Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

3 Hal Menyebalkan di UIN Malang yang Justru Membuat Saya Kangen

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
20 Mei 2025
A A
UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara (Oktavia Ningrum via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai alumni UIN Malang, saya sudah melewati berbagai fase kehidupan mahasiswa yang absurd dan menyebalkan. Dari bangun subuh dengan mata masih separuh merem tapi harus ikut kegiatan asrama, sampai drama soal dosen yang menyusahkan.

Anehnya, setelah bertahun-tahun lulus, justru hal-hal menyebalkan itu yang bikin kangen. Entah kenapa, memori tentang masa-masa penuh perjuangan itu malah terasa hangat dan bikin ingin nostalgia. Nah, inilah tiga hal menyebalkan di UIN Malang yang justru bikin saya kangen.

Menjadi mahasantri, fase terberat mahasiswa UIN Malang

Sampai hari ini, saya masih merinding ketika mendengar mars MSAA (Mahad Sunan Ampel al ‘Aly), terutama di bagian, “Wajahidu fillahi haqqo jihadihi.” Bukan karena saya paham betul artinya, tapi karena lagu itu otomatis membawa saya kembali ke masa-masa berat sebagai mahasantri.

FYI, mahasiswa baru di UIN Malang wajib tinggal di mahad selama satu tahun. Jadi, kalau ada yang sok-sokan bilang UIN Malang itu kampus bebas, jelas mereka belum merasakan hidup di MSAA.

Waktu masih jadi mahasantri, saya merasa ini fase terberat dalam hidup. Abot banget. Bayangin saja, dari sebelum subuh sudah dibangunkan, kemudian lanjut kegiatan sampai jam 7 pagi. Setelahnya siap-siap kuliah sampai siang. Dan sorenya masih ada kelas bahasa.

Tidak berhenti sampai sana. Malamnya ada kegiatan Mahad lagi, dan dilanjutkan kelas bahasa sampai jam 8 malam. edyan, bukan? Itu belum kalau ada tugas kuliah. Selain itu, kami juga tidak boleh membawa kendaraan, dan beberapa peraturan asrama lainnya yang membelenggu.

Tapi ya itu, ternyata justru kenangan tentang “penderitaan” inilah yang paling membekas. Kadang kangen juga, sih, hidup bareng teman-teman sekamar, rebutan kamar mandi, dan curhat panjang lebar soal dosen killer, atau drama menyoal pengurus mahad dan kehidupan terkini.

Budaya santri yang bikin canggung

Salah satu hal yang paling bikin saya bingung saat awal masuk UIN Malang adalah budaya santri yang begitu kental. Misalnya, setiap ketemu dosen harus cium tangan. Atau saat kelas selesai, semua mahasiswa tetap duduk manis di tempatnya sampai dosen benar-benar keluar ruangan. Nggak ada tuh yang langsung kabur karena sudah pengin ke kantin. Saya pun mau buru-buru keluar rasanya berdosa.

Baca Juga:

UIN Malang Adalah Kampus Istimewa, Tidak Ada Kampus Lain di Malang yang se-Istimewa Kampus yang Punya 2 Masjid Ini

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

Bagi teman-teman yang dari pesantren, semua itu biasa aja. Bahkan mereka terlihat luwes menjalaninya. Tapi buat saya yang nggak pernah mondok, semua itu terasa serba salah. Mau ikutan, kikuk. Mau cuek, takut dikira nggak punya tata krama.

Rasanya seperti harus menyesuaikan diri dengan aturan tak tertulis yang semua orang tahu, kecuali saya. Tapi lama-lama, ya ikut juga. Karena ternyata budaya itu nggak sekadar mencari berkah saja. Setelah dilakukan, entah kenapa membuat hati lebih dan pikiran menjadi lebih adem. Entahlah, saya juga tidak paham kenapa bisa demikian.

Tapi, yang pasti, budaya seperti itu memang memunculkan kehangatan dan kenyamanan tersendiri. Pun kalau direnungkan, budaya itu juga membuat saya tumbuh menjadi manusia yang seperti ini: yang menghormati orang bukan atas dasar transaksional, melainkan karena adab dan bentuk penghormatan semata.

Menyandang status mahasiswa UIN

Salah satu hal paling menyebalkan saat jadi mahasiswa UIN adalah: ya, status itu sendiri. Begitu orang tahu kita kuliah di UIN, langsung deh muncul asumsi: “Wah, pinter ngaji ya?” Atau lebih parah lagi, “Pasti alim, dong?”

Masalahnya ketika KKN, kami otomatis diandalkan buat semua urusan masjid. Dari jadi imam, muazin, sampai ceramah. Padahal, saya cuma mahasiswa biasa yang kebetulan kuliah di UIN Malang, bukan lulusan pesantren dengan hafalan 30 juz. Mau nolak, takut dikira nggak mau berkontribusi. Mau nurut, ya akhirnya malah jadi beban tersendiri.

Pun ketika praktik mengajar (karena saya jurusan pendidikan), kami juga dibebankan mengisi khutbah jumat. Sebuah kegiatan yang memberatkan. Tapi tetap kami jalankan sekuat-kuatnya. Yah, namanya juga anak UIN.

Dulu saya merasa hal ini menyebalkan. Tapi sekarang, saya sadar kalau justru pengalaman itu yang bikin UIN Malang beda dari kampus lain. Di sana, kita nggak cuma belajar akademik, tapi juga belajar banyak hal tentang kehidupan. Dan jujur, meskipun dulu merasa berat, sekarang malah kangen masa-masa itu.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2025 oleh

Tags: mahadUIN Malang
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Taman Seribu Janji, Saksi Bisu Kisah Asmara Mahasiswa UIN Malang

Taman Seribu Janji, Saksi Bisu Kisah Asmara Mahasiswa UIN Malang

30 Maret 2023
UIN MALANG, #uinmalangsadar

Apa Tagar #uinmalangsadar Adalah Tanda Buruknya Adab Mahasiswa UIN yang Kebanyakan Santri?

13 Juni 2020
UIN Walisongo PTKIN Terbaik (Unsplash)

UIN Walisongo, Kampus PTKIN dengan Nama Terbaik

19 September 2023
Rekomendasi 7 Kuliner Murah Dekat Kampus UIN Malang Terminal Mojok

Rekomendasi 7 Kuliner Murah Dekat Kampus UIN Malang

1 April 2022
4 Hal Jadi Mahasiswa UIN Malang Itu Nggak Menyenangkan terminal mojok.co

4 Hal yang Nggak Menyenangkan Jadi Mahasiswa UIN Malang

10 Januari 2022
UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

29 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.