Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Fungsi Ruang Tamu: Museum Pencapaian dan Gagasan Ideal Keluarga

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
18 Agustus 2020
A A
fungsi ruang tamu ruang pameran ruang pajangan museum keluarga mojok.co

fungsi ruang tamu ruang pameran ruang pajangan museum keluarga mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ruang tamu lazimnya berada di bagian paling depan dan mudah diakses oleh tamu yang sekadar berkunjung atau acara lainnya. Di Bantul sendiri, biasanya ruang tamu dibuat secara besar dan megah, berbanding terbalik dengan ruangan untuk keluarga yang biasanya lebih kecil. Fungsi ruang tamu sangat logis, yakni untuk menggelar acara desa atau syukuran yang kondisional. Kami biasanya tidak menggunakan tempat makan untuk sekadar acara dalam lingkup desa. Oleh karena itu, keberadaan kursi kalah oleh digdayanya tikar yang terhampar. Tikar bisa menghimpun semua tanpa cela, sedangkan kursi hanya beberapa.

Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan banyak sedikitnya tentu terjadi. Peralihan rumah simbah saya, orang tua, dan pakdhe-mbokdhe saya mewakilinya. Kini, fungsi ruang tamu diorientasikan sebagai “museum penyambutan tamu”. Apa saja yang ada di dalam ruang tamu bukan lagi menyentuh masalah “himpunan”, namun kini menyasar “perwakilan apa saja yang dimiliki oleh seluruh rumah”.

Melalui beberapa narasumber di desa saya, pertanyaan “ruang tamu kini untuk apa?” pun saya lontarkan. Jawaban mereka berbeda-beda dan unik-unik tentunya. Saya himpun, ada tiga golongan dalam memaknai ruang tamu. Pertama, ruang tamu ya ruang untuk tamu. Kedua, sebagai hiasan. Dan ketiga, sebagai mahkota dan representasi keluarga.

Pertama, golongan yang mengatakan ruang tamu tetaplah ruang tamu, tidak ada perubahan signifikan. Salah satu narasumber mengatakan, “Saya tidak melihat perubahan. Dari dulu ruang tamu ya ruang tamu. Meja, kursi, perabotan yang agak wangun, dan foto keluarga. Sepertinya, dari jaman simbah saya sudah begitu.”

Mereka menganggap bahwa ruang tamu itu tetap berlandaskan kepada fungsi dan tujuannya. “Kan tujuannya membuat tamu nyaman. Masak iya ruang tamu digambarkan nggak ada bedanya sama ruangan pribadi. Walau sebenarnya, tiap ruangan harus nyaman, sih. Kita saja ingin dapat nyaman di rumah sendiri, apalagi mereka yang datang bertamu.”

“Ya, sebagaimana sebuah kerajaan menyambut kerajaan lain. Mereka akan dibawa ke sebuah altar atau balairung terbaik mereka. Jika niatnya baik-baik, tentu disambut dengan baik-baik pula. Dan ruang tamu, dari berjalannya lini masa, nggak berubah,” jelas salah satu narasumber.

Golongan pertama rata-rata bersepakat bahwa ruang tamu dipergunakan ketika menyambut tamu penting. Jika yang datang adalah sanak saudara, biasanya mereka akan masuk ke teritori rumah lebih dalam, seperti ruangan keluarga atau kamar untuk menginap. Sedangkan “tamu formal”, biasanya merekalah yang menikmati ruang tamu.

Kedua, golongan yang menjawab bahwa ruang tamu kini hanya sebagai hiasan saja. Tidak kurang, tidak lebih. Ia menjawab, “Ibu saya mengatakan harus ada bunga-bunga, asbak harus berbentuk kodok atau bentuk unik lain—padahal di keluarga kami nggak ada yang merokok, hahaha. Bapak saya juga suka membeli patung-patung yang, suer, bikin saya merinding.”

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

Ketika ditanya apakah ruang tamunya hanya kepuasan bagi orang tuanya, dengan gamblang narasumber ini menjawab, “Iya, sih, kita kan nggak bisa kasih selebaran survei kepada tamu rumah kami mengenai tingkat kepuasan (ruang tamu yang orang tuanya hias). Siapa tahu ada yang seperti saya, takut sama patung-patung yang bapak saya beli.”

