Kata mas-mbak relationship goals, cemburu itu adalah bumbu asmara. Sedangkan kata anon seram, cemburu berlebih itu bisa saja masuk kategori toxic. Ngeri gereh memang, tapi saya akui bahwa cemburu itu amat menyiksa.
Saya lebih berpihak kepada anon seram bahwa cemburu kepada sesuatu yang aneh-aneh itu blas nggak wangun. Lha wong cemburu biasa saja nggak wangun, apalagi cemburu sama yang aneh-aneh.
Cemburu itu malah bikin kesal sendiri dan hubungan jadi nggak harmonis. Saya mengalami hal ini. Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan cemburu, kok ya bisa-bisanya Mas Agus Mulyadi jadi faktor utama penyebab hubungan saya dengan pacar sering kerengan alias berantem.
Lha ini lho, masih banyak faktor penyebab cemburu yang lebih wangun semisal cemburu sama mantan atau cemburu kedekatan yangmu dengan sahabat lawan jenis. Dua ini masih okelah. Kok ya dari sekian banyak faktor, cemburu kepada Agus Mulyadi jadi tajuk utama dalam hubungan saya.
Masalah dimulai ketika dalam talk show Zoom Terminal Mojok, kala ditanya Mbak Ajeng Rizka sebagai moderator siapa penulis favorit saya, tanpa tedeng aling-aling jelas saya menjawab Agus Mulyadi. Ndilalahnya pacar saya yang juga nyimak, setelah acara selesai mengatakan blio juga mengidolai Agus Mulyadi.
Oke. Nggak masalah.
Perkara dimulai ketika pacar saya bilang ia ngefans sama Agus Mulyadi lebih lama dari saya. Merasa paling militan, saya pun bilang kepada pacar saya bahwa saya adalah fans Agus Mulyadi yang paling die hard. Dengan asunya, ia hanya tertawa. Kemudian ia bilang bahwa dirinya lebih ultras ketimbang saya. Welah, pitikih.
Ia menjelaskan bahwa dirinya dan Agus Mulyadi itu sama-sama kelahiran Magelang. Merasa di atas angin, ia berkata, “Ya jelas aku fansnya yang lebih fanatik dari kamu, nih lho, lihat saja, aku dan Mas Agus lahirnya sama-sama di Magelang.”
Setelah itu saya pun cemburu. Aneh puol ketika orang lain cemburu pacarnya didekati cowok lain, saya cemburu karena merasa tercoreng sebagai fans militan Agus Mulyadi. Apalagi pelakunya pacar sendiri. Lahir di Bantul memang nggak salah, namun saat itu juga saya pengin lahir kembali di Magelang. Blas nggak masuk.
Kejadian macam ini nggak sekali dua kali saja terjadinya. Entah pacar saya ini hobi gelut atau bagaimana, bisa seminggu sekali kami breng karena perkara siapa fans paling loyal kepada Mas Agus.
Contoh nyatanya ya baru kemarin-kemarin ini. Di satu malam ketika ia terbangun untuk shalat malam, sedang saya masih terjaga nonton bola, ia bertanya, “Kamu jagoin Liverpool kan, Mas? Wah, susah. Lha Mas Agus aja ngefansnya sama MU,” katanya sambil tertawa menyebalkan.
Lagi-lagi saya cemburu. Betapa nggak adilnya ketika tingkat kefanatikan seseorang diukur dari bagaimana orang itu “menyerupai” idolanya. Lha ya saya itu ngefans sama Agus Mulyadi karena cara ia bertutur dalam tulisan jhe. Mosok ya ditarik rata dalam masalah kehidupan. Teneh banyak sekali sisi-sisi kami yang berbeda. Dan pacar saya menang besar malam itu dalam hal ngenyek saya.
“Tapi gini lho, Mas. Mosok idola bersitegang sama fans, sih? Walau urusannya bola, mosok kamu sengit sama Mas Agus gara-gara blio ngefans sama MU?” Katanya bikin saya makin bertanya-tanya, lha yo yang sengit sama Mas Agus gara-gara blio dukung MU ki siapa?
Akhirnya ya sama, tetap dipungkasi dengan kalimat yang amat menyebalkan. “Berarti lebih militan aku, Mas. Lha aku kan nggak ada masalah sama MU, berarti nggak ada masalah sama Mas Agus. Sedang kamu, katanya ngefans Mas Agus, tapi ngenyek fans MU. Itu kan berarti kamu ngenyek Mas Agus juga?”
Puncaknya kecemburuan saya kepada Agus Mulyadi itu terjadi kala blio repost tulisan saya untuk Mojok yang berjudul “Agar Film ‘Nussa dan Rara’ Nggak Dibacotin Denny Siregar Lagi” dan Agus Mulyadi quoted tweet, “Mashoooooook.”
Mashoooooook ??? https://t.co/LCVVBDr0vs
— Agus Mulyadi (@AgusMagelangan) January 12, 2021
Jelas senang bukan kepalang. Bisa dibilang itu adalah puncak karir saya. Misal ketika saya cari kerja, HRD tanya prestasi saya selama kuliah apa, dengan bangga saya akan berkata, “Tulisan saya dinotis Agus Mulyadi!” Nek nggak ya akan saya tulis di LinkedIn. Mbok menowo ada media yang keblinger merekrut saya.
Kenapa saya cemburu? Lagi-lagi ulah kemlinthi pacar saya. Nih ya, saya lihat postingan Agus Mulyadi yang quoted tweet tulisan saya itu masih nol yang menyukai. Dengan bangga saya pencet like, pada kenyataannya saya adalah orang kedua. Mau tahu siapa yang pertama nge-like? Pacar saya!
Padahal saya pengin screenshot, tulisan saya di-repost, dan saya adalah orang yang like pertama. Namun, semua itu gagal karena pacar saya. Buyar nggak karuan. Cen buajingaaaaan.
Setelah itu pun pacar saya pun balas pesan, katanya, “Aku bangga tulisan kamu di-repost Mas Agus, Mas. Namun aku lebih bangga karena jadi orang pertama yang nge-like postingan yang spesial bagimu itu.”
Sumber gambar: Akun Twitter @AgusMagelangan.
BACA JUGA Sahabat Perempuan Pacar Sudah Biasa Dicemburui dan tulisan Gusti Aditya lainnya.