Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Acara Gosip: Sudah Miskin Moral, Kini Miskin Kreativitas

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
2 Oktober 2020
A A
Acara Keluarga Artis Menjamur, Tanda Pertelevisian Indonesia Sudah Kacau terminal mojok.co

Acara Keluarga Artis Menjamur, Tanda Pertelevisian Indonesia Sudah Kacau terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah puluhan tahun kita terjebak dalam pertimbangan moralitas perihal acara gosip. Dari aspek aksiologi, dipersempit lagi ke dalam ranah etika, acara gosip memang diserang begitu hebatnya. Satu sisi memang nggak baik, di sisi lainnya kita seakan menciptakan sebuah ekosistem baru bahwa kehidupan publik figur, ada di puncak “rantai makanan” konsumsi hiburan dari masa ke masa.

Kemiskinan nilai sudah digaungkan sejak dulu. Sebagian orang memang menganggap acara gosip ini nggak penting sama sekali. Mengetahui sisi kehidupan orang lain, mengorek kesedihan para pelaku hiburan, sampai hal ndagel seperti pola hidup mereka. Perihal itu memang terlihat wagu untuk dilihat. Tapi percayalah, beberapa orang sangat terhibur kala publik figur idolanya bahagia atau bahkan tertimpa masalah.

Celah-celah ini yang dimanfaatkan oleh oknum di dunia selebrita. Mulai dari membuat berita palsu, mempublikasikan sebuah berita bohong mengenai sebuah hubungan atau bahkan pernikahan. Kita diajak melihat seorang pria lompat dari helikopter seperti monyet hanya untuk ketenaran. Kita mengamini dengan cara meningkatkan traffict si orang ini.

Mutualisme antara hal-hal bodoh ini menjadikan acara gosip makan besar tiap malam. Acara-acara dengan nama belati tajam pun menjadi primadona. Dari acara pagi, siang, sore, hingga jam prime time pun hadir silih berganti. Padahal, kalau mau jujur-jujuran, isi beritanya sama saja. Perceraian, gosip rumah tangga retak, atau seorang publik figur yang mengajak kameramen mengitari rumah mewahnya.

Itu satu dekade yang lalu. Kala saya harus beradu argumen dengan Ibu saya antara acara gosip pagi atau Spongebob. Berebut antara acara gosip siang melawan Si Bolang. Ya, lagi-lagi, perebutan antara acara gosip sore atau serial kartun Hey Arnold. Di atas, adalah gambaran nyata dari acara gosip tahun 2000an sampai menjelang 2015.

Apakah setelah itu semua mereda? Oh, tentu saja makin parah. Selain terjebak dalam ranah moralitas, acara gosip kini terjebak dalam hal yang lebih memilukan, yakni kemalasan dalam mengolah konten-kontennya. Bagaimana kemalasan ini bisa terjadi? Mari kita bahas pelan-pelan.

YouTube datang seiring dengan menambahnya ponsel pintar di Indonesia. Dahulu, musuh utama YouTube bukan dari segi konten para penggunanya, melainkan kuota para penikmatnya. Kini, menjelang dekade yang baru, rasanya di kota-kota besar, kuota bukan lagi sebuah masalah. Kita bisa mendapatkan 100GB dengan ongkos Rp 100 ribu. Sebuah angka yang lebih pantas ketimbang 1GB, Rp50 ribu.

YouTube menjadi hal yang amat memikat setelah sekitar tahun 2013 mereka menyediakan fitur adsense, ketika si pengguna kanal YouTube dibayar oleh pihak developer. Tentunya, syarat dan ketentuan berlaku. Salah satunya ya, banyaknya orang yang mengikuti. Kita bisa melihat para YouTuber bersimbah darah guna mendapatkan massa, sedangkan para artis datang, membawa basis fansnya, angka 100 ribu subscriber tidaklah seberapa.

