Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Aksara Jawa: Pesan Kehidupan di Balik Sebuah Aksara

Muhammad Adib Mawardi oleh Muhammad Adib Mawardi
18 Agustus 2020
A A
Aksara Jawa Pesan Kehidupan di Balik Sebuah Aksara MOJOK.CO

Aksara Jawa Pesan Kehidupan di Balik Sebuah Aksara MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu ketika Dul Kaher ngobrol dengan Pak Misman. Sebagai sesama sepuh, obrolan mereka nggak jauh-jauh dari kisah kehidupan. Pak Misman memulai cerita dari sebuah pesan yang terkandung dalam aksara Jawa.

Aksara Jawa yang dikarang oleh Ajisaka ini konon dianggap mengandung pesan kehidupan yang dalam, yang patut dijadikan sebagai bahan renungan oleh manusia di setiap zaman. Berikut ini pesan kehidupan yang tersirat dari aksara Jawa. 

Ha Na Ca Ra Ka (ada sebuah kisah) 

Da Ta Sa Wa La (terjadi sebuah pertempuran) 

Pa Dha Ja Ya Nya (yang sama kesaktiannya) 

Ma Ga Ba Tha Nga (yang menjadi bangkai semuanya) 

Aksara Jawa yang monumental ini, konon diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kematian dua orang pengikutnya yang mati sia-sia karena kesalahpahaman. Alkisah, saat Ajisaka hendak pergi untuk menghadapi kezaliman Prabu Dewatacengkar yang gemar memakan manusia itu ia telah menitipkan pusaka keris saktinya pada seorang utusannya. 

Sebelum berangkat, Ajisaka sempat berpesan kepada seorang pengikutnya yang ia titipi pusaka itu agar baik-baik dalam menjaganya dan tidak menyerahkannya pada siapa pun kecuali dirinya. 

Baca Juga:

Tradisi Rewang di Desa: Gotong Royong yang Kini Jadi Ajang Pamer

Saya Muak dengan Industri Film Horor yang Hanya (Bisa) Mengeksploitasi Budaya Jawa Seolah-olah Seram dan Mistis

Singkat cerita, setelah berhasil menaklukkan Prabu Dewatacengkar, Ajisaka meminta seorang pengikutnya yang lain untuk mengambil keris itu. Dan dari sinilah kesalahpahaman itu dimulai. 

Satu pengikut bersikukuh melaksanakan titah tuannya untuk mengambil keris. Sementara pengawal lainnya tidak mau menyerahkan pusaka itu kecuali diambil secara langsung oleh sang pemiliknya. 

Sebab kesalahpahaman inilah kemudian terjadi adu kesaktian, di mana akhir dari pertarungan itu berujung kematian keduanya. Ajisaka begitu menyesali kematian kedua pengawal pilihannya itu. Sebab kematian mereka seharusnya tidak akan terjadi manakala tak ada kesalahpahaman diantara keduanya. 

Untuk mengenang peristiwa ini, Ajisaka pun mengabadikan kisah ini dalam aksara Jawa. Tujuan Ajisaka mengabadikan kisah ini adalah supaya peristiwa yang memilukan dan memalukan ini tidak akan terulang kembali pada generasi berikutnya.

Itulah versi pertama dari ajaran yang terkandung dari aksara Jawa menurut penuturan Pak Misman. Pak Misman pun menerangkan versi kedua dari pesan itu. Menurut Penuturan Pak Misman, pesan kedua yang terkandung dari aksara Jawa adalah:

Ha Na Ca Ra Ka (ada sebuah kisah) 

Da Ta Sa Wa La (tentang perkumpulan dua orang manusia) 

Pa Dha Ja Ya Nya (yang sama kekuatannya) 

Ma Ga Ba Tha Nga (yang kemudian menjadi bangkai semuanya)

Versi kedua dari kisah ini, menurut Pak Misman, mengisahkan tentang hubungan Nabi Adam dan Siti Hawa. Seyelah selesai menjalani hukuman dari Tuhan akibat memakan buah kuldi, keduanya menjalankan tugas berikutnya sebagai manusia yakni berkembang biak. 

Tugas mulia tersebut mereka jalani dengan beradu kenikmatan dan kekuatan tanpa melupakan sebuah kesadaran. bahwa itu semua adalah di antara peran yang ditugaskan oleh Tuhan untuk mereka di dunia agar generasi manusia akan tetap ada setelah mereka meninggal dunia atau menjadi bathang.

Itulah pesan kehidupan yang dapat diambil dari aksara Jawa menurut versinya Pak Misman. Versi dari Pak Misman ini mungkin saja berbeda dari beberapa versi yang telah ada sebelumnya. Namun, setidaknya dari perbedaan itu kita dapat mengambil sebuah persamaan, yakni mengenai ajaran kesejatian hidup dan peran yang diamanahkan oleh Tuhan pada manusia ketika di alam dunia. 

Sebenarnya masih ada banyak bahasan yang hendak disampaikan oleh Pak Misman untuk Dul Kaher. Namun karena anak Dul Kaher sudah selesai mengaji dan merengek untuk lekas pulang, obrolan mereka pun akan berlanjut lagi pada hari berikutnya.

BACA JUGA Begini Cara Toko Emas Menghitung Harga dan Ongkos dalam Jual Beli Perhiasan Emas dan tulisan Muhammad Adib Mawardi lainnya.

Baca Juga:  Kredit: Solusi Tepat Mengelola Uang Ala Generasi Millenial

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2020 oleh

Tags: ajisakaaksaraaksara jawabudaya jawa
Muhammad Adib Mawardi

Muhammad Adib Mawardi

Pedagang yang suka nulis.

ArtikelTerkait

Saya Muak dengan Industri Film Horor yang Hanya (Bisa) Mengeksploitasi Budaya Jawa Seolah-olah Seram dan Mistis

Saya Muak dengan Industri Film Horor yang Hanya (Bisa) Mengeksploitasi Budaya Jawa Seolah-olah Seram dan Mistis

3 April 2025
Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia MOJOK.CO

Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia

7 Agustus 2020
Arema Adalah Gerbang Perkenalan Saya dengan Bahasa Walikan dan Pisuhan Jawa Timur terminal mojok.co

Lima Filosofi Sederhana Orang Jawa yang Bisa Mendamaikan Hati

28 Agustus 2019
Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas terminal mojok.co

Orang Jogja-Solo Memang Suka Mempelesetkan Umpatan Jadi Misuh Versi Lite

25 Oktober 2020
menu wajib berkat tahlilan mojok.co

Genduren atau Kenduri dengan Berkat Mentahan, Kemudahan Sekaligus Kemerosotan

21 Februari 2021
jilu

Gagal Nikah Gara-Gara Larangan Menikah Anak Pertama dengan Anak Ketiga (JiLu)

4 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.