Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Pilih Pengobatan Alternatif daripada Pengobatan Medis

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
25 Januari 2021
A A
Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Pilih Pengobatan Alternatif daripada Pengobatan Medis terminal mojok.co

Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Pilih Pengobatan Alternatif daripada Pengobatan Medis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini bermula dari cuitan dr Asai Ibrahim, seorang dokter spesialis bedah tulang yang mengeluhkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang akhirnya berobat ke dokter spesialis bedah tulang setelah berobat ke pengobatan alternatif yang berakhir dengan tidak menyenangkan.

Ini yang membuat saya bertanya, “Ini kenapa, sih, masyarakat kita demen banget berobat ke pengobatan alternatif yang nggak menjamin sembuh dibanding pengobatan medis yang jelas-jelas berdasarkan ilmu sains?”

Setelah berdiskusi dengan netizen di dunia maya dan pengalaman saya bekerja sebagai staf Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran Rumah Sakit beberapa waktu yang lalu, saya akhirnya membuat beberapa poin-poin berikut ini.

#1 Tingkat ekonomi yang masih rendah

Sebagai negara berkembang, tidak semua masyarakat Indonesia memiliki asuransi. Bahkan sejak adanya BPJS Kesehatan pun, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tidak memiliki BPJS Kesehatan secara mandiri. Mulai dari orang yang bekerja di kantoran, tapi terlalu konsumtif sehingga lalai dalam membayar iuran mandiri, hingga memang orang yang secara ekonomi tidak mampu untuk membayar BPJS Kesehatan secara mandiri.

Hal ini menjadikan sebagian masyarakat kita, terutama yang berekonomi menengah ke bawah memilih pengobatan alternatif ketika sakit meskipun tidak jelas metodologinya seperti apa. Tidak heran pengobatan alternatif seperti Ponari dan Ningsih Tinampi begitu populer di masyarakat menengah ke bawah.

#2 Tingkat pendidikan yang masih rendah

Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan yang masih rendah juga menjadikan masyarakat Indonesia salah kaprah akan segala sesuatunya. Saya pernah melihat pasien di IGD yang teriak-teriak karena kesakitan pada bagian kepalanya. Keluarga pasien yakin bahwa dia dirasuki oleh jin kafir karena ini selalu terjadi selepas tengah malam. Keluarga pasien telah membawa mereka pada sejumlah pemuka agama yang selalu membacakan pasien dengan sejumlah doa, tapi tidak kunjung sembuh. Setelah dilakukan pemeriksaan CT Scan di rumah sakit, ternyata pasien ini menderita tumor otak, bukan dirasuki jin.

Hal inilah yang menjadikan sebagian masyarakat kita lebih memilih pengobatan alternatif ketimbang pengobatan secara medis karena mereka meyakini bahwa segala sesuatunya dapat dilakukan dengan kekuatan doa. Padahal, doa saja tidak cukup. Tentu kita harus membawa orang yang patah tulang ke dokter, bukannya pada pemuka agama, kan?

#3 Stigma rumah sakit yang jelek

Sebagai orang yang bekerja di rumah sakit, saya menerima banyak sekali stigma buruk bahwa rumah sakit hanya mencari keuntungan belaka dari orang yang terkena musibah. Bahkan stigma ini melekat jauh sebelum banyak hoaks yang beredar bahwa rumah sakit meng-covid-kan pasien atau rumah sakit cari untung dari pandemi Covid-19 yang terjadi.

Satu tahun yang lalu, sebelum bekerja di rumah sakit, saya pun mengeluhkan hal yang sama ketika menemani ayah saya berobat di rumah sakit. Mulai dari proses pengobatan yang panjang, yang dimulai dari Faskes Tk 1 (Puskesmas), kemudian dirujuk ke rumah sakit tipe B, hingga kemudian dirujuk ke rumah sakit tipe A yang sangat melelahkan. Antre sejak subuh hingga melewati tengah hari saya lakukan selama berbulan-bulan meskipun sudah melakukan registrasi via daring rumah sakit.

Namun, setelah bekerja di rumah sakit, saya sadar bahwa kesalahan ini bukan pada staf rumah sakit saja, tapi lebih pada sistem kesehatan negara ini yang belum sebagus sistem kesehatan di negara maju seperti Jerman. Selain itu, banyak dari para dokter dan perawat, terutama di IGD rumah sakit yang bekerja lebih dari 8 jam dalam sehari karena rasio tenaga medis dan masyarakat Indonesia yang tidak seimbang. Apalagi keadaan rumah sakit di daerah terpencil yang sarana prasarana dan SDM-nya terbatas.

Selain itu, pencairan dana dari BPJS Kesehatan maupun asuransi swasta pada rumah sakit pun lama sekali. Bahkan BPJS Kesehatan memiliki utang sebesar 80 miliar jauh sebelum pandemi ini ada sehingga rumah sakit melalui jajaran direksinya harus memutar otak untuk menangani defisit keuangan tersebut. Jelas ada yang tidak beres dari sistem kesehatan kita.

#4 Testimoni dari pasien pengobatan alternatif yang sembuh

Dalam tweet dr Asai Ibrahim yang saya sebutkan di atas pun, banyak orang yang sudah berobat ke pengobatan alternatif turut mempromosikan pengobatan alternatif karena terbukti telah sembuh dari penyakit yang dideritanya. Penyakit seperti patah tulang maupun jenis penyakit lainnya yang diklaim sembuh karena metode pengobatan alternatif yang mereka jalani.

