Berbagai macam makanan dari olahan bunga kecombrang semakin populer belakangan ini. Embel-embel “kecombrang” semakin mudah ditemukan di berbagai macam menu rumah makan maupun restoran. Bunga satu ini tampaknya sedang naik daun di kalangan pencinta kuliner.
Bagi kalian yang belum tahu, bunga kecombrang dapat diolah atau ditambahkan dalam berbagai macam makanan. Misalnya, nasi goreng, ayam suwir, tumis, hingga sambal. Konon katanya, kecombrang bisa menambah cita rasa segar sehingga masakan jadi sulit dilupakan.
Biasanya, orang Sunda dan Batak yang paling gemar memanfaatkan bunga berwarna merah ini ke dalam masakannya. Itu mengapa, bunga kecombrang lebih mudah ditemukan pada masakan Jawa Barat dan Sumatera.
Penasaran, saya kemudian mencicipi masakan dengan campuran bunga kecombrang. Mungkin ekspektasi saya yang ketinggian, tapi masakan dengan tambahan bunga satu ini nyatanya tidak terlalu cocok di lidah saya.
Awalnya segar, lama-lama jadi aneh
Aroma kecombrang khas, cenderung menenangkan daripada tajam. Itu mengapa saya berekspektasi rasa bunga ini juga demikian, menenangkan. Sayangnya, ekspektasi saya keliru. Di awal rasanya yang menyegarkan memang tidak menjadi masalah. Namun, begitu dikunyah, lama-lama ada rasa asam kemudian semakin dikunyah jadi getir rasanya.
Pelan-pelan saya mencoba menikmati bunga kecombrang yang wangi ini. Betapa kagetnya saya, ketika mengunyah dan menelannya terasa seperti tak sengaja menelan semut. Ada rasa segar dan lama-lama muncul rasa asam ketika dikunyah. Aneh banget. Apalagi buat orang yang nggak suka makanan yang nyegrak seperti saya ini, pasti langsung kaget dengan rasanya.
Bagi penikmat rasa tropical yang wangi, pasti sangat suka dengan kecombrang karena beneran wangi dan segar di lidah. Namun, lidah saya yang belum terbiasa makan ini jadi kaget dan sulit untuk menerimanya.
Dari pengalaman itu sepertinya cukup sekali saja saya mencicipi kecombrang. Sepertinya tanaman ini nggak cocok untuk semua orang. Aroma tajam dan menyengat buat saya kaget saat memakannya. Mungkin karena nggak terbiasa jadinya lidah saya masih sulit menerima makanan satu ini.
Jangan terlalu percaya diri akan menyukai kecombrang
Ada sedikit tips dari saya untuk kalian yang baru pertama kali mencicipi atau memasak dengan bunga kecombrang: jangan terlalu percaya diri akan menyukainya. Itu mengapa, lebih baik mencicipi atau menambahkan bunga ini sedikit dahulu saja. Setelah lidah kalian terbiasa atau bisa menoleransi rasa anehnya, baru deh tambahkan sesuai selera kalian.
Kecombrang mungkin bahan makanan yang kini populer diolah atau dicampurkan dalam berbagai macam makanan. Hampir tiap rumah makan atau restoran menyajikan masakan dengan olahan bunga satu ini. Namun, ternyata, tidak semua orang cocok dengan rasanya. Orang yang gemar makanan dengan rasa medok dan aroma menyengat, pasti suka kecombrang. Sementara orang yang suka bau dan rasa makanan yang light seperti saya, mungkin akan sulit menerimanya. Itu mengapa, sebaiknya kenali baik-baik selera lidah kalian sebelum mencicipinya.
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Warlok Membocorkan 6 Ciri Penjual Lumpia Semarang yang Rasanya Pasti Enak.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















