Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Alasan Mengapa Zombi Korea Selatan Larinya Lebih Cepat

Yunika Putri Annisah oleh Yunika Putri Annisah
4 April 2022
A A
zombi korea selatan larinya lebih cepat

Zombi (Tithi Loadthong via Shutterstock)

Share on FacebookShare on Twitter

Zombi Korea Selatan lagi banyak digandrungi penonton di seluruh dunia. Baik itu dalam bentuk karya film panjang maupun serial. Jika diperhatikan lebih dalam, zombi asal negeri ginseng ini punya ciri yang berbeda dibandingkan zombi asal Hollywood. 

Dalam bahasa Indonesia, zombi/the living death diartikan sebagai “mayat hidup”. Sederhananya nih, mereka mati terus hidup lagi, tetapi kesadaran mereka hilang sepenuhnya. Bagaimana mereka mati? Penyebabnya berbeda-beda, ada yang mati karena virus, tanaman liar di hutan, bahkan radiasi. Kemudian mereka bangkit kembali bersama dengan “kegilaan” yang membuat manusia disekitarnya ketakutan.

Dalam dunia perfilman, kisah kehidupan pasca-wabah zombi, atau yang sering kita sebut dengan zombi apocalypse bermula saat film karya George Romero yang berjudul Night of The Living Dead yang dibuat pada tahun 1968 beredar di masyarakat. Saat itu istilah zombi belum diperkenalkan. Tetapi, jika dilacak lebih dalam lagi, tepatnya pada tahun 1932, ternyata ada film yang bertemakan zombi yakni film karya Victor Halperin yang berjudul White Zombie.

zombi
Zombi dalam film-film barat (Warpaint via Shutterstock.com)

Dalam film tersebut, terdapat penjelasan mengenai zombi yang diadaptasi dari kebudayaan populer dari kepercayaan Haiti dan tujuh wilayah di bawah kekuasaan Prancis di Karibia.

Namun, pada masa kini film zombi telah banyak beredar di masyarakat. Film zombi mulai ramai dibicarakan setelah film Resident Evil muncul (setidaknya di lingkungan saya). Film tersebut adalah adaptasi dari game yang berjudul sama. Kemudian film-film lain dengan tema zombi dari berbagai negara pun mulai bermunculan.

Berbicara tentang film zombi, saya pribadi mulai tertarik dengan itu sejak pertama kali saya menonton film Train To Busan di salah satu bioskop yang ada di Kota Bandung. Sensasi setelah menonton Train To Busan masih teringat jelas dalam benak saya. Tetapi, anehnya setelah itu saya menjadi “kecanduan” menonton film yang bertemakan zombi, seperti World War Z, Zombieland, Fear The Walking Death, Resident Evil, I Am Legend, Shaun of The Dead, Rec, One Cut of The Death, dan masih banyak lagi film-film lainnya.

Tetapi ada satu perbedaan yang saya sadari setelah menonton film-film zombi tersebut, khususnya film yang diproduksi oleh Korea Selatan. Ada beberapa film zombi Korea Selatan (selanjutnya akan disebut K-Zombie) seperti Train To Busan, Kingdom, #Alive, All of Us Death, Happiness, di mana zombi yang ada di film tersebut sangat amat menyeramkan.

Poster film tentang zombi, Train to Busan. (Shutterstock.com)

Mereka terkesan lebih cepat saat berlari dan lebih peka terhadap suara. Dan tak dipungkiri jika K-Zombie juga lebih pintar dibandingkan dengan zombi di negara lain. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Baca Juga:

7 Rekomendasi Film Dewasa Korea Terbaik Rating 18+ yang Sayang Dilewatkan

Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

Masyarakat Korea Selatan adalah pekerja keras. Hal kecil yang mencerminkan statement tersebut adalah bahwasannya para siswa di Korea Selatan rela pulang sekolah pukul 10 malam (atau lebih) demi bisa lolos ujian masuk perguruan tinggi yang ketat. Selain itu, para buruh di Korea Selatan terkesan seperti rela bekerja berjam-jam karena mereka beranggapan bahwa jam kerja yang panjang sama dengan produktif.

