Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sebelum Nyinyir, Sebaiknya Kenali Dulu Anarko

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
27 Desember 2020
A A
Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Memori tentang penangkapan 600-an “anggota anarko sindikalis” tahun lalu masih kuat di benak banyak orang. Salah satunya di benak Mas Muhammad Vicky AS. Kenangan ini blio tuangkan dalam sebuah artikel pedas. Sebenarnya, isi artikel Mas Vicky AS ini menarik. Blio berhasil mengkritik pemerintah dalam penanganan pelaku aksi May Day 2019.

Jujur, Anda sukses menunjukkan alternatif tepat guna. Apalagi menggugat sikap otoritas yang memilih menggunduli para anarko ini. Tapi, sayang sekali, Anda gagal memahami apa itu anarko dan anarkisme. Kritik Anda kepada perilaku anarko meleset dari dasar pemikiran kelompok hitam-hitam ini.

Jadi izinkan saya untuk meluruskan persepsi Mas Vicky AS, sekaligus meluruskan salah paham yang disematkan pada anarko. Boleh saja mengkritik, nyinyiri, atau menghujat. Tapi, mbok ya jangan polos-polos banget.

Pertama, Mas Vicky AS gagal mengidentifikasi siapa itu anarko. Tapi, saya mencoba untuk maklum. Toh anarko tidak sepopuler muda-mudi progresif yang memuja Karl Marx. Nah, Mas Vicky AS memandang anarko punya konsep yang sama dengan kiri-kiri lain.

Mas, anarko tidak menyimbolkan diri dengan kepalan tangan kiri. Bahkan, mereka menolak spektrum kanan-kiri dalam politik. Mungkin yang Anda serang adalah gerakan sosialis dengan dasar pemikiran ala Marx. Lha Bakunin dan Marx saja musuhan pada Kongres Internationale Pertama.

Sebenarnya, tidak ada simbol yang dipandang mewakili mereka. Paling yang dianggap simbol hanya Ⓐ dan bendera hitam. Itupun juga dianggap sepele. Jadi jangan khawatir jika suatu saat Mas Vicky AS menginjak logo dan bendera tadi. Nggak ada pentingnya bagi mereka.

Jadi tidak mungkin jika mereka mau capek-capek mengkhatamkan buku Marx yang tebal itu. Das Kapital bukan landasan pemikiran mereka. Daripada baca buku tiga jilid itu, mending baca zine yang cuma beberapa halaman. Dan sebenarnya tidak ada landasan baku bagi anarko dalam melakukan pendekatan isu. Anarko itu antidogma lho.

Bahkan, petuah Bakunin saja tidak serta merta menjadi mantra wajib. Dalam tindakan yang biasa disebut aksi langsung, anarko mengedepankan situasi sekitar. Istilahnya kearifan lokal. Maka tidak ada cita-cita membangun “negara” anarkis seperti mimpi Internationale.

Baca Juga:

5 Usulan untuk Pemerintah Perihal Membimbing Anarko

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula

Dari konsep dasar saja, sudah ada gagal paham yang fatal. Anarko tidak menyepakati konsep-konsep Marxisme, dan cenderung membenci konsep itu. Bagi mereka, negara dalam bentuk apa pun adalah sumber masalah. Mau itu sosialisme, kapitalisme, bahkan pemujaan kepada dinamo atau paprika.

Akan panjang untuk mengejawantahkan apa itu anarko. Apalagi, anarko tidak punya dogma baku satu sama lain. Maksimal saya hanya bisa merangkum anarkisme sebagai konsep yang mengedepankan anti hierarkis, egalitarian, gotong royong, swakelola, dan individualisme. Landasan ini tidak diakomodir oleh konsep kiri kekimcil-kimcilan lain.

Meskipun sudah gagal mengidentifikasi, tapi bukan berarti keseluruhan artikel Mas Vicky AS salah. Terutama dalam kritik kepada sikap otoritas. Upaya untuk memberi efek jera memang tidak memiliki dampak banyak. Apalagi bagi mereka yang membenci konsep negara sampai ubun-ubun. Ngigau saja bisa meracau “fuck government, all cop are bastard!”

Tapi, beberapa saran Mas Vicky AS kurang tepat sasaran. Pertama masalah ternak lele. Walah, Mas, banyak komunal yang sudah sibuk mengurus usaha serupa. Apalagi bicara semangat gotong royong alias mutual aid serta swakelola. Sila Mas Vicky AS ngubek-ubek akun Instagram yang keanarko-anarkoan. Pasti banyak contoh usaha yang sudah berjalan sebelum Mas Vicky AS beropini.

Tapi, usaha ini tidak berlandaskan jargon-jargon ala UMKM. Ngapain mereka peduli dengan roda ekonomi, ketika yang dimimpikan adalah meruntuhkan sistem ekonomi dan moneter. Nggak apa-apa kok jika kemarin salah paham karena anarko sedang sibuk banting tulang mengurusi usaha mereka sendiri.

Masalah poster juga lucu. Dalam aksi langsung, poster hanyalah alat. Itupun nggak penting-penting banget, maka posternya sering dianggap membosankan. Selain hitam putih hasil foto kopi, isinya lebih utama dari desain estetis. Maklum, mereka menolak sumbangan partai dan ormas.

Mengusulkan anarko masuk ke pemerintahan juga menggemaskan. Lha wong mereka saja benci konsep negara. Mereka lebih menginginkan tatanan masyarakat yang bebas dari bentuk hierarkis, salah satunya negara. Yang ada, jika masuk gedung DPR malah gedungnya yang dibakar.

Tapi, tidak ada yang lebih lucu dan menyebalkan selain “ketua anarko”. Anarki itu dari bahasa Yunani “a” dan “archia”. “A” itu berarti tanpa, dan “archia” berarti pemimpin. Jika digabung, anarki adalah tanpa pemimpin atau kepemimpinan.

Jika Mas Vicky AS mau bertemu dengan ketuanya, saya sarankan untuk menemui seluruh individu yang menyebut diri anarko. Mereka pemimpin dari diri sendiri. Bahkan dalam komunal mereka, tidak ada satu orang yang ditunjuk sebagai pemimpin. Tapi, saya harus maklum lagi sih. Mas Vicky AS memang belum mengenal anarko.

Semoga setelah ini, Mas Vicky AS tidak salah paham lagi. Tapi, salah paham pun mereka bakal bodo amat sih. Paling ditertawakan karena dianggap korban propaganda otoritas. Tapi, jangan sampai mencari ketua anarko, ya karena memang tidak ada!

BACA JUGA Kisah Gusti Ahmad: Ayahnya Dibunuh Selir, Takhtanya Direbut Sultan HB VI, Hidupnya Diburu Sultan HB VII dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Desember 2020 oleh

Tags: anarko
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula

19 Oktober 2020
meme anarkisme

Bagaimana Meme Mempertontonkan Inkompetensi Polisi dalam Isu Anarkisme

28 April 2020
Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

5 Usulan untuk Pemerintah Perihal Membimbing Anarko

23 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.