Baca Juga:

3 Alasan yang Bikin Saya Enggan Punya TV di Rumah

7 Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Materi SKD CPNS secara Gratis

Para artis yang nyemplung di YouTube dan melakukan monetisasi, bukan masalah. Hitungan hari sudah direngkuh dengan sempurna. YouTube kehilangan kualitas, dihegemoni oleh kuantitas. Para artis, tiap hari harus ada video yang tayang. Kontennya? Kehidupan sehari-hari ala mereka. Ya, acara gosip yang dekade lalu marak disajikan layar kaca, kali ini hadir di platform yang lebih ramah kepada penggunanya.

Apa hubungannya artis yang nyemplung ke YouTube dan kemalasan acara gosip masa kini? Jelas sangat berhubungan erat. Acara gosip tidak perlu repot-repot reportase blusukan ke rumah artis lantaran semua yang mereka butuhkan, tersedia di kanal YouTube artis yang akan mereka cari tahu.

Mau cari tahu isi rumah mewah Anang dan Ashanty? Nggak perlu repot-repot datang ke rumah blio lantaran kanal YouTube The Hermansyah A6 sudah menyediakan semua. Mau keluarga Raffi Ahmad? Oh, tenang saja, nggak usah repot-repot atur waktu dengan blio yang sibuk, semua yang mereka cari, sudah ada di Rans Entertainment.

Mencari berita sensasi? Kanal YouTube para artis ini sudah paham apa yang digandrungi oleh fansnya melalui pola acara gosip sedekade yang lalu. Setingan demi setingan, tersedia semua dengan begitu apik.

“JUDUL MENOHOK, KAPITAL SEMUA, DAN TANDA SERU TIGA!!!” adalah tipikal judul ala mereka. Kontennya? Nggak jauh dari seorang pria melamar gadisnya dengan cara lompat dari helikopter seperti seekor monyet.

Ya, begitulah. Tinggal sadur saja video dari YouTube artis yang mereka cari, bubuhkan sumber pranala di pojok kanan bawah, beres. Dubber bercuap-cuap membakar gelora dunia pergunjingan duniawi, urusan visual sudah beres.

Kita seperti masuk dalam sebuah paradoks yang membingungkan. Televisi masuk YouTube, pun sebaliknya. Konten-konten YouTube yang dulunya “nyomot” dari televisi, kini malah terbalik dan berbalik. Hal ini memang nggak menyalahi aturan, tapi kita bisa melihat kualitas YouTube yang terjun bebas, apalagi acara gosip di televisi. Coba, apa bedanya acara gosip dengan kanal YouTuber Kepo?

Bahkan, kanal YouTube macam TnM dan Hirotada Radifan, lebih enak untuk diikuti ketimbang acara gosip yang menunjukkan gaya bicara para host yang super wagu itu. Entah kedepannya bagaimana, yang jelas YouTube sebagai platform favorit berbagi video, sudah menyajikan sampah yang serupa.

BACA JUGA Menghitung Denda Pelanggaran PSBB yang Dilakukan Warga Rawa Bebek dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Baca Juga:  Pemakaian Batik yang Selalu Dihubungkan dengan Pergi Kondangan Itu Menyebalkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2020 oleh

Tags: acara televisichannel youtube
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Berita Perselingkuhan Bukan Ladang Penghakiman, Tidak Perlu Merasa Paling Tahu terminal mojok.co

Bukan Nessie Judge, tapi Nadia Omara Youtuber Horor Kriminal Favorit Saya

21 Oktober 2020
bangun rumah

5 Channel YouTube yang Menginspirasi buat Bangun Rumah di Lahan Kecil dengan Budget Murah

14 Juni 2020
Anak-anak Adalah Kritikus Musik Paling Tulus Dibanding Orang Dewasa terminal mojok.co

Anak-anak Adalah Kritikus Musik Paling Tulus Dibanding Orang Dewasa

20 Oktober 2020
6 Rekomendasi Kanal YouTube Belajar Bahasa Inggris untuk Anak-anak Selain Cocomelon

6 Rekomendasi Kanal YouTube Belajar Bahasa Inggris yang Cocok untuk Anak-anak Selain Cocomelon

3 Maret 2023
Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Bahasa Korea terminal mojok

Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Bahasa Korea

21 November 2021
6 Channel YouTube untuk Jalan-jalan Virtual di Korea Selatan

6 Channel YouTube untuk Jalan-jalan Virtual di Korea Selatan

18 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.