Ia mengatakan, ruang tamu itu jadi tolok ukur kepuasan kita dalam mengelola rumah. “Sederhananya, sih, Bapak dan Ibu mau repot-repot urus tamu ingin muncul perspektif dari tamu bahwa: ruang untuk tamu saja dibuat wangun, apalagi ruangan yang lebih privat, kan? Niatnya gitu, padahal dapur kami udah kayak kapal pecah!”

Ketiga, golongan yang mengatakan bahwa ruang tamu adalah mahkota dan representasi keluarga. Uniknya, salah satu narasumber bicara begini, “Ruang tamu rumah saya itu harus ada piala adek saya. Mulai dari nyanyi sampai renang. Padahal buat apa, kan, ya? Disimpan di kamar saja bisa. Ini saya usul begini; nggak sekalian tempelin ijazah kuliah saya?”

Narasumber lain mengatakan, “Foto keluarga harus ada. Keluarga saya, sih, Ayah pakai seragam kebanggaan, kakak saya juga sama, sedangkan saya pakai beskap. Ada lagi foto ketika kakak saya sedang naik pangkat, itu penting, setidaknya penting bagi orang tua saya.”

Ketika ditanya apakah dirinya sendiri menganggap foto keluarga seperti itu penting, blio menjawab, “Sekarang, sih, enggak. Tapi saya yakin ketika punya anak, pasti ada rasa ingin umuk kepada khalayak ramai mengenai prestise dan pencapaian keluarga. Dan tamu-tamu itu adalah korban “museum hidup” panggung sandiwara hidup keluarga kami—tentunya, yang bahagia-bahagia thok. Edan po menampilkan sisi melankolisnya.”

Mereka menegaskan, ruang tamu itu bisa menggambarkan kondisi keluarga. “Banyak yang menginginkan tamu-tamu itu bisa menerka, misal, “Oh, anaknya udah lulus, lulus di universitas terbaik lagi,” atau “Oh, jebul anak keduanya itu anggota TNI.” Ya, begitulah.”

Saya pun bertanya, salah nggak semisal definisi ruang tamu kini sudah mengarah ke seperti itu? Mereka kompak mengatakan tidak salah. Proses ini sudah pasti akan terjadi. Lini masa waktu pasti akan membawa kepada kejadian seperti ini. Entah ke depannya bagaimana. Perubahannya apa lagi. Namun, proses seperti ini wajib dilalui.

Ruang tamu kini sudah bergeser seakan menjadi museum hidup mengenai kehidupan keluarga yang berada di dalamnya. Sebagai perwakilan, hanya melalui satu ruangan, ruangan ini seakan mencoba memberikan gambaran kondisi di seluruh penjuru rumah. Hal ini menjadi logis jika disodorkan sebuah pertanyaan: siapa yang tidak ingin menyambut tamu sehormat-hormatnya walau tidak memiliki kewajiban melakukan hal tersebut?

BACA JUGA Kritik untuk Desain Rumah Minimalis yang Sering Dicontoh Pengantin Baru dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2020 oleh

Tags: ruang tamuRumah
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Hujan Itu Indah, tapi Tidak buat Orang yang Rumahnya Dekat Sungai

Hujan Itu Indah, tapi Tidak buat Orang yang Rumahnya Dekat Sungai

7 Desember 2023
Derita Tinggal Dekat Tempat Pembuangan Sampah, Harus Siap dengan Bau Menyengat dan Lalat Mojok.co

Derita Rumah Dekat Tempat Pembuangan Sampah, Harus Siap dengan Bau Menyengat dan Lalat

16 Februari 2024
Apa Betul Kita Benar-benar Bisa Punya Rumah dengan Tapera?

Apa Betul Kita Benar-benar Bisa Punya Rumah dengan Tapera?

11 Juni 2020
Sunset di Tanah Monarki: Rakyat Jogja diusir oleh Investasi

Sunset di Tanah Monarki: Rakyat Jogja diusir oleh Investasi

16 Oktober 2022
3 Resep Rahasia yang Bikin Pariwisata Jogja Sukses trotoar

Jogja Istimewa: Ketika Trotoar Lebih Penting dari Rumah Rakyat

11 Januari 2023
Tips Beli Rumah biar Nggak Tertipu Harga Murah terminal mojok.co

Tips Beli Rumah biar Nggak Tertipu Harga Murah

16 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.