Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp Pasti Punya Alasan

Yovi Maulana oleh Yovi Maulana
16 November 2020
A A
Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp Pasti Punya Alasan terminal mojok.co

Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp Pasti Punya Alasan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu fitur WhatsApp yang yang menarik adalah adanya centang biru bila pesan kita sudah dibaca. Fitur ini banyak disukai, tapi ada juga yang membenci. Pasalnya bila kita tidak mengaktifkan laporan terkirim, pesan kita tidak diketahui apakah sudah dibaca atau tidak, pun sebaliknya. Pengguna WhatsApp yang mematikan centang biru terkadang membuat penasaran dan bertanya-tanya apakah chat WhatsApp tersebut dibaca atau belum.

Pernah nggak sih, kalian merasakan “ko gak dibaca-baca ya” atau “dibaca nggak sih chat gua?” ternyata pesan kita dibaca hanya saja laporan dibacanya dimatikan dan kita tidak mengetahui itu. Tapi, yang jelas emang kitanya nggak penting sih makanya chat-nya nggak langsung dibalas.

Sebagai pengguna WhatsApp yang mematikan centang biru, saya akan memberikan alasan konkret, mewakili kaum-kaum yang sering dituduh cuek dan slow response ini.

Alasan #1 Sakit hati

Sakit hati adalah alasan pertama orang-orang mematikan centang biru. Pasalnya dia adalah korban dari harapan yang berlebihan. Sering kali kita sengaja fast response untuk membalas pesannya, eh dia malah slow response. Kita bales chat dia di menit bahkan detik yang sama, dia bales sepuluh dua puluh menit kemudian. 

Jengkel nggak si? Parahnya lagi ada yang slow response-nya ternyata disengaja. Bukan nggak dibaca ternyata, dibaca sih iya, tapi lewat notifikasi. Katanya biar nggak di anggap “murahan”. Lebih parahnya lagi kita ngetiknya pakai hati, dia balasnya pakai jari.

Kalau centang birunya dimatikan kan enak tuh bisa sedikit balas dendam, bisa sengaja menunda-nunda untuk membalasnya dan mengetahui pesannya terlebih dahulu. Semua berawal dari sakit hati, kemudian sok cuek sendiri biar nggak terlalu banyak berharap.

Alasan #2 Tidak ingin diketahui kalau kita liatin WhatsApp story dia

Untuk melindungi perasaan dan harga diri, mematikan centang biru adalah alasan yang pas untuk tidak membuat bangga kalau kita selalu stalking dia. Kalau nggak dimatikan nanti doi kepedean. “Hmm, belum bisa move on kan dari gua, ngeliatin story gua terus” padahal emang lihat WhatsApp story pas lagi gabut aja, itu juga dipilih-pilih. 

Selain melindungi perasan dan harga diri, alasan ini juga ampuh untuk menggagalkan niat doi yang ria, niat doi yang “ingin dilihat”. Biasanya suka ada tuh mantan atau teman yang dulunya pernah dekat dan nggak sampai jadian, tapi ingin pamer atau sekedar manas-manasin, lo kira gua motor dipanasin?! Nah, dengan mematikan centang biru, ajang pameran dia tidak akan sukses.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Saya menyebutnya “pameran” karena parameter keberhasilannya adalah ketika banyak orang yang mengunjungi. Dengan mematikan centang biru, setidaknya tidak membuat harga diri saya turun, kalau tiap dia update saya lihat kan ketahuan banget saya masih belum bisa move on.

Alasan #3 Tidak ingin mengetahui siapa saja yang melihat story kita.

Dengan mematikan centang biru otomatis kita tidak akan mengetahui siapa saja yang sudah melihat WhatsApp story kita. Alasan ini adalah alasan tertinggi dalam derajat kebodo-amatan. Pasalnya orang yang mematikan centang biru karena alasan ini adalah orang yang sudah ma’rifat. Dia tidak mementingkan siapa yang menonton WhatsApp story dan berapa jumlah viewers–nya.  Update mah update aja, mau dikomen mau nggak, nggak terlalu penting.

Biasanya orang yang mematikan centang biru karena alasan ini adalah korban dari sebuah kekecewaan yang mendalam.Sebab sudah bosan dan capek ngode-ngode, tapi nggak direspons, jadinya ya udah bodo amat. Bagi saya, alasan ini adalah salah satu cara untuk mengurangi kecanduan terhadap ponsel. Dengan tidak adanya notifikasi membuat saya lebih menjadi manusia produktif dibandingkan melihat siapa saja yang melihat WhatsApp story kita.

Jadi nggak perlu menghakimi kaum-kaum yang sengaja mematikan centang biru WhatsApp. Kaum ini jelas punya alasan bagaimanapun buruknya alasan tersebut. Lha wong sudah disediakan fitur begini sama WhatsApp, ya dimanfaatkan aja lah.

BACA JUGA Orang yang Menumpuk Notifikasi Sebaiknya Dirukyah Ningsih Tinampi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2020 oleh

Tags: chat whatsappMedia Sosial
Yovi Maulana

Yovi Maulana

Mahasiswa Sipil Untirta

ArtikelTerkait

Mengutip Media Sosial Tanpa Izin Itu Hukumnya Makruh jurnalistik etika jurnalisme wartawan terminal mojok.co

Mengutip Media Sosial Tanpa Izin Itu Hukumnya Makruh

19 Oktober 2020
menyimpan kenangan

Menyimpan Kenangan di Facebook, Buat Apa, Sih?

23 Agustus 2019
Mari Berbincang tentang Masa Depan Dunia Shitpost dan Meme di Indonesia terminal mojok.co

Mari Berbincang tentang Masa Depan Dunia Shitpost dan Meme di Indonesia

23 Oktober 2020
Katanya Konten TikTok Itu Banyak yang Cringe: Masak, sih? terminal mojok.co

Katanya Konten TikTok Itu Banyak yang Cringe: Masak, sih?

11 Juli 2021
5 Pose Foto Mahasiswa Sekolah Kedinasan yang Sering Muncul di Medsos Terminal Mojok.co

5 Pose Foto Mahasiswa Sekolah Kedinasan yang Sering Muncul di Medsos

11 Maret 2022

Mojok Nggak Naikin Artikelmu? Tenang, selain Menangis, Kamu Bisa Lakukan 5 Hal Ini

7 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa Mojok.co

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

11 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.