Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kita Sebenarnya Sedang Merayakan Menangnya Biden atau Merayakan Kalahnya Trump?

Muhammad Farhan Aulia oleh Muhammad Farhan Aulia
17 November 2020
A A
biden trump amerika mojok

biden trump amerika mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kita tahu, bahwa belum lama ini Amerika Serikat menyelesaikan pemilihan umum yang hasilnya dimenangkan oleh Biden sebagai presiden terpilih dan Kamala Harris sebagai wakil presiden terpilih. Selain itu, tercipta sejarah baru. Kamala merupakan wakil presiden perempuan pertama dalam sejarah Amerika. Kemenangan Biden dianggap angin segar oleh beberapa orang, termasuk orang-orang di luar Amerika sendiri.

Si Tuan Oranye, begitu kiranya julukan yang melekat pada Donald Trump, kalah dengan perbedaan yang lumayan signifikan. Kekalahan kandidat dari Partai Republik ini benar-benar membuat kita berpikir akhirnya Amerika tidak lagi dipimpin oleh pemimpin konservatif yang rasis, seksis, dan juga islamofobik. Lah, kok Amerika yang dianggap negara toleransi dan berpikir terbuka bisa-bisanya dipimpin oleh Trump?

Kemenangan Trump akan Hillary pada 2016 memang dianggap sebagai salah satu plot twist terbesar saat itu. Hillary dianggap kandidat yang benar-benar sempurna, koneksinya dengan Gedung putih alias markas besar pemerintahan Amerika juga tidak main-main; dan dia seorang perempuan. Tentu kalau Amerika adalah negara maju dan progresif, menggandeng calon pemimpin perempuan akan menguntungkan partai, tapi tetap saja Hillary kalah. Katanya, skandal email adalah alasan terbesar kenapa Hillary kalah. Tapi, tetap saja ini plot twist.

Sudah genap empat tahun Trump memimpin. Kemenangan Biden seakan menunjukkan bahwa banyaknya orang progresif dan berpikiran maju. Tapi, benarkah itu? Apa benar Biden adalah malaikat penyelamat politik Amerika?

Biden tak lain dan tak bukan adalah mantan wakil presiden pada dua periode sebelum Trump. Bergandengan dengan Obama, Biden menjabat selama dua periode bersamanya. Secara ringkas, Biden terjun ke dunia politik dengan menjadi Senator Delaware pada 1973 hingga 2009, saat dia memutuskan untuk mengikuti Obama.

Sepanjang kampanyenya banyak tuduhan mengarahkan Biden sebagai seorang pemerkosa, pelaku tindak pedofilia, dan tentu saja penjahat perang. Kok bisa jadi presiden? Kembali lagi di awal, ini semua hanya merupakan tuduhan, meskipun bukti yang bertebaran dimana-mana dan tidak sedikit juga yang mengumpulkannya, Biden tetap dianggap sosok yang lebih bisa diterima dibandingkan Trump.

Kemenangan Biden akan membawa nasib baik bagi warga Amerika? Tentunya. Tetapi, pertanyaan yang harusnya diajukan adalah; kepada warga Amerika manakah Biden akan menaruh nasib baik? Jawabannya pasti tidak kepada warga imigran. Tidak kepada mereka yang kulitnya berwarna selain putih. Saya juga yakin 100% tidak kepada manusia-manusia Timur Tengah yang hari ini menyimpan rasa takut karena Demokrat lagi-lagi berhasil mencetak skor kemenangan.

Obama yang dianggap sosok sempurna dalam memimpin Amerika juga sangat dikenal di Timur Tengah sebagai kriminal perang. Administrasi Obama mungkin tidak mengaku bersalah akan bom yang meledak-ledak dan konflik di timur tengah.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Kalian Siapkan Sebelum Kabur Aja Dulu, Berkaca dari Pengalaman Tinggal di Amerika Selama 3 Tahun

Hari Gini kok Masih Ada yang Debat Israel Benar atau Salah, Apakah Fetish-mu Adalah Terlihat Goblok?

Lalu muncul argumen kontra dari brand ambassador Amerika Serikat, “Kan emang semua kebijakan presiden Amerika gitu,” lantas mengapa masih ramai sekali warga negara non-Amerika yang merayakan dan menjunjung tinggi presiden Amerika bahkan menganggapnya sebagai pahlawan dunia? Mengapa masyrakat luar Amerika begitu senang ikut terlibat sampai meluangkan begitu banyak waktu berharga demi membela negara adikuasa tersebut?

Akhirnya lahir kembali (lagi-lagi) pernyataan yang kerap dipakai sebagai amunisi untuk membela Biden, Obama, serta representatif Demokrat lainnya: choose the lesser evil. Maksud dari pernyataan itu adalah memilih mana yang paling tidak jahat. Dalam pemilihan kali ini, yang tidak lebih kejam di mata beberapa orang ya tentu saja Biden dan Kamala.

