Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Memboikot Produk untuk Menyuarakan Ketidaksetujuan Itu Tidak Tepat

Mukhammad Nur Rokhim oleh Mukhammad Nur Rokhim
5 November 2020
A A
memboikot produk prancis mojok

memboikot produk prancis mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Potret kehidupan manusia pasti ada pro dan kontra. Kehidupan yang harmonis, ayem tentrem, damai, dan sebagainya, adalah harapan yang ingin dicapai dan menjadi cita-cita setiap orang. Ketika kehidupan harmonis pun kita yang senang. Mau makan, minum, kerja, dan sebagainya juga enak. Untuk mencapai tataran hidup yang harmonis, manusia harus mau berkompromi dengan beragam kepentingan sesamanya.

Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita-berita yang menerangkan beberapa pemboikotan produk gara-gara ketidaksetujuan terhadap Prancis. Sebagai bagian dari ekspresi berpendapat, hal tersebut sah-sah saja. Tetapi, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan jika seseorang akan memboikot sebuah produk apa pun itu, tidak hanya buatan Prancis saja.

Pertama, seperti yang sudah disebutkan bahwa dalam membentuk sikap harmonis adalah kompromi. Salah satu cara sederhana dalam berkompromi dengan sesama adalah menghargai selera orang lain karena kecocokan masing-masing individu berbeda.

Misalkan, kita memboikot produk kecantikan dari Prancis. Sah-sah saja sebenarnya. Tetapi, juga harus disadari ada orang lain yang memang kulitnya sudah cocok dengan produk kecantikan Prancis. Tentu saja hal ini akan mempersulit orang yang terlanjur cocok itu.

Urusan selera memang tidak ada yang bisa memaksakan. Contoh sederhananya saja yakni masalah daging kambing. Ada orang yang suka, ada juga yang tidak suka daging kambing dengan dalih kesehatan atau lainnya. Tetapi, apakah dengan dalih bisa menimbulkan kolesterol kemudian kita seenaknya melarang orang lain tidak makan daging kambing? Tentu tidak semudah itu. Singkatnya, pantangan itu muncul untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain.

Kedua, sebelum memboikot produk, hendaknya memikirkan orang lain atau dari siapa produk tersebut dibuat. Produk-produk tersebut rata-rata dibuat dan ditawarkan di Indonesia. Karyawan yang bekerja juga sebagian dari orang Indonesia. Mereka memproduksi makanan, minuman, atau menawarkan jasa yang dibuat di Indonesia. Kalaupun terpaksa memboikot produk, seharusnya sudah berpikir dua atau tiga kali bagaimana perasaan mereka.

Memang benar bahwa perusahaan asing itu dimiliki oleh orang luar negeri. Tetapi, sekali lagi, sebagian warga negara Indonesia juga bekerja di perusahaan itu. Maka, jangan berpikiran bahwa perusahaan asing itu yang bekerja orang asing semuanya. Ada juga warga negara Indonesia yang bekerja sebagai teknisi, supplier, maupun pekerja tidak tetap di dalamnya.

Alasan ketiga adalah memicu kelangkaan barang. Kelangkaan barang akan memicu kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan kurva permintaan dan penawaran yang akhirnya membuat harga produk akan “melangit”. Jelas yang dirugikan tidak hanya produsen, tapi konsumen yang akan menikmati produk tersebut juga harus berpikir ulang. Risikonya adalah konsumen harus mencari barang substitusi yang belum tentu memiliki kualitas yang sama dengan produk langganannya.

Baca Juga:

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

Negara Ini Masih Bisa Selamat, dan Kita Semua Tahu Caranya

Dalam kasus lain, kelangkaan bisa jadi akan memunculkan praktik-praktik penimbunan produk. Siapa yang diuntungkan dengan adanya praktik tersebut? Tentu saja orang-orang yang memiliki kepentingan. Harga normal, termasuk beban pajak dan pungutan lainnya, itu sudah mahal, apalagi ditambah dengan penimbunan produk-produk oleh oknum yang memanfaatkan kondisi tersebut.

Hal yang menjadi alasan selanjutnya adalah pajak. Mereka yang membeli atau menjual produk-produk bermerek secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai, bea masuk, bea impor, pajak reklame, dan sebagainya. Berkurangnya produk yang beredar juga akan memengaruhi penerimaan pajak. Kalau sudah terjadi pemboikotan yang demikian, siapa yang akhirnya dan mau untuk disalahkan?

Pemboikotan terhadap produk ternyata juga tidak menyelesaikan masalah. Jika kita jeli melihat keadaan, justru akan menimbulkan masalah baru yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Di sinilah letak pemikiran manusia untuk “empan papan” atau bisa menempatkan suatu hal pada proporsi yang tepat dalam menyatakan ketidaksetujuan.

Berkaca dari pengalaman yang sudah-sudah, seharusnya kita bisa arif dan bijaksana sebelum memutuskan memboikot sebuah produk. Jangan sampai akibat ketidaksetujuan terhadap pendapat seseorang, lantas merugikan orang lain yang tidak tahu menahu dan tidak ada sangkut pautnya dengan masalah. Kontra dalam berpendapat itu boleh, tetapi sebelum melakukan tindakan sudah selayaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya.

BACA JUGA Antasena dan Wisanggeni, Pemuda Pilih Tanding dari Negara Amarta dan tulisan Mukhammad Nur Rokhim lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: boikotpendapatPrancis
Mukhammad Nur Rokhim

Mukhammad Nur Rokhim

Juru Pikir di Pendhapa Kabudayan.

ArtikelTerkait

Kutukan yang Membayangi Prancis di Piala Dunia 2022

Kutukan yang Membayangi Prancis di Piala Dunia 2022

15 November 2022
3 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Mengunjungi Prancis Terminal mojok

Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Mengunjungi Prancis

9 Februari 2021
Emmanuel Macron, Presiden Paling Nggak Ada Kerjaan di Dunia

Emmanuel Macron, Presiden Paling Nggak Ada Kerjaan di Dunia

15 Juni 2023
Sama-sama Aksi Solidaritas, Produk Prancis Diboikot kok Produk China Nggak? terminal mojok.co

Sama-sama Aksi Solidaritas, Produk Prancis Diboikot kok Produk China Nggak?

3 November 2020
Starbucks, Jangan Manfaatkan Loyalitas Penggemar Kpop, Kami Tidak Selemah Itu!

Starbucks, Jangan Manfaatkan Loyalitas Penggemar Kpop, Kami Tidak Selemah Itu!

26 Desember 2023
Negara Ini Masih Bisa Ditolong, kok, Tenang, Tinggal Belajar sama Prancis

Negara Ini Masih Bisa Selamat, dan Kita Semua Tahu Caranya

22 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.