Dunia game memang bagi saya cukup menarik. Selain untuk bersenang-senang, sekarang malah banyak yang menjadikannya ladang untuk mencari uang. Apalagi untuk game yang sedang diminati banyak orang. Saya mulai main game sejak SMP. Mulai dari Ninja Saga, Point Blank, Lost Saga, Dragon Nest, Rohan, Perfect World, Seafight, dan beberapa game yang cocok untuk pemilik komputer atau laptop spek kentang lainnya.
Tapi ada satu hal yang dulu banyak terjadi dan mungkin juga sampai sekarang, yakni hode. Sebatas pengetahuan saya, istilah ini awalnya populer di game Ragnarok Online yang salah satu monsternya bernama hode dan bentuknya seperti “barang” laki-laki. Istilah hode ini dinisbahkan kepada laki-laki yang ketika di dalam game mengaku-ngaku sebagai perempuan. Dia biasanya pakai karakter perempuan, foto profil, dan pokoknya seluruh identitasnya di game jadi perempuan.
Karena penasaran, akhirnya saya tanya-tanya langsung sama pelaku hode ini. Dia adalah salah satu teman main saat di warnet. Orang ini, dalam game memang suka mengaku-ngaku sebagai perempuan. Sampai-sampai dia membuat akun media sosial khusus agar menjadi bukti bahwa ia benar-benar perempuan. Karena saya penasaran, saya langsung tanya saja, ngapain kok ngelakuin yang begitu?
Alasan pertamanya yakni dia mendapat perlakuan yang berbeda saat di game. Katanya, kalau dia ngaku-ngaku perempuan, ketika di game dia jarang mendapatkan perlakuan keras dengan kata-kata kasar dan pisuhan. Teman saya ini merasa nyaman dan betah berlama-lama main game kalau seluruh player dan komponen dalam game mendukungnya dengan penuh kasih sayang. Kalau dia ngaku laki-laki, ya tahu sendirilah betapa “keras”-nya jalan ninja laki-laki ketika dalam game.
Selain itu, orang ini juga bilang kalau ia mengaku perempuan, dia bakal dapat banyak keuntungan. Teman saya ini sering dibelikan barang-barang istimewa dalam game oleh orang-orang yang tertipu dan menganggapnya sebagai perempuan. Kata dia enak, nggak perlu ngeluarin uang untuk bisa dapat barang-barang bagus dalam game. Hanya modal mbarengi chatting, dia bakalan dapat banyak keuntungan. Kalau orang ini pengin apa, langsung saja minta sama orang yang ketipu itu.
Katanya lagi, dia bakal sering dibantu leveling dalam game. Untuk mencapai tingkat, level, rank, atau apa pun yang sejenis dalam game, baginya hanya hal mudah. Tinggal cari mangsa aja. Setelah itu dia bikin grup dalam game dan sering-sering menghubunginya ketika akan main bareng. Ketika main, dia hanya diberikan tugas mudah. Yakni hanya dengan menjadi support atau hanya memilih karakter pendukung saja.
Alasan lainnya adalah karakternya dalam game bakal gampang tenar. Dia bakalan dikenal oleh banyak player yang mungkin haus akan kasih sayang. Kalau kebetulan pernah sekali main bareng, dia bakal di-follow dan dijadikan teman dalam game. Nggak usah jauh-jauh, lihat itu di live stream Mobile Legend. Bagi streamer yang foto profil gamenya pakai foto perempuan, itu yang lihat cukup banyak. Dan tak jarang dia di-gift.
Mungkin sih kalau yang main itu benar-benar perempuan, tapi kan sulit bedain mana yang ngaku-ngaku dan mana yang asli. Kecuali memang itu perempuan asli sudah terkenal. Walaupun sulit, tapi teman saya di warnet ini bilang kalau ada ciri-ciri khusus yang membedakan antara yang ngaku-ngaku dan asli. Dia memberikan tips biar nggak banyak laki-laki yang haus kasih sayang gampang ketipu oleh si hode ini saat main game.
Kalau hode biasanya, itu suka pakai nickname yang agak aneh dan berlebihan karena ingin memberikan kesan imut atau juga sering pakai nama-nama bergaya jepang yang kadang ada chan-channya. Biasanya juga dia sering pakai foto-foto yang agak “terbuka” dan pokoknya eye cathcing serta pokoknya bisa bikin laki-laki cuci mata.
Ciri lainnya lagi, biasanya hode itu pandai merayu dan agak genit. Misalnya pakai judul live stream, “gift anu dong kk” dan pokoknya dengan kalimat-kalimat yang mengandung kode agar keinginannya terpenuhi. Dan untuk alasan ini saya yakin, perempuan nggak bakal melakukan itu. Sebab bagi saya, perempuan itu mesti punya harga diri yang tinggi dan nggak bakalan melakukan hal-hal “rendahan” dengan merayu-rayu dan bertindak genit.
Ciri berikutnya adalah dia nggak akan pernah menghidupkan voice chat. Ya gimana wong suara laki sama perempuan itu beda kok. Nggak bakalan dia berani ngidupin. Kalau ngidupin kan bakal ketahuan. Selain itu, kalau udah terlanjur berteman, dia biasanya juga nggak bakalan mau diajak untuk ikut acara gathering. Kadang para gamer yang tergabung dalam club/clan/squad besar itu biasanya sering ngadain gathering. Acara ini biasanya dijadikan ajang kopi darat bagi anggota klub agar semakin akrab. Nah, kalau si hode ini, ya pasti nggak bakalan mau diajak gathering. Mau gimana lagi, lha wong dia “siluman” kok.
BACA JUGA 10 Game Android Penghasil Uang untuk Gamer Medioker dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.