Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menjadi Kucing Liar Itu Berat, Kamu Tak Akan Sanggup!

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
9 Mei 2019
A A
kucing liar

kucing liar

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa orang kadang terlalu fanatik dalam mencintai kucing. Tak peduli itu kucing ras atau kucing domestik, mereka menyangi kucing-kucing tersebut dengan sangat berlebihan. Bahkan bisa dibilang mereka merawat hewan berbulu nan lucu itu seperti anaknya sendiri.

Namun di lain pihak, ada banyak kasus yang tidak mengenakan di dunia perkucingan. Di daerah ibu kota sendiri, kehadiran kucing liar sudah dianggap sebagai sebuah hama. Oleh karena itu dinas terkait bahkan sampai menangkapi kucing-kucing liar untuk dibawa di sebuah penampungan. Alih-alih mendapat kehidupan yang sejahtera, kucing liar itu justru bernasib lebih nahas karena dikurung dengan tempat dan makanan yang tak layak.

Di sekitar kita juga sudah tak asing lagi mendengar orang yang suka menendang, menyiram, bahkan ada yang sampai tega meracun kucing liar yang singgah ke rumahnya. Padahal tujuan si kucing ini mampir hanya sebuah masalah sepele, kucing ini lapar dan ingin makan. Hanya itu saja sih.

Tapi ya namanya juga manusia, bukannya memberi makan si kucing, mereka kadang menyiksanya dengan alasan si kucing ini tukang mencuri lauk mereka. Andai saja kucing ini bisa ngomong, tentu sebelum mengambil lauk milik orang, mereka akan meminta izin terlebih dahuly. Ah, andai saja kucing ini bisa sekolah, tentu dia akan mendapat ijazah untuk mencari kerja, hingga mereka punya uang untuk membeli ikan sendiri tanpa harus minta-minta.

Tapi kan kucing nggak punya otak sesempurna manusia. Mereka tahunya hanya kalau lapar ya makan. Mereka gak bakal tahu apa itu dosa, jika mereka mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan milik mereka. Mereka juga gak diajari tata krama, sehingga tak tahu kalau masuk ke rumah orang lain tanpa permisi itu adalah tindakan tidak sopan. Namanya juga kucing.

Satu pandangan kuno beberapa manusia tentang kucing si pembawa penyakit pun tetap lestari di kepala, bahkan hal ini yang melatar belakangi kebencian mereka terhadap kucing. Padahal kucing itu hanya kurir yang membawa penyakit yang dibawa oleh virus atau bakteri. Terlebih, tidak hanya kucing saja yang membawa penyakit ini. Ah, tapi bicara hal seperti ini pada orang yang tak mau “melek” pengetahuan kan percuma saja.

Jadi begitulah cara manusia mengkambing hitamkan si kucing sebagai makhluk pembawa penyakit. Padahal jelas, dia kucing bukan kambing, tapi selalu saja dikambing hitamkan. Manusia oh manusia.

Mari sejenak kita renungkan, betapa beratnya menjadi seekor kucing liar.

Baca Juga:

Pelajaran Hidup yang Saya Dapatkan dari Memelihara Burung Ciblek

Kucing Liar Adalah Hama

Dimulai dari kucing kecil yang ditinggal atau dipisahkan oleh induknya. Dibuang dalam kardus di pasar atau jalan. Bagaimana mungkin, bayi kecil yang baru bisa mengengong-ngeong dan masih terseok-seok jalannya itu bisa mencari makan sendiri? Oleh karena itu, jangan pernah sekali-kali membuang anak kucing tanpa induknya. Kita sendiri juga pasti sedih kan ya, bila harus berpisah dengan ibu di waktu kita masih bayi. Jangankan bayi, saat dewasa saja kita suka sedih kalau harus berpisah dengaj orang tua untuk merantau kan ya?

