Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Adam Deni dan Krisis Negative Campaign yang Bikin JRX dan Tirta Akur

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
10 Februari 2022
A A
Adam Deni dan Krisis Negative Campaign yang Bikin JRX dan Tirta Akur terminal mojok.co

Adam Deni dan Krisis Negative Campaign yang Bikin JRX dan Tirta Akur (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Geger gedhen JRX vs Tirta kini tinggal cerita. Penabuh drum SID yang tengah menghadapi proses persidangan kini dibela oleh dr. Tirta terkait kasus pengancaman terhadap Adam Deni. Ketika dr. Tirta saja mau membela orang yang berkonspirasi tentang Covid-19, berarti yang menjadi pertanyaan adalah: siapa Adam Deni dan apa yang sudah dilakukan?

Adam Deni selalu digadang sebagai penggiat media sosial. Namun, banyak pihak yang menganggap Adam Deni tidak lebih dari tukang kompor isu. Memang, Adam Deni kerap menanggapi isu yang sedang ramai dibicarakan, baik melalui akun Instagram miliknya atau kanal YouTube pribadi.

Nama Adam Deni melambung semenjak berseteru dengan I Gede Ari Astina alias Jerinx alias JRX alias bojonya Mbak Nora. Perseteruan yang melahirkan ancaman JRX ini yang dibawa Adam Deni ke meja hijau. JRX yang belum genap setahun keluar penjara kini kembali meringkuk di sel.

Nama Adam Deni sempat harum. Ya maklum, kalau sudah dibacoti sama JRX biasanya akan dipandang sebagai orang benar. Namun, pandangan masyarakat padanya berubah semenjak dua orang mengungkap pemerasan yang dilakukannya, yaitu ayah JRX dan dr. Tirta.

I Wayan Arjono, ayah kandung JRX memberikan kesaksian terkait adanya dugaan pemerasan saat mediasi di Hotel Rafles Jakarta. Ayah JRX ini mengungkap bagaimana ia dan JRX digeledah untuk mencegah perekaman dan digiring ke sebuah kamar. Di kamar ini, negosiasi yang alot berakhir dengan sodoran bantuan menemukan jalan keluar dari Adam Deni. Tak tanggung-tanggung, 15 miliar rupiah! Tapi tentu saja bisa dinego.

Di kesaksian lain, dr. Tirta menguatkan dugaan dari ayah JRX. Adam Deni pernah meminta uang 80 juta untuk menghentikan “gorengan” isu dr. Tirta. Bos Shoes And Care ini sedang digoreng oleh Adam sebagai dokter pansos karena tidak menggunakan masker saat mengunjungi club malam Holywing.

Tirta mengaku mengirim dana 70 juta (setelah nego) dalam dua tahap. Tirta juga menambahkan bahwa Adam Deni mulai jumawa dengan mengatakan ia kebal hukum. Alasannya: ia dilindungi 9 naga yang katanya di atas presiden! Apakah 9 naga itu sebutan atau benar-benar naga asli seperti di Game of Throne, itu tidak penting, sih.

Hal terpenting menurut saya adalah permainan negative campaign ala Adam Deni. Dengan menguasai media sosial, ia memiliki kendali atas opini masyarakat. Opini masyarakat ini bisa benar-benar berbahaya bagi public figure seperti JRX dan dr. Tirta. Buktinya Tirta sampai rela mengirim uang 70 juta.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Adam Deni memang kebal hukum ketika bicara negative campaign. Perlu diingat, negative campaign berbeda dengan black campaign. Black Campaign bertentangan dengan hukum, terutama penyebaran berita bohong dan pencemaran nama baik. Pasalnya, black campaign erat hubungannya dengan hinaan dan SARA.

Sedangkan negative campaign dipandang sah secara hukum. Bahkan menurut guru besar hukum pidana Universitas Indonesia, Topo Santoso, negative campaign juga bisa membantu masyarakat dalam menentukan opini. Tentu selama tidak ada hoax ataupun berita yang menyinggung SARA. Dalam seminar “Politik Transaksional, Korupsi Politik, dan Kampanye Hitam pada Pemilu 2019”, Totok juga menunjukkan situasi abu-abu perihal negative campaign ini.

Nah, Adam berada dalam wilayah abu-abu negative campaign. Dalam kasus dr. Tirta, ia tidak menyatakan berita bohong. Namun, ia menunjukkan Tirta tanpa masker yang berlawanan dengan edukasi yang diangkat selama ini. Label dokter pansos yang inkonsisten inilah yang digoreng terus menerus dan mereduksi berita positif dr. Tirta di media sosial.

Inilah krisis yang sedang dihadapi masyarakat. Negative campaign tidak lagi menjadi alat penyeimbang isu, melainkan metode penggiringan opini. Selama seseorang bisa membuat sebuah isu viral, maka opini masyarakat akan terseret ke dalamnya.

