Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Perpustakaan Kampus Harusnya Buka 24 Jam, Masa Kalah Sama Warkop?

Raihan Muhammad oleh Raihan Muhammad
3 September 2025
A A
Perpustakaan Kampus Harusnya Buka 24 Jam, Masa Kalah Sama Warkop? perpustakaan daerah

Perpustakaan Kampus Harusnya Buka 24 Jam, Masa Kalah Sama Warkop?

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu misteri besar yang sampai sekarang belum pernah bisa saya pecahkan: kenapa perpustakaan kampus selalu tutup lebih cepat daripada warung kopi pinggir jalan? Padahal jelas-jelas, tugas kuliah itu paling sering datangnya tengah malam. Saat kantuk sudah maksimal, saat pikiran mulai absurd, justru di situlah ide-ide ajaib skripsi biasanya mampir. Tapi sayangnya, ketika kepala penuh inspirasi, pintu perpus sudah lebih dulu digembok.

Sementara itu, lihatlah warung kopi dan burjo. Mereka santai saja buka 24 jam, melayani mahasiswa dengan mata panda, lengkap dengan bonus colokan listrik dan Wi-Fi gratis (yang seringnya ngadat). Ironisnya, tempat nongkrong lebih siap menemani mahasiswa lembur daripada institusi pendidikan yang katanya ingin melahirkan generasi cerdas bangsa. Ya, jangan-jangan kampus sebenarnya lebih takut kehilangan lampu listrik daripada kehilangan mahasiswa yang sedang dikejar deadline.

Kalau dipikir-pikir, perpus kampus buka 24 jam itu bukan sekadar kemewahan, tapi kebutuhan pokok. Sama pentingnya dengan nasi kucing di angkringan, atau gorengan gajih yang bikin minyaknya bisa dipakai ulang buat dua kali Lebaran. Mahasiswa butuh ruang yang nyaman, tenang, dan penuh referensi—bukan sekadar meja kayu warkop yang goyang kalau dipakai mengetik. Perpustakaan 24 jam adalah hak, bukan bonus.

Manfaat perpustakaan kampus buka 24 jam

Pertama-tama, perpustakaan 24 jam jelas akan menyelamatkan kesehatan mental mahasiswa. Bayangkan saja, ketika tengah malam kepala sudah mumet, ingin mencari referensi tambahan, tapi yang terbuka cuma tab browser dengan iklan pinjol berseliweran. Kalau perpus buka 24 jam, mahasiswa bisa langsung kabur ke sana, menemukan buku, jurnal, atau sekadar kursi empuk untuk menenangkan diri. Minimal, ada suasana serius yang bikin rasa malas sedikit berkurang.

Selain itu, perpustakaan kampus 24 jam bisa jadi benteng terakhir melawan gaya hidup nongkrong berlebihan. Bukan berarti nongkrong di warkop itu salah, tapi masa depan bangsa rasanya lebih cerah kalau mahasiswa lebih sering dikepung buku daripada asap rokok. Kalau ada pilihan ruang belajar yang nyaman, bersih, dan aman di kampus, banyak mahasiswa pasti rela mengorbankan jam nongkrongnya. Daripada uang habis buat kopi sachet lima ribu, mending habis buat fotokopi referensi skripsi.

Dan jangan lupakan, perpustakaan 24 jam bisa menumbuhkan kultur riset yang lebih serius. Mahasiswa yang terbiasa belajar di malam hari bisa lebih produktif karena tidak lagi terbatas jam operasional. Kampus juga bisa pamer: lihat, kami punya fasilitas yang benar-benar mendukung mahasiswa. Jadi, perpustakaan bukan sekadar gedung besar penuh buku berdebu yang pintunya dikunci jam 9 malam, melainkan rumah kedua bagi mahasiswa, kapan pun mereka butuh.

Perpus 24 jam vs warkop 24 jam: Pertarungan sejati mahasiswa

Fakta di lapangan sederhana saja: kalau butuh tempat begadang, mahasiswa lebih sering memilih warkop ketimbang perpustakaan. Alasannya jelas, karena perpus sudah ditutup. Akibatnya, ruang belajar mahasiswa jadi bergeser ke ruang nongkrong. Akhirnya, skripsi bab tiga lebih banyak ditulis di atas meja lengket bekas tumpahan kopi ketimbang di meja baca yang wangi kayu. Ironis, kan, kampus kalah dari warung kopi soal fasilitas belajar.

