Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Aksi Kejahatan Klitih yang Ternyata Masih Saja Meresahkan Warga Jogja

Adien Tsaqif Wardhana oleh Adien Tsaqif Wardhana
17 Januari 2020
A A
Aksi Kejahatan Klithih yang Ternyata Masih Saja Meresahkan Warga Jogja
Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini warga jogja diresahkan dengan aksi teror yang dilakukan para klitih yang tidak bertanggung jawab. Klitih ini meneror warga Jogja dengan aksinya yaitu membacok korban dengan senjata tajam yang sedang melintas pada malam hari khususnya yang berkendara seorang diri. Para klitih ini biasanya melancarkan aksinya sekitar jam 1 malam ke atas atau 2/3 malam. Dan biasanya mereka bergerombol serta berboncengan. Apabila mereka di tengah jalan menemukan pengendara motor yang lengah, maka mereka dengan tega langsung menyabet senjata tajam ke arah korban bahkan sampai meninggal di lokasi.

Mungkin ada pembaca yang bertanya apa itu klitih? Klitih memiliki arti yang sangat luas sekarang ini. Tetapi orang dulu menggunakan kata klitih untuk menyebut pergi tanpa tujuan atau keluyuran. Tetapi kata klitih sekarang ini lebih familiar untuk menyebut mereka yang meneror seperti membacok, menusuk, melempar kaca mobil dengan batu dan aksi tindakan kekerasan lainya kepada korban.

Berbeda dengan begal, klitih ini setelah melakukan tindakan kekerasan, mereka tidak mengambil barang sedikit pun milik si korban. Mereka hanya melakukan tindakan kekerasan kepada korban habis itu langsung tancap gas. Lebih parahnya lagi para pelaku kejahatan klitih ini berkisar antara 13-20 tahun, bahkan ada yang lebih muda lagi yang berusia berkisar 10 tahun. Wah wah ngeri. Tidak ngeri gimana, Lur? Anak seusia itu sudah diajari naluri menyakiti orang dengan cara membacok, menusuk, dan macam-macam tindakan kekerasan lainnya.

Hal yang menjadi pemicu itu semua hanya hal sepele.

Pertama, adanya pengakuan atau eksistensi pelaku.

Alasan para bocah-bocah ini mau berbuat kejahatan tersebut hanya karena mereka ingin dikenal namanya. Mereka yang sudah membacok korban ini namanya langsung terkenal dalam kelompok mereka. Ya seperti di GTA San Andreas apabila kita sebagai player telah membunuh orang/geng maka kita akan disegani.

Kedua, harga diri nama geng atau almamater.

Para pelaku kejahatan klitih ini biasanya tergabung dalam kelompok geng suatu sekolah. Mereka ingin nama geng menjadi besar dan ditakuti oleh geng sekolah lain.

Ketiga, sebagai syarat bergabung sebagai anggota geng.

Para calon anggota geng biasanya diberi tantangan dari pemimpin geng untuk membuat tindakan kejahatan sebelum masuk dalam anggota geng. Salah satunya ialah teror klitih yang meresahkan akhir-akhir ini. Apabila mereka telah sukses menjalankan tantangan, maka ia akan diakui sebagai orang hebat dan diterima menjadi anggota sebuah geng.

Memang sangat disayangkan, di usianya yang masih muda dan bau kencur, mereka sudah berani melukai bahkan membunuh orang. Bagaimana jika mereka sudah besar? Mau jadi apa? Mau jadi CJ dalam GTA kah?

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Memang geng yang membuat resah ini sulit untuk ditumpas sampai akarnya, karena geng sekolah ini merupakan sebuah tradisi dan setiap tahun pasti ada kader yang siap membesarkan nama geng. Pihak sekolahan juga kewalahan mencegah siswa membuat geng sekolah. Apabila mereka dilarang di sekolah mereka tetap eksis di luar.

Dilansir dari postingan grup Info Cegatan Jogja, menurut Kapolres Jogja mereka yang tergabung dalam geng jalanan mayoritas dari keluarga berantakan atau broken home. Selain itu, hasil penelitian psikologi membenarkan bahwa kehidupan rumah tangga yang broken home cenderung menjadi penyebab dominan mereka tergabung dalam kelompok geng.

Lantas bagaimana tindakan yang tepat menumpas kejahatan klitih? Memang sulit menumpas klitih dari akarnya, ya karena kita semua tahu di Jogja ada ribuan anak berada dalam keluarga yang kurang beruntung. Tapi ada cara yang menurut saya tepat dalam menangani kasus ini ialah kesadaran para orang tua atau keluarga. Orang tua yang memiliki anak yang rentan dalam pergaulan negatif sebaiknya dididik sebaik mungkin. Misalnya saja diberikan wawasan dan pemahaman tentang bagaimana sebaiknya bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari supaya tidak merugikan orang lain. Siapa tahu jika nilai-nilai itu dibiasakan dan diterapkan dalam lingkungan sehari-hari, aksi-aksi semacam klitih ini tidak ada lagi.

BACA JUGA Bicara Klitih di Yogyakarta dari Mantan Pelakunya atau tulisan Adien Tsaqif Wardhana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2020 oleh

Tags: geng sekolahJogjaklitih
Adien Tsaqif Wardhana

Adien Tsaqif Wardhana

Mburuh di sejarahkita.com

ArtikelTerkait

Kota Malang kota pendidikan. (Unsplash.com)

Kota Malang Kalahkan Jogja Sebagai Kota Paling Ideal untuk Kuliah

11 Juli 2022
Ramainya Jogja Sudah Nggak Masuk Akal, bahkan bagi Orang Luar Kota Sekalipun

Jogja Itu Emang Romantis, tapi buat Pendatang dan Turis Aja

5 Agustus 2025
Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

18 April 2020
Jogja dan Masalah Banjir yang Tak Kunjung Usai: Diguyur Hujan Sekali, Banjirnya Berkali-kali

Jogja dan Masalah Banjir yang Tak Kunjung Usai: Diguyur Hujan Sekali, Banjirnya Berkali-kali

24 Mei 2025
Alasan Saya Tetap Ngaku Asli Magelang meski Bisa Ngaku Asli Jogja

Alasan Saya Tetap Ngaku Asli Magelang meski Bisa Ngaku Asli Jogja

4 Februari 2022
kopi klotok

Belum ke Jogja Kalau Belum ke Kopi Klotok

26 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.