Memilih jurusan S2 jangan sembarangan, ya, biar tidak rugi waktu dan biaya~
Kuliah magister atau S2 itu sering kali identik dengan peningkatan gengsi. Nggak sedikit orang yang rela merogoh kocek dalam-dalam dan menghabiskan setidaknya dua tahun hidupnya demi selembar ijazah yang dianggap lebih mentereng. Namun, kalau niatnya cuma sebatas pamer gelar, investasi waktu dan uang sebanyak itu jelas nggak sepadan.
Melanjutkan kuliah S2 itu seharusnya jadi strategi serius buat mengamankan masa depan finansial. Di tengah ketatnya persaingan kerja sekarang, memilih jurusan yang tepat adalah tiket agar ilmu yang didapat benar-benar terkonversi jadi gaji tinggi. Nah, kalau masih galau mau ambil jurusan apa, setidaknya sederet jurusan S2 ini masih dianggap punya prospek kerja yang paling menjanjikan.
#1 Data Science, jurusan S2 yang katanya paling diuber dan jaminan gaji auto meroket
Kalau bicara soal prospek kerja, S2 Sains Data sering banget bikin iri karena konon gajinya tinggi. Alasannya jelas. Jurusan ini adalah perpaduan maut antara statistika, ilmu komputer, dan pemahaman bisnis yang mendalam. Apalagi di era serba digital ini, setiap keputusan bisnis itu mutlak harus didasarkan pada data, bukan omong kosong belaka. Mulai dari urusan marketing, logistik, sampai pengembangan produk.
Di sinilah peran penting lulusan Sains Data. Mereka bertugas mengolah dan menganalisis data mentah perusahaan. Kemudian, deretan angka itu diubah jadi narasi bisnis yang akurat sehingga mendulang keuntungan.
Perusahaan nggak cuma butuh data, tapi butuh orang yang bisa cerita dengan data. Karena permintaan terhadap profesi ini terus melonjak sementara jumlah lulusan yang kompeten kurang memadai, posisi Data Scientist masih ada di blue ocean pasar tenaga kerja. Makanya, kalau mau gaji dengan nominal menjulang, jurusan S2 ini patut jadi pilihan.
#2 Dulu diremehkan, sekarang S2 Ilmu Gizi laris manis dicari
Beberapa dekade lalu, jurusan Ilmu Gizi mungkin dianggap sebelah mata. Namun sekarang, program magisternya malah jadi incaran. Program ini biasanya terbagi dua fokus. Pertama, Gizi Klinis yang umumnya khusus buat lulusan S1 Kedokteran. Berikutnya, Gizi Komunitas ditujukan untuk lulusan bidang kesehatan lain seperti gizi, nutrisi, atau pangan.
Dari sini saja sudah terlihat bahwa prospek kerjanya sudah nggak sebatas pengelola program gizi di lembaga-lembaga pemerintah. Lulusan jurusan S2 Ilmu Gizi juga punya tempat di fasilitas kesehatan. Paling menjanjikan tentu saja industri makanan. Soalnya industri ini pasti akan selalu ada dan butuh ahli gizi yang kredibel.
Apalagi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat soal kesehatan dan asupan nutrisi, Magister Gizi bisa bekerja secara individual sebagai konsultan atau pendamping nutrisi bagi klien. Jelas, peluang bisnisnya jadi makin luas. Keahlian ini bisa dikembangkan buat bikin meal plan, mendirikan unit bisnis seperti katering sehat, atau bahkan kerja sama dengan pusat kebugaran. Cuan yang dikeruk jelas menggiurkan.
#3 Jangan kira hanya soal terapi, S2 Psikologi dibutuhkan di semua lini
Banyak orang mengira, lulusan jurusan S2 Psikologi itu ujung-ujungnya cuma jadi psikolog klinis yang sibuk terapi klien. Padahal itu pandangan sempit. Spesifikasi Magister Psikologi itu sendiri sudah terbagi jadi tiga, yakni Profesi, Sains, dan Terapan.
Dari pembagian ini saja sudah gamblang. Lulusan S2 Psikologi nggak harus melulu berkarir di klinik. Mereka bisa bekerja di organisasi dan industri atau menjadi akademisi. Bahkan, ada lulusan yang memilih jadi konsultan untuk memecahkan masalah sosial, meskipun nggak bisa praktik langsung sebagai psikolog karena nggak mengambil program profesi.
Contohnya? Ada yang buka jasa manajemen buat mengatur playdate yang bermanfaat untuk stimulasi anak. Jelas, orang tua muda akan jauh lebih percaya ikut acara yang digagas oleh lulusan S2 Psikologi karena latar belakang keilmuannya sudah teruji. Intinya, ilmu psikologi itu dibutuhkan di mana pun ada manusia dan interaksi.
Meneruskan kuliah S2 bukan sekadar urusan menambah panjang nama. Setelah melihat lima jurusan yang punya prospek paling cerah tadi, faktanya, kunci utamanya ada pada relevansi ilmu dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Makanya, kalau memang berencana ambil S2, pastikan bukan hanya jadi kamuflase karena belum dapat kerja ketimbang waktu dan uang terbuang sia-sia.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menimbang Kelebihan dan Kekurangan Lanjut Kuliah S2 Beda Jurusan alias Nggak Linier.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