Jika ditarik kebelakang, mengapa hal ini bisa terjadi?

Jawabannya adalah karena dipengaruhi oleh budaya palli-palli. Mungkin kalian sering mendengar kosakata ini di dalam drakor. Ya, palli-palli sudah menjadi budaya masyarakat Korea Selatan sejak pasca-kemerdekaan. Palli-palli sendiri artinya kurang lebih tergesa-gesa atau cepat-cepat. Lalu bagaimana ceritanya kok bisa budaya palli-palli menjadi sangat mendarah daging dalam sanubari masyarakat Korea Selatan?

Bermula pada saat berakhirnya perang antara Korea Selatan dan Korea Utara yang telah membunuh ribuan nyawa tak bersalah. Saat itu, Korea Selatan tengah dihantui oleh ancaman kehancuran negaranya akibat perang. Sedangkan Korea Utara dan Jepang saat itu tengah berada dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang pesat.

film zombi di korea selatan
Karakter zombi Korea tak lepas dari budaya palli-palli di Korea Selatan. (Shutterstocks)

Presiden Park Chung Hee pun harus putar otak supaya negaranya tersebut tidak ketinggalan. Kemudian muncullah Five-Year Economic Plans dengan budaya palli-palli yang menjadi penunjang. Tujuan utama dari budaya palli-palli ini adalah untuk menumbuhkan pemikiran di masyarakat Korea Selatan bahwa orang rugi adalah orang yang suka buang-buang waktu.

Presiden Park Chung Hee berharap, dengan diterapkannya budaya palli-palli mampu mengubah masyarakat dan negara Korea Selatan menjadi lebih bisa bersaing dengan negara-negara lain. Jadi, dengan adanya budaya palli-palli ini, Korea Selatan dapat keluar dari kerangkeng kemiskinan.

Hal ini terbukti dari kemajuan Korea Selatan dibidang teknologi dan terutama industri hiburannya. Korea Selatan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-12 di dunia berdasarkan produk domestik bruto.

Berdasarkan hal tersebut, mungkin dapat disimpulkan bahwa budaya palli-palli lah yang menyebabkan K-Zombie diciptakan dengan sedemikian rupa, tak lain dan tak bukan untuk mencerminkan kehidupan seharian masyarakat Korea Selatan itu sendiri.

Penulis: Yunika Putri Annisah
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Apakah Fesyen dan Kejahatan Selalu Bekerja Sama seperti di Film-film?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2022 oleh

Tags: Film KoreazombiZombi korea
Yunika Putri Annisah

Yunika Putri Annisah

Teteh-teteh Jurusan Public Relations yang suka film horor dan boyband BTS

ArtikelTerkait

Happiness: Drakor Soal Wabah Penyakit yang Nggak Bikin Happy terminal mojok.co

Happiness: Drakor Soal Wabah Penyakit yang Nggak Bikin Happy

9 November 2021
Mari Berandai-andai jika Keluarga di Film 'Minari' Berasal dari Indonesia Terminal mojok

Mari Berandai-andai jika Keluarga di Film ‘Minari’ Berasal dari Indonesia

1 Februari 2021
Film Korea 2037 Menemukan Kembali Cita di Dalam Penjara Terminal Mojok

Film Korea 2037: Menemukan Kembali Cita di Dalam Penjara

22 Juli 2022
5 Rekomendasi Film Korea dengan Tema Politik terminal mojok.co

5 Rekomendasi Film Korea dengan Tema Politik

7 September 2020
4 Film Korea Bergenre Fantasi yang Sayang Untuk Dilewatkan Terminal Mojok

4 Film Korea Bergenre Fantasi yang Sayang Untuk Dilewatkan

29 Januari 2022
Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

5 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.