Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Tren “Wajah Tua” FaceApp, Menjadi Tua Kok Bangga?

Erwin Setia oleh Erwin Setia
22 Juli 2019
A A
faceapp

faceapp

Share on FacebookShare on Twitter

Tiba-tiba timeline media sosial saya dipenuhi foto-foto orang bermuka kisut dan beruban. Apakah saya sedang terjebak di semesta lain yang hanya berisi manusia-manusia lanjut usia? Oh, ternyata nggak. Teman-teman dunia maya saya itu ternyata cuma lagi seru-seruan aja. Lagi asik-asikan dengan aplikasi “wajah tua” FaceApp. Untunglah. Gawat juga kalau mendadak kawan-kawan bermedia sosial saya jadi mirip Soeharto dan Megawati semua. Bisa-bisa saya kena ciduk. Eh.

Tren “wajah tua” FaceApp yang lagi ramai-ramaimya terutama di Facebook dan Instagram ini bikin saya geleng-geleng kepala. Heran aja gitu. Kok semua orang jadi mendadak pamer foto muka tua mereka? Yang keriputan dan menyiratkan tanda-tanda telah dekat dengan kematian? Yang bikin saya bisa pura-pura bercanda dengan nulis komentar “emang muka lu udah tua kok, nggak usah pake aplikasi gituan segala, lah!”.

Biasanya aja mencak-mencak kalau dibilang tua atau dikomentari “Muka kamu kok kelihatan lebih tua, ya.” Lha ini, malah pada pamer foto 40 tahun dari sekarang. Manusia memang benar-benar unik dan misterius. Kayak mbaknya, dibilang “cantik” sama saya, disangkanya saya melecehkan. Giliran ada cowok yang sebetulnya kalau dipandang dengan mata batin nggak lebih tampan dari saya bilang begitu, malah menjerit-jerit kesenangan. Duh, rasanya kuingin menangys saja. Tisu mana tisu?

Kalau seseorang dibilang tua padahal emang betulan tua (tanpa maksud menghina, nih) kesannya nggak terima seolah-olah manusia bakalan awet muda selamanya kayak Dian Sastro dan Hamish Daud. Tapi, giliran disebut tua oleh aplikasi, dengan menampilkan foto-foto tua mereka, malah senang. Kan aneh.

Bukan cuma senang, malah foto itu disebar-sebarin biar khalayak melihatnya. Padahal, kan, walau hanya aplikasi “penebak muka masa depan”, intinya ya tua-tua juga. Eh, tapi malah pada kesenengan dibuat tua oleh aplikasi.

Di situ saya kok kepengen jadi aplikasi saja ya. Biar bisa seenaknya nyebut dan bikin orang jadi tua tanpa harus dimarah-marahi. Kan asik tuh.

Memang sih, sebagian besar para pengguna fitur “wajah tua” FaceApp itu niatnya sekadar seru-seruan aja. Toh, di kolom komentar mereka, saya lihat pada asik saling bercanda. Nggak ada yang baper kalau dikasih emot ngakak atau diketawain “wkwkwkwkwkwk 10 jam” (Saya jadi penasaran kalau Nissa Sabyan bikin video anyar penerus Hmm Hmm Hmm 10 jam ini).

Mereka terlihat sekali merayakan “menjadi tua” dengan gembira.

Baca Juga:

Selama Kasus Baru Ditangani kalau Viral, Jangan Harap Imbauan untuk Tidak Share Video Bullying Akan Digubris Orang-orang

Tobrut Memang Meresahkan, Budaya Merendahkan Tubuh Perempuan tapi Dimaklumi karena Gampang Masuk FYP

Ini jadi semacam anomali. Saat di kehidupan nyata begitu banyak orang menolak tua dengan mengonsumsi obat ini itu, rutin olahraga, memakai makeup terbaik, dan sekian kiat mencegah penuaan lainnya. Di sisi lain—walau sebatas dunia maya—justru malah banyak banget yang berlomba-lomba menjadi tua. Lalu menyebar-nyebar foto itu tanpa beban apa pun.