Kucing kadang mengais-ngais tempat sampah kita untuk mencari sisa tulang atau kepala ikan yang kita buang. Kalaupun ada beberapa kucing yang suka mencuri, itu hanya karena mereka lapar. Saya sendiri memiliki beberapa kucing liar yang saya rawat, dan tak pernah sekalipun kucing-kucing itu mencuri lauk saya yang hanya saya taruh bergitu saja di meja. Itu karena mereka kenyang. Mereka tentu bakalan mikir, untuk apa gue susah-susah nyuci toh mereka bakal kasih makan gue!

Yah, kalau saja manusia mau berbagi sedikit makanannya pada kucing liar, tentu mereka tak perlu mengais-ngais tempat sampah dan mereka tak perlu dipukul karena ketahuan mencuri ikan. Padahal memberi makan kucing tak akan membuat diri kita jatuh miskin kan ya? Tapi beberapa orang masih belum terbuka hatinya untuk berbagi dengan hewan malang tersebut.

Untuk tempat tinggal sendiri, si kucing hanya akan berteduh di pinggir-pinggir jalan, lalu saat hujan turun mereks akan menumpang berteduh. Itu pun kalau tidak diusir oleh si pemilik rumah.

Hidup lontang-lantung di jalanan, kadang harus merawat anak-anaknya. Bayangkan saja jika kita menjadi kucing betina. Harus menyusui empat anaknya, tapi juga harus mencari makan sendiri. Kadang pulang membawa bekas luka karena ditendang manusia saat sedang meminta makan di warung. Hamil, melahirkan, sakit, semua ditanggung sendirian oleh kucing-kucing liar tersebut.

Tapi kan, tapi kan, tapi kan, emang begitu cara hidup kucing! Iya saya tahu, tapi kan makanan tidak langsung turun dari langit. Meski kehidupan mereka dijamin oleh Tuhan, tapi mereka juga harus berjuang keras dalam menjalanu hidup di jalanan. Saya tahu beberapa orang memang terlahir untuk membenci kucing, saya tak masalah. Tapi mbok ya, kalau benci yah benci aja, tapi jangan pernah menyiksa kucing. Kalau gak suka yah, paling tidak jangan menyakiti.

Coba mulai hari ini kita lihat di sekitar kita. Amati sejenak mimik wajah kucing liar yang kita lihat. Betapa nanar dan melasnya mata jernih itu. Sebuah mata yang hendak ingin mengutarakan bahwa dia lelah, lapar, dan ingin disayangi.

Mari, lebih peduli dengan kucing-kucing liar di sekitar kita. Sungguh, menjadi kucing liar itu berat. Kita tak akan sanggup. Biar mereka saja.

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2019 oleh

Tags: HewanKucing LiarPeliharaan
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Pelajaran Hidup yang Saya Dapatkan dari Memelihara Burung Ciblek

Pelajaran Hidup yang Saya Dapatkan dari Memelihara Burung Ciblek

3 September 2023
dokter hewan peliharaan sakit mojok

Dokter Hewan Bukanlah Dukun, Jadi Biarkan Mereka Melakukan Tugasnya sebagaimana Mestinya

25 September 2021
memelihara ular cara mengapa hobi teknik cara memulai hewan peliharaan mojok

Cerita Orang yang Memilih Ular sebagai Hewan Peliharaan

17 April 2020
Kenapa Banyak Kucing Berdatangan setelah Kita Memberi Makan Kucing Liar_ terminal mojok

Kenapa Banyak Kucing Berdatangan setelah Kita Memberi Makan Kucing Liar?

26 September 2021
Jangan Kasih Makan Kucing Liar, Mereka Harus Bisa Survive Sendiri terminal mojok

Jangan Kasih Makan Kucing Liar, Mereka Harus Bisa Survive Sendiri!

30 September 2021
Suka Duka Saat Memelihara Ikan Cupang bagi Seorang Pemula terminal mojok.co

Suka Duka Saat Memelihara Ikan Cupang bagi Seorang Pemula

29 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.