Masalahnya, orang yang terbukti sembuh dan tidak mengalami kecacatan hanyalah sekelompok orang yang beruntung dari orang yang tidak beruntung sama sekali. Banyak pasien pengobatan alternatif yang mengalami komplikasi, cacat permanen, hingga kematian yang seharusnya bisa dihindari jika sejak awal berobat secara medis di rumah sakit.

Pengobatan secara medis di rumah sakit dilakukan atas dasar ilmu kedokteran dan ilmu sains yang didasarkan pada riset ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum jika terdapat kesalahan maupun oknum tenaga medis yang melakukan malpraktik. Sedangkan pengobatan alternatif tidak bisa dipertanggungjawabkan karena metodenya memang salah sejak awal.

Saya kira, itulah empat faktor utama kenapa masyarakat Indonesia lebih memilih pengobatan alternatif ketimbang pengobatan medis. Jangan salah sangka, saya pun menghormati pengobatan alternatif, seperti penggunaan obat-obatan herbal alih-alih obat kimia, terapi psikologi seperti hipnosis, maupun terapi sesuai kaidah keagamaan lainnya yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu yang tidak efektif ditangani secara medis.

Saya kira, solusi dari permasalahan ini adalah memperbaiki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia supaya lebih baik. Mau tidak mau agar masyarakat tidak salah kaprah lagi mengenai pengobatan secara medis yang selalu disalah artikan. Pemerintah juga harus memperbaiki sistem kesehatan nasional agar tidak amburadul seperti saat. Pemerintah pun harus membuat regulasi yang jelas mengenai keberadaan pengobatan alternatif agar kelak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum jika terjadi apa-apa.

BACA JUGA Sangkal Putung: Pengobatan Alternatif yang Dipercaya Lebih Manjur dari Pengobatan Modern dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2021 oleh

Tags: medispengobatan alternatif
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

Eksistensi Bekam di Korea Bukan Pengobatan yang Asing, BTS pun Pernah Coba Terminal Mojok

Eksistensi Bekam di Korea: Bukan Pengobatan yang Asing, BTS pun Pernah Coba

18 Februari 2021
6 Alasan Drama Korea Medis Selalu Populer dan Wajib Ditonton

6 Alasan Drama Korea Medis Selalu Populer dan Wajib Ditonton

29 April 2023
Rekomendasi Drama Korea Bertema Medis yang Dijamin Seru dan Bikin Pinter terminal mojok.co

Rekomendasi Drama Korea Bertema Medis yang Dijamin Seru dan Bikin Pinter

9 November 2020
Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

12 Agustus 2023
Daftar Nama Penyakit dalam Bahasa Asing yang Perlu Kita Ketahui terminal mojok

Daftar Nama Penyakit dalam Bahasa Asing yang Perlu Kita Ketahui

20 Juli 2021
sangkal putung

Sangkal Putung: Pengobatan Alternatif yang Dipercaya Lebih Manjur dari Pengobatan Modern

24 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Dibanding Kartun Jepang, Kartun Barat Jauh Lebih Mengasyikkan! terminal mojok.co

Dibanding Kartun Jepang, Kartun Barat Jauh Lebih Mengasyikkan!

Mohon Maaf, Jadi Karyawan Toko Busana Muslim Nggak Langsung Bikin Saya Jadi Religius terminal mojok.co

Mohon Maaf, Jadi Karyawan Toko Busana Muslim Nggak Langsung Bikin Saya Jadi Religius

Celana Pramuka Adalah Celana Paling Multifungsi yang Pernah Saya Pakai terminal mojok.co

Celana Pramuka Adalah Celana Paling Multifungsi yang Pernah Saya Pakai

Terpopuler Sepekan

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Pertama Kali Makan di Mie Gacoan

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Pertama Kali Makan di Mie Gacoan

21 Juni 2025
Salah Kaprah Soal Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB): Dituduh Klenik Sampai Diplesetin Jadi Fakultas Ilmu Berpesta mahasiswa FIB

Mahasiswa FIB Memang Terlihat Santai, tapi Bukan Berarti Mereka Manusia Tak Berguna dan Pantas Dicap Tak Punya Masa Depan

18 Juni 2025
5 Rekomendasi Tempat Makan Enak di Purwokerto Berdasar Lidah Warga Lokal, Wisatawan Wajib Mencicipinya Mojok.co

5 Rekomendasi Tempat Makan Enak di Purwokerto Berdasar Lidah Warga Lokal, Wisatawan Wajib Mencicipinya

21 Juni 2025
Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya dan Terletak di Pinggiran Mojok.co

Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya. Ada sih yang Mewah, tapi di Pinggiran

19 Juni 2025
Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup Mojok.co

Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup

19 Juni 2025
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca sekolah swasta gratis

Sekolah Swasta Gratis, Ide Gila yang Bisa Bikin Pendidikan Makin Miris

19 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Ironi dan Sunyi di Balik Pagar Samsat: Keresahan Satpam Samsat yang Tak Kuasa Mengubah Sistem
  • Olin, Predator Mungil Asal Kotabaru yang Siap Menjadi Marselino Baru di Masa Depan
  • SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola
  • MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025: Lahirnya Bibit-bibit Emas Atlet Sepak Bola Putri dari Lapangan Tridadi
  • Wonosobo yang Dahulu Bukanlah yang Sekarang, Dahulu Jauh Lebih Nyaman
  • Didik Kulot: Hidup Tidak Harus Lurus yang Penting Jujur

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.