Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Teori Keluarga Miskin Besanan ala Pak Muhadjir Kok Mirip Pemerintahan NAZI, ya?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
6 Agustus 2020
A A
Jomblo kok Diiming-imingi Seks biar Segera Menikah, Kami Nggak Selemah Itu mojok.co/terminal

Jomblo kok Diiming-imingi Seks biar Segera Menikah, Kami Nggak Selemah Itu mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Ada dua hal yang tidak pernah gagal dalam membuat saya membuka mata di tiap pagi. Hal pertama, kopi hangat, tentu saja. Hal kedua, statement dari otoritas yang bikin keki. Dan benar, pagi ini saya langsung melek setelah membaca bacotan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Bacotan yang saya maksud adalah perkara keluarga miskin pada webinar yang digelar oleh Kowani pada Selasa (4/8). Seperti yang dilansir cnnindonesia.com, Blio mengutarakan bahwa “sesama keluarga miskin besanan kemudian lahirlah keluarga miskin baru.” Menurut Muhadjir, perlu memutus mata rantai rumah tangga miskin yang semakin hari terus bertambah.

Saya sendiri tidak menolak keseluruhan bahasan blio. Pembekalan pra nikah memang perlu diberikan. Apalagi bicara tentang urusan perekonomian keluarga. Mempertimbangkan untuk menikah secara matang memang lebih penting dari sekedar balapan nikah antar sahabat.
Tapi, perkara ungkapan Pak Muhadjir perkara keluarga miskin ini tetap mendapat kecaman. Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menyatakan bahwa pemerintah kebablasan jika sampai mengatur dengan siapa seseorang harus menikah demi menekan kemiskinan di dalam negeri.

“Kalau untuk menyatakan harus menikah dengan siapa itu saya rasa kebablasan. Itu kan hak privasi, tidak bisa diatur juga,” ujar blio seperti yang dilansir CNN Indonesia. Dan saya juga setuju. Hanya pemerintahan fasis yang ingin menentukan dengan siapa rakyatnya harus menikah.

Saya segera teringat pada pemerintahan NAZI. Sebagai pemerintahan fasis, wajar jika NAZI mengatur hajad hidup rakyatnya sampai urusan paling privasi. Salah satunya adalah urusan pernikahan. Dalam kuasa NAZI, pernikahan tidak menjadi perkara pribadi, namun demi idealisme rasial mereka.

NAZI mengidamkan sebuah tatanan masyarakat berisi ras Arya murni. Yang menjadi masalah mereka, banyak pernikahan terjadi antar individu berbeda ras. Apalagi jika bicara Yahudi. Pernikahan antara ras Yahudi dengan ras Arya dipandang mencemari kemurnian ras Arya. Maka ditetapkan sebuah hukum untuk mencegah ketakutan Hitler dan NAZI fanboy ini.

Hukum tersebut adalah Hukum untuk Melindungi Darah dan Kehormatan Jerman tahun 1935. Dalam hukum ini, terdapat lima artikel yaitu: pernikahan antara Yahudi dan Jerman dilarang; Hubungan seksual di luar pernikahan antara Yahudi dan Jerman dilarang; Yahudi dilarang untuk memperkerjakan warga negara Jerman sebagai asisten rumah tangga; Yahudi dilarang mengibarkan bendera kebangsaan Jerman. Pelanggaran terhadap artikel pertama dihukum dengan kerja paksa. Pelanggaran artikel kedua dihukum penjara. Pelanggaran artikel ketiga dihukum denda serta penjara.

Mari kita dalami artikel pertama. NAZI memaksakan pernikahan antar ras Arya demi menjaga kemurnian ras mereka. Masyarakat harus menunjukkan bukti bahwa mereka adalah ras Arya hingga beberapa generasi. Tentu, pernikahan multi rasial yang terjadi sebelum NAZI berkuasa menjadi sasaran. NAZI mempermudah perceraian melalui Hukum Pernikahan pada 1938.

Baca Juga:

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Marriage is Scary Nyata, Anak Muda Sekarang Memang Takut pada Pernikahan

Nah, bicara perceraian ala NAZI juga menarik. Hukum ini memberi kesempatan lelaki Jerman untuk bercerai apabila telah memiliki lebih dari 4 anak. Harapannya, lelaki tersebut bisa menikah lagi dan memiliki anak lebih banyak. Tujuannya tetap sama saja: menjamin kemurnian ras Arya. Dengan makin besarnya populasi ras Arya, maka makin terjamin pula kemurniannya.

Lalu mengapa saya menghubung-hubungkan perkara opini Pak Muhadjir dengan NAZI Jerman? Bukankah NAZI Jerman bicara tentang kemurnian ras yang ngawur? Sedangkan Pak Muhadjir ingin menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan. Jika pemerintah mencanangkan program orang miskin menikah dengan orang kaya, bukankah yang miskin bisa terentaskan?

Baiklah, mari saya jabarkan kesamaan pemikiran di atas. Pak Muhadjir menekankan perkara pernikahan antar orang miskin melahirkan orang miskin akan melahirkan keluarga miskin baru. Dari ungkapan ini saja, sudah ada konsep yang sama dengan NAZI. Jika NAZI membahas kemurnian ras, Pak Muhadjir membahas ekonomi. Beda bahasan, tapi punya pondasi yang sama: mengatur perkawinan masyarakat.

Mengatur perkara perkawinan jelas melanggar Universal Declaration of Human Right artikel 16. Artikel ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk menikah dan memiliki keturunan. Tidak ada otoritas yang berhak memaksakan pernikahan dengan alasan apapun. Apalagi alasan pengentasan kemiskinan.

Kepada Pak Muhadjir, saya hargai analisis bapak perkara orang miskin yang berbesan. Jika dipikir secara cepat tanpa berhenti sejenak, pendapat Bapak benar kok. Masalahnya, apakah korelasi antara pernikahan dan kemiskinan sepolos itu? Seperti bicara teori matematika minus tambah minus jadi minus?

Jika sesederhana itu, adek-adek SD saja sudah diajarkan penjumlahan macam itu, Pak. Tidak perlu seorang Menko yang harus menyuarakan teori dasar seperti itu. Apalagi mendasari opini tentang pernikahan.

Hash bikin gerah bodi aja ini perkara.

BACA JUGA Ontran-Ontran Yogyakarta dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2020 oleh

Tags: muhajirnaziPernikahan
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Siapa Bilang Cari Cincin buat Laki-laki Itu Susah? Sovia Jewelry Solusinya

Siapa Bilang Cari Cincin buat Laki-laki Itu Susah?

13 November 2023
Cewek Indonesia Impiannya Menikah dengan Bule Apa Nggak Pernah Pikir Panjang? terminal mojok.co

Pernikahan yang Gagal, Si Tunggal vs Si Bungsu yang Tak Bisa Bersatu

1 Juli 2020
Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa

Sebambangan: Solusi Tingginya Biaya Nikah Orang Lampung

6 Mei 2020
3 Hal yang Bikin Saya Suka Datang ke Pernikahan Adat Madura

3 Hal yang Bikin Saya Suka Datang ke Pernikahan Adat Madura

21 September 2023
Park Shin Hye Nggak Lupa Vendor Pernikahan di Caption Instagram Mendobrak Dunia Pernikahan Artis Korea Terminal Mojok

Park Shin Hye Nggak Lupa Vendor Nikah di Caption Instagram Mendobrak Dunia Pernikahan Artis Korea

28 Januari 2022
lelaki turki

Sebelum Pesona Lelaki Turki Merebak, Segera Ajak Doi ke KUA

27 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.