Dulu sebelum adanya internet, banyak sekali persewaan atau rental-rental kaset VCD maupun DVD film. Jika ingin nonton film tapi males ke bioskop, persewaan atau rental ini bisa menjadi alternatif hiburan. Beda dengan zaman sekarang yang bisa download film sesuka hati. Selain rental kaset, ada juga rental komik dan novel.
Melihat banyaknya peminat komik dan novel, kakak ipar saya berinisiatif untuk membuka rental komik dan novel pertama di kota Jember. Walaupun pada dasarnya kakak saya tidak suka membaca, tapi kejeliannya melihat peluang akhirnya berwujud rental komik dan novel yang dia beri nama TOP. Internet yang dulu tidak semasif dan secepat sekarang membuat komik cetak sangat diminati oleh para pembaca, terutama komik dari Jepang yang biasa dikenal dengan manga.
Sejak masih kecil, saat libur sekolah saya biasanya bantu-bantu di rental Komik dan Novel Top ini. Sampai akhirnya pada saat kelas dua SMA saya bekerja penuh waktu di sana. Pekerjaan ini bisa dikatakan sebagai pekerjaan paling menyenangkan yang saja jalani. Walaupun terkadang ada rasa sungkan karena kerja sama kakak ipar sendiri, tapi saat santai nggak ada pelanggan, saya bisa sepuasnya membaca ratusan komik secara gratis.
Mungkin sejak saat itu minat membaca dan minat terhadap manga saya tumbuh. Sampai saya bisa dikatakan sebagai wibu, walau nggak wibu-wibu amat. Selain akses membaca komik sepuasnya, saya juga bisa berinteraksi dengan orang-orang yang sehobi. Jadi, kami bisa bertukar rekomendasi bacaan atau mendiskusikan sebuah komik, bonus bisa cinlok.
Cara penyewaan komik dan novelnya cukup sederhana. Hanya dengan menyebutkan nama, alamat tinggal, dan meninggalkan KTP atau kartu identitas lainnya sebagai jaminan. Selain itu, tak lupa membayar uang sewa, maka komik dan novel yang kamu inginkan sudah bisa dibawa pulang. Waktu peminjamannya selama seminggu. Sementara khusus komik baru waktu peminjamannya selama dua hari.
Masalah jam kerja sama seperti standar jam kerja di tempat lain, yaitu selama tujuh atau delapan jam. Kalau mau kerja di hari Minggu juga ada bonusnya. Kami bisa bawa komik buat dibaca di rumah. Komik yang paling laris disewa tentu saja One Piece dan Naruto. Kalau kedua komik ini ada seri baru, kakak ipar pasti kulakan lebih banyak dari komik lain karena penggemarnya memang udah pada pesan sebelumnya.
Namun, semua cerita manis di atas musnah saat negara api menyerang. Negara api itu adalah internet. Dengan maraknya akses internet, banyak bermunculan komik-komik online. Sialnya lagi, komik online ini jauh lebih update daripada komik cetak. Di komik cetak masih episode 50, di komik online bisa aja udah episode 55 atau bahkan 60. Nggak heran kalau para penggemar komik beralih baca komik online daripada komik cetak. Apalagi komik online bisa diakses secara gratis.
Perlahan tapi pasti, pelanggan di rental TOP mulai berkurang drastis. Yang awalnya bisa mendapat penghasilan kotor Rp1 sampai Rp2 juta per hari. Perlahan hanya bisa mendapat penghasilan Rp500 ribu per hari. Terus berlanjut semakin lama semakin sepi sampai hanya menyentuh angka Rp100 ribu per hari. Tentu angka itu tidak mencukupi untuk biaya operasional dan gaji karyawan.
Hal yang sama juga menimpa rental komik yang lain dan juga rental-rental lain seperti rental DVD dan VCD. Sebuah rental VCD di Jalan Sumatra sampai beralih fungsi menjadi depo air minum. Bisa dikatakan internet mematikan bisnis perentalan hiburan.
Kakak ipar akhirnya membuat sebuah terobosan dengan mengobral semua komik dan novelnya. Komik diobral seharga dua ribu rupiah, sedangkan novel diobral paling murah seharga lima ribu rupiah. Hanya dalam waktu beberapa hari saja semua komik dan novel ludes dibeli. Ada seorang kolektor yang memborong komik One Piece dengan transaksi senilai Rp4 juta. Dengar-dengar keseluruhan hasil penjualan komik dan novel itu tembus angka Rp50 juta.
Keputusan kaka ipar menutup dan mengobral semua komik dan novel TOP cukup mengagetkan para pelanggan yang dulu pernah nyewa di sana. Bahkan kakak ipar sampai diwawancarai dan dimuat di Radar Jember perihal penutupan Rental TOP ini. Ehm, adakah para pembaca yang pernah tinggal di Jember dan pernah jadi pelanggan TOP?
BACA JUGA Pengalaman Saya Menjadi Tukang Tagih di Koperasi Swasta dan artikel Sigit Candra Lesmana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.