Apakah pernyataan ini cukup untuk mendasari pilihan kamu? Apakah pernyataan ini mampu menjawab semua keraguan di hati kamu? Jawabannya tentu berbeda tiap individu. Biarkan privilege-mu yang menjawab semua itu.

Berbicara tentang lesser evil mengingatkan saya tentang polisi. Kamala Harris dulunya bekerja juga sebagai seorang polisi. Masih ingat demo besar-besaran yang masalahnya berada pada ketidakpercayaan rakyat Amerika, bahkan dunia, kepada polisi dan segalanya yang terlibat dalam proses hukum pemerintahan?

Semua seakan lupa, sehingga dengan mudah Kamala menutupnya dan ikut menggunakan momentum berharga ini untuk mengkampanyekan diri sebagai pahlawan yang akan mati-matian berjuang untuk merubah sistem yang sudah tewas dikorupsi. Kamala juga merupakan woman of color yang ikut menambah poin progresif Partai Demokrat: mengusung perempuan, berkulit hitam, dan berdarah India.

Belum lagi banyaknya persoalan Kamala dengan komunitas transgender di Amerika. Kamala terkenal suka memenjarakan transgender dan menempatkannya ke dalam sel yang tidak sesuai dengan identitas mereka setelah transisi. Dia digosipkan melakukan ini pada masa jabatannya sebagai Jaksa Agung California pada 2011-2017.

Memilih Kamala bukanlah wujud nyata dari gerakan feminisme, mengingat Kamala sering menggunakannya untuk menarik simpatisan agar mau mendukungnya. Feminisme harusnya inklusif dan memberikan ruang untuk semua identitas serta ikut menghapuskan kelas-kelas sosial di masyarakat; bukannya tebang pilih.

Imigran selalu dan akan dirugikan, siapa pun presiden terpilih. Meski imigran dari negara tertentu merasa Trump adalah pahlawan, tapi kenyataannya segelintir suara itu tidak mewakili penderitaan banyak orang. Imigran-imigran lain masih harus berjuang demi keamanan mereka. Bayang-bayang kurungan kandang yang mengancam anak-anak mereka, eksploitasi kerja, asuransi kesehatan, dan beberapa masalah lain masih menjadi beban pikiran sebelum tidur menutup mata.

Anak-anak di Timur Tengah juga belum bisa tertidur nyenyak; siapa yang bilang tidak mungkin kalau saat mereka sedang tidur terlalu nyenyak, drone-drone yang akan membangungkan mereka dan keluarganya.

Pada akhirnya, kita tiba di pertanyaan ini. Kita sebenarnya sedang merayakan apa?

BACA JUGA Jangan Jadikan Ritual Minta Bunga sebagai Kebiasaan Sepulang Bertamu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 November 2020 oleh

Tags: amerika serikatbidenkamala harrisperangTrump
Muhammad Farhan Aulia

Muhammad Farhan Aulia

Muhammad Farhan Aulia, lebih akrab disapa Arvhi atau Farhan (tergantung tingkat kedekatan dan kenal darimananya) adalah seorang mahasiswa bahasa Inggris dengan cita-cita mendapatkan skor toefl 600. Hobi menulis dan merupakan salah satu penulis online dari platform Line yang sempat ramai dengan nama pena; Tragic Author.

ArtikelTerkait

Rekomendasi Squad yang Bisa Jadi Kawan Mabar Iran Melawan Player Top Global Macam Amerika

Rekomendasi Squad yang Bisa Jadi Kawan Mabar Iran Melawan Player Top Global Macam Amerika

9 Januari 2020
Hal-hal yang Harus Kalian Siapkan Sebelum Kabur Aja Dulu, Berkaca dari Pengalaman Tinggal di Amerika Selama 3 Tahun

Hal-hal yang Harus Kalian Siapkan Sebelum Kabur Aja Dulu, Berkaca dari Pengalaman Tinggal di Amerika Selama 3 Tahun

18 Februari 2025
CONPLAN 8888-11_ Strategi Amerika Serikat Menghadapi Serangan Zombi Ayam mojok.co

CONPLAN 8888-11: Strategi Amerika Serikat Menghadapi Serangan Zombi Ayam

25 September 2020
daeng

Bolehkah Daeng Bermimpi Menjadi Presiden?

26 Agustus 2019
Review All Quiet on the Western Front: Tiada yang Riang di Masa Perang terminal mojok.co

Almarhumah Nenek Saya dan Perang yang Tak Padam dalam Ingatan

31 Desember 2020
gaya rambut trump

Persoalan Trump Ganti Gaya Rambut, Semoga Jokowi Nggak Ikutin

10 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.