Alasan Kenapa Kita Suka Nggak Puas Sama Film Adaptasi Novel Berdasarkan Teori Sosiologi – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Alasan Kenapa Kita Suka Nggak Puas Sama Film Adaptasi Novel Berdasarkan Teori Sosiologi

FN Nuzula oleh FN Nuzula
20 April 2020
0
A A
film adaptasi novel
Share on FacebookShare on Twitter

Saya baru saja menonton film adaptasi novel favorit saya, yaitu Bumi Manusia (2019) dan Supernova:Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (2014). Setelah menonton, saya memasukkan kedua film tersebut dalam daftar kecewa saya soal film adaptasi novel yang kurang memuaskan, menyusul film Ayat-ayat Cinta 1 & 2, Dilan 1990 dan 1991, Edensor, dan lain-lain. Daftar kecewa itu semakin membenarkan anggapan umum, bahwa menonton film adaptasi novel setelah membaca novelnya, hanya akan membuat kecewa.

Anggapan ini bisa dilihat dari hasil riset mandiri dari Tirto Januari 2017 yang menyatakan 71,25 % dari total 400 responden merasa tidak puas dengan film adaptasi novel favorit mereka. Responden yang puas hanya 9,25 %, sedang selebihnya memilih netral. Ada dua faktor yang menimbulkan ketidakpuasan itu yaitu setting/visualisasi yang ditampilkan dalam film tidak sesuai dengan imajinasi dan alur cerita tidak sesuai dengan novel.

Saya sendiri termasuk yang netral. Saya masih mau berkompromi soal imajinasi saya saat membaca novelnya dengan imajinasi dari sang sutradara film. Itu karena, masih ada beberapa film adaptasi novel sebelumnya yang menurut saya masih memuaskan. Salah satunya adalah Perahu Kertas (2012). Saya begitu puas melihat sosok Kugy dalam wujud hidup diperankan Maudy Ayunda. Meskipun tidak sesuai dengan imajinasi saya soal cewek yang agak tomboi saat membaca novelnya, tapi gak masalah. Maudy mengubah segalanya.

Namun meski sudah mempertimbangkan sutradara dan pemerannya, tetap saja masih banyak film adaptasi novel yang saya tonton dan sudah baca novelnya, masih membuat saya kecewa. Tapi pendapat Simbah Gabriel Garcia Marquez membuka mata saya. Novelis besar peraih Nobel itu berkata, “menurut saya tidak ada satu film (adaptasi novel) yang dapat secara utuh menggambarkan kasus-kasus di novel bagus, tapi terdapat banyak sekali film bagus yang berasal dari novel yang buruk”. Jangan-jangan, memang bukan karena sutradara, penulis skenario dan pemeran film adaptasi novel yang buruk, tapi memang novelnya terlalu bagus untuk divisualisasikan.


Sebagai mahasiswa Sosiologi Agama, jiwa saya terpanggil untuk menjelaskan fenomena yang meresahkan masyarakat saya ini, lewat teori-teori Sosiologi yang saya pelajari di bangku kuliah. Ini bukan karena diniatkan untuk menyumbangkan pikiran pada peradaban manusia, tapi lebih karena gabut saja.

1. Teori Alienasi Agama-Karl Marx

Simbah Marx mengatakan agama bisa menjadi entitas yang mengalinasi manusia. Alinasi di sini yaitu mengeluarkan sesuatu yang merupakan esensi menjadi realitas baru, dan malah menjadi bersifat asing dan memusuhi asalnya tadi. Sedangkan alinasi agama berarti agama diciptakan manusia, tapi dalam praktiknya, tidak membuat kehidupan manusia menjadi lebih manusiawi.