Saya jadi berpikir, sebenarnya manusia itu nggak benci-benci amat menjadi tua. Mereka hanya perlu media untuk merayakan masa tua dengan gembira. Dan, aplikasi FaceApp ini seperti kekasih yang datang tepat waktu buat mereka. Sekonyong-konyong menjadi tua bukan lagi sesuatu yang dihindari, justru malah pada penasaran bagaimana rasanya.

Tapi, plis, kalau muka hasil olah aplikasi FaceApp itu membuatmu tampak seperti Soeharto, Adolf Hitler, atau Benito Musollini, nggak usah disebarluaskan. Soalnya jadi berasa horor gitu. Saya jadi ngeri membayangkan di masa depan kamu adalah seorang diktator-fasis yang bisa membunuh orang dan merampas uang negara seenaknya. Gaswat itu!

By the way, aplikasi FaceApp ini nggak betul-betul aman. Bagi kamu yang merasa penting untuk melindungi privasimu dan foto-fotomu agar tidak disalahgunakan pihak lain, sebaiknya nggak perlu pakai aplikasi ini. Atau kalau pun pakai, nggak usah sering-sering.

Ya, intinya mah, bagi kamu yang menggunakan aplikasi tersebut, gunakan sebijak-bijaknya. Namanya aja aplikasi seru-seruan, sekadar buat seru-seruan aja. Nggak perlulah tiap hari menggunakan fitur “wajah tua”. Tenang aja. Semua orang juga bakal disakiti dan patah hati menjadi tua pada waktunya, kok.

Ngomong-ngomong, sampai sekarang saya sendiri belum pernah menggunakan fitur “wajah tua” FaceApp itu. Saya lebih suka melihat foto kawan-kawan medsos aja. Sambil ketawa-ketiwi kalau memang ada yang terlihat lucu gitu. Atau tersenyum miris kalau melihat foto yang kesannya menyedihkan dan bikin hati menjadi jatuh iba.

Sesungguhnya orang-orang pengunggah foto hasil “wajah tua” FaceApp itu menyenangkan. Bikin timeline jadi lebih berwarna dan secara nggak langsung memberi pelajaran kepada saya bahwa masa muda ini fana sefana cintamu. Bahwa cepat atau lambat, kita akan menjadi tua, mati, dan dilupakan. Hikz. Kok jadi mellow gini.

Eh, tapi, kapan-kapan saya mau coba gunain fitur itu, deh. Namun, saya masih ragu. Saya masih belum siap kalau aplikasi itu membikin saya di 40 tahun mendatang jadi mirip Keanu Reeves dan ciwik-ciwik jadi mengejar-ngejar saya. Ah, sungguh, saya belum siap~

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: FaceApptren kecantikantren kekinianviral
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

tas

Menanggapi Tas Seharga 20 Juta dan Kalimat: Kaya Dulu Aja, Bos!

31 Juli 2019
faceapp

Viral! Bahaya Memakai Aplikasi FaceApp

22 Juli 2019
konten mukbang

Alasan Nonton Mukbang: Bukan Hanya Makanannya Tetapi Juga Warnanya

2 September 2019
musik indie

Mengkritisi Anak Indie yang Tidak Tahu Arti Musik Indie

13 Agustus 2019
kocheng oren

Fenomena ‘Kocheng Oren’ yang Mendadak Menjadi Primadona di Jagat Media Sosial

10 Agustus 2019
Bingung Memilih Frame Kacamata yang Cocok? Pakai FaceApp!

Bingung Memilih Frame Kacamata yang Cocok? Pakai FaceApp!

29 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Promo Pelanggan Baru Melimpah, Pelanggan Lama Cuma Jadi Figuran

Promo Pelanggan Baru Melimpah, Pelanggan Lama Cuma Jadi Figuran

9 Desember 2025
5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025
Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus Mojok.co

Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus

10 Desember 2025
3 Alasan Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian ke UIN Palembang, Takutnya Nanti Kecewa Mojok.co

3 Alasan Maba Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian ke UIN Palembang, Takutnya Nanti Kecewa

8 Desember 2025
Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang Mojok.co

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

8 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman
  • Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS
  • Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang
  • Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur
  • Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.