Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Aku Masuk Ruang BK, Maka Aku Nakal

Bibah Pidi oleh Bibah Pidi
13 Agustus 2019
A A
bk

bk

Share on FacebookShare on Twitter

“Alhamdulillah, mbak. Anak saya nggak nakal di sekolah, dia nggak pernah masuk BK.” Hmm, saya jadi tersindir mendengar curhatan ibu-ibu yang setengah meroketkan anaknya itu. Pasalnya, saya pada masa SMP berkali-kali keluar masuk BK. ehehe

Di masa saya sekolah, mungkin sampai sekarang, persepsi terhadap guru Bimbingan Konseling (BK) ibarat malaikat penjaga neraka. Hampir semua orang beranggapan bahwa aku masuk ruang BK, maka aku nakal. Sebagai anak yang pernah memiliki pengalaman pahit dengan guru BK, saya tergugah untuk menyuarakan kesalahan presepsi yang tak kunjung direvisi ini.

Coba saya berikan gambaran tentang guru BK lewat kisah masa sekolah saya yang sungguh manis biarpun berakhir tragis. Dulu atas kekonyolan masa SMP, saya bersama enam teman saya membuat sebuah geng yang bernama Galaksi dengan kepanjangan galak tapi seksi. Personilnya cantik-cantik yang tentunya membuat nama galaksi semakin tersohor ke seantaro negeri ini. Lebaaaay~

Mungkin jika ada teman SMP saya mendengar nama galaksi, dia pasti tahu kisah pelik dari nama cantik geng itu.

Pada suatu hari, genk kami mengalami kesialan yang luar biasa hebat. Sebut saja Santi, salah satu personil kami yang pacarnya habis direbut oleh cewek di sekolah tetangga. Sebagai teman yang peduli, kami berenam pun memutuskan datang ke sekolah tetangga untuk sekedar melihat wajah cewek yang sudah merebut pacar Santi.

Eh, ujug-ujug si Raine, cewek perebut itu membawa teman satu sekolahnya keluar dan memukul mundur kami. Sontak saya dan keenam teman saya kembali ke sekolah, mencoba meminta bantuan, panik tak karuan. Alih-alih ada anak yang melaporkan kami dengan kasus tawuran ke guru BK. Padahal kebetulan, salah seorang teman baik saya dari sekolah tetangga itu ikut menghampiri geng saya.

“Ada apa sih, Ling?” saya memekik sambil memberanikan diri bertanya

“Nggak apa-apa, Bibah. Kami cuma lihat-lihat,” katanya tanpa ada nada ingin mengajak kami tawuran. Buah durian terlanjur jatuh—akhirnya kami pun dipanggil oleh guru. Seluruh murid menyaksikan kami berjalan menuju ruang konseling.

Baca Juga:

Ruang Bimbingan Konseling Bukan Tempat Siswa Nakal, tapi Ruang untuk Siapa Saja yang Mau Berkembang 

Pengalaman Mengunjungi Lapas Anak: Hidup Memang Tak Adil dan Tak Akan Pernah Adil

Sesuatu yang masih sangat membekas di inner child saya, kami dipanggil paksa, dituduh, dihukum dan dihakimi tanpa mereka mau mendengarkan cerita kami yang sesungguhnya. Saya masih kecil dengan pengetahuan yang terbatas pada saat itu, tidak tahu bagaimana caranya melawan. Shit!

Lain waktu ketika Tuhan menjatuhkan takdir saya menjadi seorang guru, saya menyadari miskonsepsi-miskonsepsi yang ada di sana. Salah satunya adalah ketika guru BK bertindak seperti polisi sekolah. Bukan hanya murid, guru-guru, bahkan orang tua pun masih memiliki pandangan bahwa ruang BK adalah tempat anak bermasalah.

Saya menyadari atas miskonsepsi tersebut, beberapa guru BK yang paham tugas dan fungsinya pun pada akhirnya menanggung tugas yang tak semestinya mereka lakukan. Idealnya tugas dan fungsi guru BK memang teramat sulit. Ketika ada masalah pada anak, mereka harus melakukan riset mendalam tentang kondisi yang sebenarnya, memikirkan bagaimana caranya memadamkan api, serta memberikan solusi terbaik. Bukannya malah menjadi polisi sekolah yang kerjanya menghukum dan menghakimi anak.

Bahkan setelah saya berpindah dari tiga sekolah, saya masih saja menjumpai tumpang tindih tugas dan fungsi guru BK. Di sekolah pertama, saya mendapati guru BK bertindak sebagai pemberi hukuman untuk murid-murid yang terlambat. Ada juga guru BK yang dibebani tugas administrasi dan presensi siswa.

Di sekolah selanjutnya, guru BK bahkan dipasang sebagai penanggung jawab tata tertib sekolah. Padahal tugas guru tata tertib sekolah adalah menegakkan peraturan dan menjatuhkan hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan. Sungguh bertolak belakang dengan tugas dan fungsi konseling yang sesungguhnya.

Jika wajah guru BK sudah semenyeramkan itu, tak heran banyak siswa yang tidak berani melakukan konseling. Setiap anak yang mendapat panggilan guru BK merasa telah dicap bermasalah. Padahal menyadari ada masalah di dalam diri ini juga salah satu jalan mengembangkan potensi.

Selain itu, masyarakat secara utuh harus memahami tujuan konseling tidak hanya sebatas menangani siswa yang bermasalah dan menerapkan kedisiplinan. Tugas dan fungsi konselor jauh lebih luas yaitu membantu anak mengenali diri dan lingkungan sekitarnya.

Seharusnya guru BK bisa membantu memecahkan kebingungan akademik, mengarahkan tujuan hidup, menangani berbagai krisis yang terjadi kepada anak. Sehingga anak bisa mengenali diri dan mengembangkan potensinya dengan baik.

Miskonsepsi yang mengakar telah membatasi tugas dan fungsi guru BK hanya sebatas sebagai polisi sekolah. Sungguh kabut tebal yang menyelimuti pendidikan di Indonesia harus segera dilibas dari hal yang sederhana namun paling krusial ini. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: bimbingan dan konselingbkkenakalan remajaMasa Sekolahpolisi sekolahtata tertib sekolah
Bibah Pidi

Bibah Pidi

ArtikelTerkait

Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan terminal mojok

Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan

29 Juli 2021
pendidikan seksual

Wahai Orangtua, Pendidikan Seksual Bukan Tutorial Senggama

10 Juli 2019
Pengalaman Jadi Anak Pindahan dan Hal Sepele Aja Dipermasalahkan terminal mojok.co

Jika Kamu Ketua Kelas 3 SMA, Bersiaplah Menjadi Ketua Selamanya

13 November 2020
tukang parkir

Saya Usul Supaya Profesi Tukang Parkir Jadi Pilihan Cita-Cita

11 Agustus 2019
meninggalkan kelas

Alasan-Alasan Siswa Meninggalkan Kelas yang Ada-Ada Saja!

9 Agustus 2019
passion

Pentingkah Mengejar Passion?

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.