Teori ini bisa dipakai untuk menjelaskan kenapa film adaptasi novel tidak memuaskan. Film tersebut tercipta karena adanya novel. Tapi film yang diciptakan malah bersifat asing bagi novelnya, yakni berbeda dengan apa yang diceritakan novel. Keasingan ini bisa terjadi akibat kurang pasnya alur cerita, dialog tokohnya, visual latar ceritanya dan sebagainya antara film dan novelnya. Konsep asal-asalan ini, saya namakan Teori Alinasi Film Adaptasi.

2. Definisi Komunikasi-Collin Cherry

Komunikasi didefinisikan Cherry sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa dan tanda. Sementara ada perbedaan bahasa yang digunakan antara penulis novel dan pembuat film dalam komunikasi dengan penikmat karya, yaitu bahasa tulis dan bahasa cerita. Memang terdapat perbedaan mencolok antara keduanya. Makanya banyak penulis bagus, tapi bukan seorang pembicara yang baik. Begitu pun sebaliknya. Juga banyak puisi yang hanya bagus dibaca dalam hati saja, tidak saat diucapkan.

3. Agama adalah Candu-Karl Marx

“Agama adalah candu” merupakan kutipan dari Simbah Marx di bukunya A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right yang sering digunakan senjata untuk menyerang Marx sebagai pemikir yang anti agama. Marx melihat agama berfungsi seperti opium dalam masyarakat, yang membuat rasa sakit mereka pada realitas berkurang dan memberikan ilusi bagi mereka sehingga melupakan realitas yang sebenarnya menyakitkan mereka.

Dalam konteks film adaptasi novel, bisa dibilang “mengkhayal adalah candu”. Membaca novel bagus membuat kita mengkhayalkannya dalam imaji sendiri. Kadang dengan cara ekstrem, seperti mengganti karakter utama dalam novel dengan kita sendiri. Misalnya saat saya mengkhayal jadi Fahri di novel Ayat-ayat Cinta. Betapa menyenangkannya membayangkan diri menjadi mahasiswa Mesir yang baiknya masyaAllah, dan dikelilingi perempuan-perempuan cantik yang menyukai saya semua. Tapi dalam film, khayalan saya itu dirampas Fedi Nuril.

Tidak puasnya pembaca saat menonton film adaptasi novel, mungkin karena sudah kecanduan mengkhayal dan tidak terima hasil khayalannya menjadi seperti yang digambarkan film. Setelah saya kupas fenomena ini memakai pisau analisis yang sama, bisa dibilang film adaptasi novel kurang memuaskan pembacanya karena “mengkhayal itu candu” bagi masyarakat.

BACA JUGA Seberapa Pentingkah Anime dan Manga Dibuatkan Film Live Action? atau tulisan FN Nuzula lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 April 2020 oleh

Tags: film adaptasi novel
FN Nuzula

FN Nuzula

Dari Pati, Jawa Tengah. Kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mushonep Fathul Ketip.

Artikel Lainnya

Adriana, Film Bertemakan Sejarah Jakarta yang Mengusung Konsep Mirip dengan Trilogi The Da Vinci Code terminal mojok

Adriana, Film Bertemakan Sejarah Jakarta yang Mengusung Konsep Mirip dengan Trilogi The Da Vinci Code

15 Oktober 2021
Mengenang Kelahiran Anak Pertama di Bulan Ramadan Melalui Novel Ketika Cinta Bertasbih. #TakjilanTerminal05

Mengabadikan Nama Pengarang Novel ‘Ketika Cinta Bertasbih’ Menjadi Nama Anak Pertama Saya yang Lahir di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal05

15 April 2021
Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya? terminal mojok.co

Menonton Film Adaptasi Novel yang Pernah Dibaca di Mana Menariknya?

25 November 2020
Pos Selanjutnya
pinjaman online debt collector pinjol OJK menagih utang piutang menagih utang mojok.co

Utang Itu Sensitif, Sampai-sampai Orang yang Minjemin Duit Jadi Sangat Menyebalkan

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022
  • Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama
    by Yvesta Ayu on 21 Mei 2022
  • Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 
    by Brigitta Adelia Dewandari on 21 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In