Sebagai orang yang tinggal di desa dengan lapangan pekerjaan minim, untuk mendapatkan uang tambahan tentunya memerlukan kecerdikan dalam melihat berbagai peluang bisnis. Ya, meskipun biaya hidup di desa itu murah, tentunya juga tetap butuh tambahan uang agar menjamin kebutuhan di masa mendatang.
Nah, jika ada di antara kalian orang-orang yang tinggal di desa dan ingin memulai bisnis kecil-kecilan, saya mau memberikan beberapa rekomendasi bisnis yang bisa dicoba. Kelihatannya sih, sepele ya, tapi kalau ditekuni secara serius, uang yang masuk ke kantong lumayan juga, lho.
#1 Jasa transfer dan tarik tunai, bisnis potensi laku besar
Salah satu bisnis yang bakalan selalu laku keras di desa adalah bisnis jasa transfer dan tarik tunai. Sudah bukan rahasia umum lagi, di desa itu rata-rata adalah tempat yang agak lambat tersentuh perkembangan teknologi. Jadi banyak yang belum tahu, juga nggak mau tahu dengan sistem pembayaran pakai mobile banking.
Belum lagi lokasi bank yang rata-rata berada di pusat kabupaten, aksesnya jauh dan tentunya ribet kalau harus bolak-balik dari desa ke pusat kabupaten. Jadi, orang-orang banyak yang memilih pakai cara singkat dengan memakai jasa tarik tunai dan transfer.
Selain itu, banyak orang desa yang menjadi pekerja migran di luar negeri dan membutuhkan perantara untuk mengirimkan uang. Makanya, keberadaan jasa transfer dan tarik tunai ini sangat dibutuhkan di desa.
Menurut saya, untuk membuka jasa ini, minimal hanya memerlukan saldo dan uang tunai sebesar dua puluh juta saja. Keuntungannya bisa didapatkan dengan cara beragam, bergantung jumlah nominal uang yang akan ditransfer dan diambil.
Di desa saya, uang yang ditransfer atau ditarik di bawah Rp500.000, biaya administrasinya Rp5000. Sedangkan yang di atas Rp1.000.000, biaya administrasinya sekitar Rp10.000. Begitu seterusnya dengan kelipatan lima.
#2 Jasa checkout di online shop, bisnis “aneh” tapi cuan
Mungkin ini terdengar aneh, tapi membuka bisnis jasa checkout online shop di desa itu cukup masuk akal. Apalagi kalau banyak para tetangga yang masih gaptek tapi punya hobi belanja banyak perintilan.
Keuntungan yang didapatkan dari bisnis ini bisa berasal dari selisih harga setelah dipotong voucher diskon. Kalau di marketplace Shopee, bisa juga pakai koin yang sudah dikumpulkan. Jadi, harga jual tetap sesuai harga asli di marketplace sebelum dapat potongan dari voucher diskon dan koin tadi.
Apalagi kalau checkoutnya di tanggal-tanggal kembar, cuannya pasti bakalan lebih banyak!
#3 Jastiper makanan viral
Orang desa itu banyak juga yang fomo, tapi hanya terkendala aksesnya saja. Jadi, kalau ada berbagai makanan viral atau ada tempat makan baru yang buka, pasti banyak yang nyari jasa jastiper. Salah satunya Mie Gacoan.
Mie Gacoan yang sudah viral dan terkenal di mana-mana itu tentu banyak yang ingin mencicipinya. Di desa saya, bisnis jastiper Mie Gacoan menarik harga dengan melebihkan sekitar dua ribu rupiah per porsi per produk. Sekali jalan, dia bisa membawa pesanan dua puluh hingga empat puluh produk.
Kalau dihitung, keuntungannya dalam sekali jalan sudah hampir seratus ribu. Apalagi kalau punya armada kendaraan lebih besar, keuntungannya tentu juga bakalan lebih banyak.
#4 Jasa cap piring dan sendok
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau orang desa itu suka banget melakukan hajatan. Mau sunatin anak, hajatan. Masuk bulan maulid, hajatan. Anak cucu turun tanah, hajatan lagi. Begitu seterusnya.
Nah, di desa ini kalau ada hajatan tentunya butuh banyak peralatan makan karena nggak kaprah pakai alat makan sekali pakai seperti styrofoam, dll. Maka dari itu mereka seringnya punya banyak alat makan seperti gelas, piring, sendok, dll. Nah, alat makan yang banyak tadi biar nggak ketukar dan kebawa tetangga tentunya harus diberi tanda. Ini celah bisnisnya.
Di sinilah peran penting bisnis jasa cap piring. Jasa piring dan sendok ini sering banget dibutuhkan karena seiring berjalannya waktu, peralatan makan orang desa ini bukannya berkurang, malah sering nambah semakin banyak.
#5 Jualan es batu
Orang desa itu sering kali merasa nggak butuh kulkas. Selain karena bahan makanan yang bisa diperoleh di dekat rumah seperti sawah dan kebun, mereka juga merasa kulkas adalah benda yang bakalan menyedot banyak arus listrik. Jadinya bikin mahal tagihan.
Namun, ada waktu-waktu tertentu yang bikin orang-orang desa merasa butuh air dingin. Misalnya, di musim kemarau atau saat ada tamu dari luar. Maka di situasi tersebut, membeli es batu adalah solusinya.
Saya pernah berjualan es batu di desa dan merasa kalau bisnis ini bisa jadi sumber pendapatan pasif. Apalagi modalnya dikit banget, hanya butuh plastik dan air saja. Letakkan di freezer, dan biarkan mengeras dengan sendirinya.
Harga satu es batu bisa beragam, sekitar Rp500 hingga Rp1000. Uang yang dihasilkan lumayan buat beli kuota tiap bulan.
#6 Wifi
Banyak anak-anak hingga orang dewasa di desa yang pegang HP, tapi terlalu berat buat beli kuota. Maka, wifi adalah solusinya. Di desa saya, tarif wifi sekali sambung sekitar Rp2000. Ada yang berlakunya selama seharian penuh, ada juga yang secara berkala.
Bisnis ini seringnya sejalan dengan jasa tarik tunai dan transfer, juga toko-toko yang sering jadi tempat nongkrong anak-anak. Cuannya besar, modalnya dikit, kerjanya leha-leha.
Nah, itu tadi beberapa ide bisnis yang bisa dicoba kalau kalian kebetulan tinggal di desa dan sedang bosan menganggur.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Rizky Prasetya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