Inilah situasi era post-truth. Ketika fakta dan data kalah dengan opini dan emosi kolektif. Ketika media sosial diamini sebagai sumber informasi, data faktual kalah populer dengan isu yang melibatkan emosional masyarakat. Apalagi dengan tren cancel culture, public figure bisa terbunuh kariernya hanya dengan serangan media sosial.

Situasi inilah yang dimanfaatkan Adam untuk melakukan pemerasan. Secara hukum, negative campaign-nya masih sah. Di balik layar, ia bisa mengambil keuntungan dari pihak yang terpojok. Hanya demi menghentikan pemberitaan bernada negative campaign, uang puluhan juta bisa ia raup.

Krisis penggiringan opini ini tentu bukan hal baru. Namun, bukan berarti ia bisa diterima dengan akal sehat. Penyetiran opini masyarakat hari ini tidak lebih untuk mengeruk profit oleh segelintir orang. Emosi masyarakat dijual sebagai komoditi baru di era digital dan peradaban 5.0.

Selama masyarakat masih mudah digiring opininya, manusia seperti Adam Deni akan terus meneror. Masyarakat akan diaduk emosinya dan diputar balik nalarnya. Bukan demi mereka, tapi demi keuntungan manusia seperti Adam Deni. Adam Deni dan pegiat media sosial lain menjual hak beropini bebas milik kita, demi hiburan emosional yang terancang. Controlled chaos jika saya boleh pakai bahasa ndakik-ndakik.

Pada akhirnya, apakah kita rela dan menyerah pada kendali opini segelintir orang? Atau kita mulai menyadari bahwa manusia seperti Adam Deni sedang menjajakan opini dan emosi kita demi keuntungan pribadi?

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Februari 2022 oleh

Tags: Adam DeniJRXMedia Sosialnegative campaignTirta
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, SAYA TIDAK PEDULI!

ArtikelTerkait

Drama Korea Celebrity, Lebih dari Sekadar Sisi Gelap Influencer

Drama Korea Celebrity, Lebih dari Sekadar Sisi Gelap Influencer

6 Juli 2023
5 Pose Foto Mahasiswa Sekolah Kedinasan yang Sering Muncul di Medsos Terminal Mojok.co

5 Pose Foto Mahasiswa Sekolah Kedinasan yang Sering Muncul di Medsos

11 Maret 2022
film the hater netflix resensi sinopsis review cara kerja buzzer mojok.co

Melihat Cara Buzzer Polandia Bekerja

27 Agustus 2020
Laporan Microsoft DCI Keliru, Netizen Indonesia Itu Cuma Baperan kok terminal mojok.co

Laporan Microsoft DCI Keliru, Netizen Indonesia Itu Cuma Baperan kok

28 Februari 2021
Pengalaman Jadi Buzzer Produk di Twitter dan Memahami Polanya terminal mojok.co

Pengalaman Jadi Buzzer Produk Sukses di Twitter

4 November 2020
Alasan Logis Mengapa Para Pejabat di Indonesia Memerlukan Akun Alter di Medsosnya terminal mojok

Alasan Logis Mengapa Para Pejabat di Indonesia Memerlukan Akun Alter di Medsos

31 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

7 November 2025
Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Porsi, Harga Semuanya Bikin Syok Mojok.co

Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Menu, Harga Semuanya Bikin Syok

8 November 2025
Dosa Indomie Ayam Bawang: Nggak Ada Bawang Goreng sebagai Pelengkap

Dosa Indomie Ayam Bawang: Nggak Ada Bawang Goreng sebagai Pelengkap

7 November 2025
3 Soto Lamongan yang Terbukti Enak di Surabaya (Unsplash)

3 Soto Lamongan yang Terbukti Enak dan Menjadi Favorit di Surabaya

8 November 2025
Dear Pemkab Boyolali, Membenahi Diri Bukan Berarti Medianya Full AI, dong!

Dear Pemkab Boyolali, Membenahi Diri Bukan Berarti Medianya Full AI, dong!

10 November 2025
Bravo Cepu, Supermarket Penyelamat Warga di Sisi Timur Blora Mojok.co

Bravo Supermarket Cepu, Tempat Belanja Penyelamat Warga di Sisi Timur Blora

11 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Perjuangan Ibu Belikan Sepatu Futsal, Beri Saya Kegigihan di Bawah Mistar
  • Aulia, Clutch Player UNY dari Bukit Pinus yang Tak Butuh Sorotan Untuk Bersinar
  • Mimpi Setinggi “Rinjani”: Dari Cap “Cewek kayak Laki” hingga Mencatat Prestasi dan Sejarah di Tim Futsal Putri
  • Petani Kopi Muda dari Lereng Muria: Narko dan Pilihan untuk Tetap di Desa
  • Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami
  • Satu Malam, Dua Trofi: Tim Futsal UNY Kawinkan Gelar Juara, Putra-Putri Menang Besar di Final

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.