Akun TikTok Rama Property beda lho dari akun marketing rumah lainnya.
Dulu, banyak yang bilang jualan itu gampang. Katanya semua orang bisa asalkan mau dan berani. Padahal teknik menjual yang baik nggak sedangkal yang dilontarkan orang awam. Pernyataan ini terbukti di masa sekarang, ketika calon konsumen dengan mudah mengumpulkan informasi berkat kecanggihan teknologi. Dengan begitu, membandingkan produk dan harga antarpenjual dalam hitungan detik tak lagi jadi halangan.
Fakta tersebut memicu para pemasar untuk memeras otak. Mereka berusaha agar produk mereka dapat diserap pasar. Salah satu fenomena strategi pemasaran yang unik ditunjukkan oleh sebuah akun marketing rumah dengan username @rama_property.id di platform media sosial TikTok.
praktik marketing video Tiktok Rama Property ini melampaui ilmu yang belajar teori marketing
ada 4 hal yang menonjol:
1. fokus ke awareness
2. fokus ke kebutuhan konsumen
3. fokus ke market– utas –
— Farchan Noor Rachman (@efenerr) August 27, 2023
Keberadaan akun TikTok Rama Property tak luput dari atensi netizen Indonesia. Bahkan, Rama Property digadang-gadang menjadi akun marketing rumah nomor satu saat ini. Kok bisa?
Daftar Isi
#1 Jalan ninja akun TikTok Rama Property: curi perhatian publik
Iklan yang masif dan repetitif belum tentu membuat masyarakat melirik. Bukankah kebanyakan dari kita justru pengin memencet tombol skip saat tengah asyik menonton atau main game di HP? Artinya, kita nggak tertarik dengan promosi tersebut, malah merasa terganggu dengan iklan yang datang tak diundang.
Perilaku konsumen tersebut disadari oleh akun TikTok Rama Property. Sebagai marketer dari pihak ketiga, poin utama yang menjadi fokus tentu saja adalah memasarkan dirinya dulu, bukan rumah yang menjadi produk penjualan. Maksudnya, Rama Property harus membuat pasar ngeh dulu akan eksistensinya sebagai agen properti. Gimana mau jualan kalau publik nggak sadar akan penjualnya, kira-kira begitu.
Langkah yang disebut membangun awareness ini dieksekusi manis oleh Rama Property. Ia mencitrakan dirinya sebagai sosok nyeleneh nan polos yang akan dengan gampang membuat warganet menoleh. Lihat saja, cara berpakaiannya sungguh sederhana. Meski tampak sepele, ini merupakan upaya cerdas untuk membedakan dirinya dengan agen properti lain yang cenderung berpakaian formal.
Belum lagi logat bicaranya yang khas semakin membuat orang tertarik mendengarkan penjelasannya melakukan review rumah. Gong yang membagongkan juga dilakukan di akhir review yang mengatakan bahwa janji temu bisa dilakukan kapan saja kecuali hari kiamat.
Betul, di titik ini memang hampir mustahil terjadi konversi penjualan produk. Namun, langkah pertama yang krusial dalam membangun kesadaran publik sukses digarap Rama Property dengan menyisipkan poin penjualan unik nan mumpuni.
#2 Targeting dan positioning adalah kunci
Pencitraan bersahaja dan pemanfaatan platform TikTok bukan tanpa alasan. Sebelum melakukan itu, Rama Property pasti telah membuat segmentasi pasar dan mempertimbangkan segmen mana yang akan ia sasar. Bila menilik dari implementasinya, bisa diperkirakan bahwa Rama Property membidik pembeli dengan tingkat perekonomian menengah yang merupakan pasar terbesar di Indonesia.
Rama Property juga nggak mengarah pada calon konsumen di perkotaan besar. Sebaliknya, ia berpusat pada pembeli potensial di daerah pinggiran dan keluarga muda yang mungkin belum memiliki buying power tinggi. Penggunaan media sosial TikTok menjadi alat yang tepat untuk promosi mengingat mayoritas pembeli potensial tersebut kerap memanfaatkan TikTok guna mengulik info seputar properti.
Mengingat pada poin pertama, yakni peningkatan awareness ditunaikan dengan cemerlang, peluang akun TikTok Rama Property sebagai jujugan kunci menggali informasi semakin terbuka lebar. Akibatnya, keunggulan posisi Rama Property melampaui para agen properti kompetitornya meski mereka juga memanfaatkan promosi dengan platform yang sama. Calon konsumen akan dengan sendirinya mencari dan lebih memercayai Rama Property yang telah berhasil mencuri poin awal pemasaran strategis.
#3 Penawaran nilai yang sesuai kebutuhan pasar
Ketika kedua poin di atas telah terpenuhi dengan baik, Rama Property melanjutkan jurusnya dengan menawarkan nilai yang selaras dengan pasar yang ditargetkannya. Alih-alih nyerocos dengan menceritakan berbagai keunggulan produk yang dijualnya, Rama Property justru memilih penjelasan bernuansa review produk ala-ala seleb TikTok. Karena metode pemasarannya adalah review produk, ia nggak melebih-lebihkan rumah yang dipaparkannya.
Hal tersebut terlihat jelas di salah satu postingan Rama Property tentang salah satu rumah berukuran 5 x 10 meter. Dengan gamblang dia menjelaskan bahwa plafon rumah memang nggak termasuk dalam pemasangan lantaran harga rumah yang dipatok adalah sekitar 130 juta rupiah saja. Malahan, ia menimpali untuk nggak meminta terlalu muluk jika harga rumah itu murah.
Cara pendeskripsian produk yang terdengar lugu tersebut justru menarik simpati. Warganet melihat bahwa pembeberan semacam ini justru lebih jujur sehingga pembeli nggak akan kecewa apabila tak sesuai ekspetasi mereka.
Ia tahu bahwa kepuasan konsumen tercipta saat nilai produk yang diterima melebihi harapan konsumen, dan sebaliknya. Makanya Rama Property menggambarkan setiap produk dengan menyesuaikan nilai yang dicari pelanggan. Misalnya, untuk pelanggan yang sensitif terhadap harga, ia lebih cenderung memaparkan fungsi dari masing-masing elemen rumah ketimbang sisi dekoratif yang lebih lekat dengan kemewahan.
Taktik pemasaran Rama Property dengan mengutamakan keunikan dalam menjual jelas bukan hal yang baru. Namun, bagaimana ia mencari celah memikat warganet dan mengintegrasikannya dengan kemajuan teknologi, patut diacungi jempol. Setidaknya, jika belum berhasil menjual unit rumah, Rama Property sudah sukses menjadi kreator konten yang membuat netizen kepincut.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tiktok (Pernah) Dianggap Medsos Goblok, Padahal Twitter dan Instagram Sama Saja Gobloknya.