Perbedaan paling kentara, warkop memang ramah kantong, tapi tidak ramah konsentrasi. Bagaimana bisa serius menggarap tesis kalau kanan-kiri sibuk main Mobile Legends, tawa ngakak, atau debat bola yang nggak ada ujungnya? Di perpustakaan kampus, gangguan paling besar mungkin cuma suara orang bersin atau kursi diseret—itu pun masih bisa ditoleransi. Jadi sebenarnya, kalau perpus buka 24 jam, mahasiswa akan lebih punya alasan kuat buat belajar beneran, bukan sekadar numpang Wi-Fi.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Pemilik Warung Membeberkan 5 Rahasia Indomie Racikannya Bisa Lebih Enak daripada Buatan Rumah

Selain itu, perpustakaan 24 jam bisa jadi simbol bahwa kampus benar-benar peduli pada kebutuhan mahasiswanya. Bukan cuma soal “belajar” di siang hari, tapi juga menemani perjuangan mereka di malam hari. Karena, ayo jujur saja: mahasiswa itu lebih sering melek jam dua pagi ketimbang jam tujuh pagi. Jadi kalau kampus ingin benar-benar relevan dengan kehidupan mahasiswanya, perpus 24 jam jelas pilihan yang masuk akal.

Tantangan (jika) perpustakaan kampus buka 24 jam

Tentu saja, ide perpustakaan buka 24 jam ini tidak semulus jalannya mahasiswa ke warkop sehabis kuliah. Hambatan pertama pasti soal biaya. Bayangkan listrik, pendingin ruangan, sampai gaji tambahan untuk staf yang harus jaga malam. Kampus yang biasanya masih suka irit lampu di lorong jam delapan malam, tiba-tiba harus mikirin listrik 24 jam penuh. Bisa-bisa, uang kuliah naik bukan buat kualitas dosen, tapi buat bayar listrik perpus yang terang benderang semalam suntuk.

Selain itu, faktor keamanan juga jadi PR besar. Membuka perpus semalam suntuk berarti harus ada satpam ekstra, sistem keamanan ekstra, bahkan mungkin CCTV tambahan. Kita tahu, kalau ada ruang luas dengan Wi-Fi kencang yang buka nonstop, selalu ada potensi munculnya “mahasiswa misterius” yang entah benar-benar belajar atau sekadar menjadikan perpus sebagai kos darurat gratisan. Jangan-jangan, nanti malah lebih ramai mahasiswa tidur dengan posisi kepala di meja ketimbang mahasiswa yang serius baca buku.

Pustakawan juga manusia

Nah, jangan lupakan soal SDM. Pustakawan juga manusia, mereka punya jam tidur, punya keluarga, dan tentu butuh istirahat. Tidak mungkin kampus menyuruh stafnya berjaga 24 jam tanpa konsekuensi. Kalau pun digilir, tetap saja ada beban kerja tambahan. Jadi wajar kalau kampus ragu: mau memanjakan mahasiswa, tapi takut kerepotan di sisi pengelolaan.

Pada akhirnya, wacana perpustakaan kampus buka 24 jam memang terdengar utopis, penuh tantangan, tapi juga masuk akal untuk diwujudkan. Sebab, mahasiswa tidak hanya butuh ruang kuliah di siang hari, tapi juga ruang aman untuk berjibaku dengan deadline di malam hari. Kalau warung kopi saja bisa, kenapa kampus tidak? Perpustakaan 24 jam bukan sekadar soal listrik, satpam, atau pustakawan, tapi soal keberanian kampus mengakui bahwa otak mahasiswa bekerja paling keras justru ketika matahari sudah lama terbenam.

Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pinjam Buku di Perpustakaan Itu Menyenangkan, yang Menyebalkan Cari Bukunya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2025 oleh

Tags: jam buka perpustakaan kampusKampusperpustakaan kampuspustakawanwarkop
Raihan Muhammad

Raihan Muhammad

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

ArtikelTerkait

4 Hal yang Membuktikan Mahasiswa Universitas Terbuka Tak Bisa Diremehkan

4 Hal yang Membuktikan Mahasiswa Universitas Terbuka Tak Bisa Diremehkan

10 Desember 2023
Petugas TU, Tugasnya Begitu Penting, tapi Kadang Bertingkah seperti Orang (Sok) Penting

Petugas TU, Tugasnya Begitu Penting, tapi Kadang Bertingkah seperti Orang (Sok) Penting

18 Agustus 2024
3 Penderitaan Mahasiswa Jurusan Psikologi yang Jarang Diungkapkan

3 Penderitaan Mahasiswa Jurusan Psikologi yang Jarang Diungkapkan

14 Mei 2024
Kampus Jualan Kos Eksklusif: Cari Duit Boleh, tapi ya Nggak Begini Juga

Kampus Jualan Kos Eksklusif: Cari Duit Boleh, tapi ya Nggak Begini Juga

18 Juli 2025
UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

14 Oktober 2023
program vaksinasi di kampus kuliah offline mojok

Program Vaksinasi di Kampus, Langkah Ampuh Mewujudkan Kuliah Tatap Muka

2 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.