Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Akun “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” Adalah Sampah Sosial, Seksisme Jangan Dilanggengkan di Lingkungan Kampus!

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
24 Oktober 2025
A A
Akun “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” Adalah Sampah Sosial, Seksisme Jangan Dilanggengkan di Lingkungan Kampus!

Akun “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” Adalah Sampah Sosial, Seksisme Jangan Dilanggengkan di Lingkungan Kampus!

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini, saya merasa sangat jengkel setiap kali melihat akun media sosial seperti “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” yang marak di berbagai lingkungan kampus. Fenomena ini jelas sudah menggeser fungsi utama kampus yang seharusnya menjadi ruang bagi pencarian ilmu dan pengembangan gagasan, menjadi sekadar panggung untuk menilai kecantikan dan ketampanan seseorang secara dangkal.

Alih-alih mengajak mahasiswa fokus pada bidang akademik serta potensi diri, mereka justru dijebak dalam kompetisi semu berbasis penampilan fisik. Yang lebih memprihatinkan, akun-akun ini punya banyak pengikut. Kolom komentarnya kerap dipenuhi dengan ungkapan seksisme serta stereotip gender yang sangat memalukan. Yang pada gilirannya akan semakin merusak martabat dan kualitas lingkungan akademik itu sendiri.

Jujur saya sangat muak sekali. Kalau pemilik akun “Kampus Cantik” tersebut kebetulan membaca tulisan ini, saya berharap mereka punya keberanian untuk membalas dengan argumen yang masuk akal. Meski saya ragu kalau mereka bisa membalasnya dengan logis.

Kampus seharusnya menjadi ruang yang aman dari segala bentuk seksisme

Saya jadi kepikiran satu hal. Pernahkah para admin pemilik akun “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” berpikir bahwa foto-foto yang kalian unggah itu bukan berasal dari keinginan pemiliknya? Saya yakin tak sedikit gambar yang kadung disebarkan justru diambil dan dibagikan oleh teman atau orang lain yang hanya sekadar iseng atau asal comot, tanpa persetujuan dan tanpa memikirkan dampak psikologis bagi yang bersangkutan.

Tindakan ini jelas bukan sekadar pelanggaran privasi. Tetapi juga mencerminkan sikap permisif terhadap tindakan seksisme yang bisa semakin merajalela di lingkungan kampus. Alih-alih menjadi tempat aman untuk memupuk rasa saling menghargai. Akun sampah yang mengatasnamakan kampus ini malah menjadi ruang bagi reproduksi stereotip gender dan pelecehan terselubung berlangsung tanpa hambatan.

Mahasiswa bukan komoditas seksual demi meraih FYP konten sesaat

Munculnya akun “Kampus Cantik” ini sering kali tak lebih dari upaya mengejar popularitas instan. Alias viral demi menguasai algoritma FYP. Sayangnya, tren ini berpotensi mengubah mahasiswa menjadi sekadar objek komoditas. Bukan sebagai individu dengan hak dan martabat yang mestinya tetap terjaga.

Tidak berlebihan jika saya bilang bahwa foto-foto yang tersebar di akun-akun tersebut sudah jauh dari kata apresiasi sehat. Mereka sudah berubah menjadi bahan “jual beli” konten demi mengumpulkan like dan komentar sebanyak-banyaknya. Tanpa sedikit pun memikirkan dampak negatif yang mungkin dirasakan oleh orang-orang yang fotonya dipajang.

Sungguh ironis dan menyedihkan. Nama besar kampus, yang seharusnya menjadi simbol intelektualitas dan penghargaan terhadap keberagaman, justru dipakai sebagai panggung untuk memperkuat pandangan dangkal yang menilai seseorang hanya dari penampilan fisiknya saja.

Baca Juga:

Cantik tapi Maling: Bentuk Beauty Privilege Atau Seksisme Perempuan?

Reality Show ‘Uang Kaget’ dan Seksisme yang Mengitarinya

Pihak kampus mestinya juga nggak tinggal diam dengan fenomena akun “Kampus Cantik” dan sejenisnya

Tidak bisa dimungkiri, keberadaan akun “Kampus Cantik” dan sejenisnya tak lain karena kurangnya regulasi yang jelas dan minimnya edukasi tentang etika digital di lingkungan kampus. Alih-alih memberikan pemahaman tentang dampak buruk stereotip gender dan pelecehan online, pihak kampus tampak pasif. Membiarkan akun-akun tersebut mendapatkan popularitas lewat like dan komentar yang sering kali secara terang-terangan mengandung unsur pelecehan.

Padahal, institusi kampus seharusnya menjadi benteng pengetahuan dan etika. Bukan justru membiarkan akun-akun tersebut untuk mewadahi budaya seksisme.

Lebih dari itu, kampus dan pihak terkait wajib segera mengambil langkah strategis dan proakti. Mulai dari sosialisasi perlindungan data pribadi, kampanye anti-seksisme, hingga membangun mekanisme pengaduan pelanggaran etika digital. Tanpa upaya yang terstruktur dan berkelanjutan, kampus akan terus kehilangan fungsi utamanya sebagai ruang intelektual yang aman dan menghormati keberagaman.

Jika kampus terus membiarkan fenomena ini tanpa langkah nyata, maka jangan heran jika akun-akun seperti “Kampus Cantik” dan “Kampus Ganteng” menjadi sampah sosial yang dengan mudah merusak nilai-nilai akademik dan memperkuat seksisme di lingkungan pendidikan tinggi. Kampus seharusnya tetap menjadi tempat yang tepat untuk memupuk intelektualitas dan rasa hormat, bukan sarana bagi tindakan yang mengeksploitasi fisik mahasiswanya.

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Akun Kampus Cantik dan Fakta-Fakta Tidak Cantik yang Tersembunyi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2025 oleh

Tags: akun kampus cantikkekerasan seksual di kampuspencurian konten tanpa izinseksisme
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Cantik tapi Maling: Bentuk Beauty Privilege Atau Seksisme Perempuan?

Cantik tapi Maling: Bentuk Beauty Privilege Atau Seksisme Perempuan?

14 April 2023
reality show uang kaget soraya rasyid uang kaget seksis rating mojok.co

Reality Show ‘Uang Kaget’ dan Seksisme yang Mengitarinya

1 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.