Wizzmie dan Mie Gacoan menawarkan menu yang hampir mirip, tapi tetap ada bedanya…
Sudah banyak ulasan di Terminal Mojok mengenai kuliner mie pedas ternama di jagat raya, Mie Gacoan. Ada yang memberikan kesan positif terhadap resto yang telah memiliki lebih dari 200 cabang ini. Tetapi tak sedikit pula yang memberikan tanggapan negatif, entah soal rasa makanan atau masalah antrian yang nggak masuk akal panjangnya.
Saya pertama kali mencoba mie pedas level-levelan ini saat di Jogja. Penasaran saya memuncak karena tiap lewat salah satu cabangnya di daerah Babarsari selalu ramai. Barisan driver ojol mengular serta konsumen dine-in nggak kalah penuh di sana. Setelah berhasil membeli lewat aplikasi online, harus saya akui rasa Mie Gacoan enak. Side dish-nya juara, terutama udang kejunya.
Harga yang sangat terjangkau membuat kedai asal Malang ini selalu ramai 24 jam. Tak hanya di Jogja, di kota lain pun sama padatnya. Akan tetapi belakangan ini muncul pendatang baru yang dianggap saingan Mie Gacoan, yakni Wizzmie.
Wizzmie menawarkan hidangan mirip Mie Gacoan
Hidangan yang ditawarkan Wizzmie sangat mirip dengan Mie Gacoan. Misalnya, mie pedas berbagai level dan aneka dimsum yang menghadirkan udang keju serta udang rambutan. Tapi Wizzmie ini lebih lengkap menunya. Selain yang saya sebutkan tadi, kedai ini juga menjual varian sushi dan nasi-nasian. Gelato pun tak ketinggalan. Secara harga ya ramah di kantong juga, mulai dari Rp12 ribuan.
Gerai yang mengusung tema serba ungu tersebut memiliki lebih dari 50 cabang di Indonesia. Saya datang ke Wizzmie Jogja di Jalan Adisucipto karena waktu itu baru buka. Saya mendatanginya karena kepo, apakah kedai mie pedas satu ini bisa menyaingi Gacoan.
Siapa sangka konsep tempat yang ditawarkan Wizzmie lebih asyik dibanding Mie Gacoan. Bisa banget buat WFC atau nongkrong karena tersedia banyak colokan serta koneksi WiFi gratis. Mereka juga memiliki menu kopi untuk teman laptopan. Kalau luas tempatnya sih sama aja seperti Gacoan. Tapi kalau soal rasa, mohon maaf, saya lebih cocok Gacoan.
Rasa mie pedas Wizzmie sama saja dengan Gacoan tapi ada yang kurang
Menu utama di kedua resto ini sebenarnya sama saja, yaitu mie pedas dengan tingkat kepedasan yang beragam. Andalan di Gacoan adalah Mie Suit yang gurih dan tidak pedas serta Mie Gacoan yang pedas manis. Sementara itu Wizzmie punya Mie Goyang dengan rasa pedas manis dan Mie Disko yang pedas gurih. Hanya beda penamaan sih, tapi menurut saya cita rasanya hampir tak ada perbedaan. Ya mie goreng berbalur sambal setan dikasih topping ayam tabur dan pangsit, itu saja.
Karena saya penggemar mie, menu dari kedua gerai ini sama-sama enak. Apalagi pedasnya nampol di lidah kalau kamu pesan level atas yang bisa bikin perut panas. Namun jika dibandingkan, mie di Wizzmie ini seperti ada yang kurang. Mungkin teksturnya yang tidak terlalu kenyal dan cenderung sedikit kering. Saya suka mie yang kenyal dan berminyak karena di situlah letak kenikmatannya. Meskipun begitu, kedua kuliner kekinian ini memiliki penggemarnya masing-masing.
Side dish lebih beragam, tapi udang keju dan udang rambutannya kurang mantap
Menu pendamping kedai mie pedas ini selalu menjadi primadona. Bahkan kalau saya ke Wizzmie atau Mie Gacoan, terkadang side dish jadi tujuan utama. Favorit saya adalah udang keju dan udang rambutan. Dua gorengan ini menjadi primadona, terutama udang keju. Meskipun mereka menyediakan varian lain, udang-udangan ini nggak boleh terlewatkan. Malah di Wizzmie lebih beragam lagi camilannya, sampai ada sushi segala.
Saya berusaha untuk menilai olahan udang tersebut di Wizzmie dan Mie Gacoan. Semuanya enak. Perpaduan udang dan keju pecah di mulut. Pokoknya varian ini menjadi menu wajib. Namun, saya tetap merasakan ada sedikit perbedaan yang membuat Gacoan lebih unggul buat saya pribadi. Udang keju di Wizzmie kejunya nggak sebanyak di Gacoan. Selain itu, ukurannya juga lebih besar milik Gacoan.
Untuk udang rambutan, serpihan kulit pangsit yang menjadi pembungkusnya terasa lumayan alot dan nggak serenyah di Gacoan. Gigitan pertama sudah membuat saya lelah mengunyah. Waktu itu saya coba yang di Matraman Jaktim. Entahlah, mungkin saya harus eksplor outlet Wizzmie lainnya.
Menu ricebowl dan sushi jadi nilai plus, tapi kalau kebanyakan varian jadi bingung juga
Ketika bertandang ke outlet Wizzmie untuk pertama kalinya, saya dibuat sedikit terkejut dan bingung. Menu makanan dan minuman yang terpajang di dekat kasir sungguh beragam. Selain mie pedasnya yang jadi ikon, variasi hidangan lain juga dijual seperti ricebowl dan sushi. Tentu harganya tetap terjangkau, nggak sampai Rp20 ribu.
Sejenak saya berpikir, apakah hidangan-hidangan tersebut worth it dengan rasa yang ditawarkan. Atau, boleh jadi nasi-nasian ini lebih lezat daripada mie pedasnya?
Sewaktu di Jakarta, saya datang ke Wizzmie di Jaktim dan memberanikan diri pesan sushi. Dengan harga Rp15 ribu, bolehlah memesan sushi kalau bosan makan mie. Untuk ricebowl saya belum coba dan nggak bisa berkomentar.
Menu Wizzmie yang beraneka ragam ini menjadi nilai plus yang mungkin membuat Mie Gacoan tersaingi. Akan tetapi lagi-lagi menurut saya, kebanyakan jenis menu malah membuat pelanggan kebingungan. Saya sampai berpikir lama sebelum pesan atau harus lihat ulasan dulu di internet. Akhirnya saya memutuskan memesan semua agar nggak kepikiran sampai rumah. Bagus sih konsep ini, bisa jadi alternatif kalau kamu nggak mau makan mie terus.
Begitulah pendapat saya mengenai Wizzmie dan Mie Gacoan. Memang semuanya tergantung selera masing-masing. Meskipun Mie Gacoan menunya lebih cocok buat saya, Wizzmie akan tetap jadi alternatif. Kalau kamu tim kedai mie pedas yang mana?
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Review Wizzmie Surabaya, Saingan Mie Gacoan di Jagat Kuliner Mie Pedas.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















