar jalan raya yang kadang mengganggu para pengendara yang lewat.
Nggak ada yang begitu spesial di sana
Berlibur ke pantai ya sama saja dengan melihat hamparan air yang sangat luas. Bedanya, sekarang pengunjung bisa menambahkan aktivitasnya, yaitu berfoto atau mengambil gambar untuk Instagram Stories atau kenang-kenangan. Setelah itu paling hanya mengobrol, main HP, atau makan. Bagi yang sudah berkeluarga, mungkin akan mengawasi dan menunggu anaknya bermain bola pantai.
Maka dari itu, saya lebih memilih diam di rumah saja ketika musim liburan tiba sebab jalanan sangat padat. Jika sedang ingin ke pantai, saya memilih untuk meluangkan waktu di hari biasa agar tidak berebut dengan pengunjung yang lain.
Itulah beberapa alasan saya sebagai orang Sukabumi asli ogah untuk berlibur ke Pantai Pelabuhan Ratu, terutama saat musim liburan. Saya lebih memilih beristirahat di rumah menikmati lalu-lalang orang yang hendak berlibur ke pantai.
Penulis: Erfransdo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Misteri Kamar 308 Pelabuhan Ratu: Mistis atau Strategi Marketing?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.