Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Karakter Orang Padang di Perantauan

Surya rezki oleh Surya rezki
29 Maret 2020
A A
orang padang

Karakter Orang Padang di Perantauan

Share on FacebookShare on Twitter

Merantau bukan suatu hal yang asing bagi kita, banyak dari masyarakat kita pergi merantau ke daerah yang jauh dari kampung halaman membawa segenggam tekad dan berharap akan meraih nasib yang lebih baik. Entah itu merantau untuk menuntut ilmu, atau pun merantau untuk mencari pekerjaan yang lebih layak daripada di kampung halaman.

Bagi masyarakat minangkabau atau yang biasa di sebut “orang padang”, merantau sudah mendarah daging, bahkan ada pepatah yang berbunyi “sayang jo kampuang batinggakan”, yang artinya jika sayang dengan kampung halaman, maka pergilah merantau, tinggalkan kampung halaman, agar kelak jika sudah sukses bisa membangun kampung halaman dari perantauan.

Iya kalau sukses, kalau malah menderita? Ya ada pepatah lagi “pado bansaik den baok pulang, bialah rantau den pajauah”, yang artinya “daripada miskin kubawa pulang, biarlah merantau lebih jauh lagi”, makin jauh lah abang teroesir hayati kata zainuddin.

Saat pergi merantau, orang padang sangat jarang membawa modal untuk usaha, hanya membawa pakaian seadanya, dua bungkus nasi yang dibungkus oleh ibu dengan daun pisang dan segudang petuah dari ayah. Tidak sedikit dari mereka juga di bekali ilmu bela diri sekadar untuk berjaga-jaga di perantauan.

Orang padang sangat peka terhadap “Malu”, harga diri bagi mereka adalah segalanya. Saat merantau, apa pun kesulitan yang dihadapi, bagaimanapun buruknya keadaan yang di jalani, pantang mengadu ke kampung halaman, selama masih bisa kaki melangkah, takkan pernah berbalik arah.

Mudik tiap lebaran bukanlah tradisi mereka, tradisi mereka adalah pantang pulang sebelum kaya. Makanya banyak dari orang padang yang dari awal merantau, tak pernah pulang sampai ajal menjemput, bukan karena tak mau pulang, tapi pulang tidak membawa apa-apa setelah jauh merantau itu bukanlah tujuan mereka.

Di perantauan, orang padang sering dikatakan pelit oleh orang-orang sekitar. Padahal mereka bukan pelit, cuma perhitungan. Bagi mereka setiap uang yang dikeluarkan harus jelas tujuan dan kegunaannya, selain karena hidup di perantauan itu keras, mereka juga mengingat petuah ayah “kulimek sabalun abih”, yang artinya, berhati-hatilah dalam mengeluarkan uang, agar uang tidak habis untuk hal-hal yang tidak begitu penting.

Merantau nggak segampang cerita FTV , ketemu bapak-bapak kaya raya lalu dijodohkan sama anak gadisnya yang cantik jelita, nggak, nggak kayak gitu, jangan mimpi. Makanya harus sangat hati-hati dalam mengelola keuangan.

Baca Juga:

Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya

Cerita Orang Malang Merantau ke Semarang, Nggak Cocok dengan Kulinernya dan Berakhir Makan Pecel Lele Hampir Tiap Hari

Orang padang tersebar di seluruh penjuru, tapi apa pernah kalian mendengar kampung dengan sebutan kampung padang? Atau kampung minang? Pasti tidak pernah. Bagi orang padang, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, tidak pernah memisahkan diri dari masyarakat sekitar, selalu berbaur dan berkawan dengan orang sekitar, Karena bagi mereka, kawan yang didapat di perantauan adalah pengganti keluarga yang jauh di mata.

Satu hal yang selalu menjadi persoalan bagi perantau padang, khususnya laki-laki yang masih lajang, yaitu perihal jodoh. Untuk hal yang satu ini, seperti kebanyakan masyarakat Indonesia yang punya banyak tradisi, begitu juga dengan lelaki lajang asal padang yang berada di perantauan, mereka seolah di wajibkan untuk menikah dengan gadis yang berada di kampung halaman, atau paling nggak dengan gadis yang sama-sama berasal dari padang.

Tunggu dulu, ini bukan masalah rasis atau semacamnya, tapi ada penjelasan dari emak-emak minang yang ngotot anaknya harus beristri dengan orang padang juga. Alasan mereka logis, agar anaknya kelak “tidak lupa jalan pulang”.

Seringkali saat perantau padang menikah dengan orang yang bukan berasal dari padang, akan berat untuk kembali pulang ke kampung halaman, tradisi mudik saat lebaran saja contohnya, betapa susahnya membawa istri pulang ke kampung halaman, sebab si istri tentu saja juga ingin berkumpul  dengan sanak familinya, istri gak mau dong saat lebaran dia malah jauh dari keluarganya sementara kita hendak dekat dengan keluarga, nanti di bilang suami egois, gak ngerti istri. Kalau bersikeras ingin pulang kampung tanpa membawa istri, loh kok udah ada istri, pulang kampung masih sendiri? Apa kata orang kampung? Jadi pria memang selalu serba salah.

Terlepas dari itu semua, untuk semua anak rantau, di mana pun kalian berada, tetaplah tegak. Masih ada mimpi-mimpi yang harus kita kejar, ingatlah doa keluarga akan selalu menghunus langit di sepertiga malam. Semoga kelak kita bisa pulang dengan kepala tegak, pergi tampak punggung, pulang tampak muka. Indomie kemaren masih ada sisa satu bungkus.

BACA JUGA Kenapa Orang Padang Ada Dimana-Mana? atau tulisan Surya rezki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Maret 2020 oleh

Tags: anak rantaumerantauOrang Padang
Surya rezki

Surya rezki

Perantau yang pantang pulang sebelum kaya raya

ArtikelTerkait

Meluruskan Stereotipe Keliru tentang Bogor yang Ada di Benak Orang Palembang Mojok.co

Meluruskan Stereotipe Keliru tentang Bogor yang Ada di Benak Orang Palembang

6 Oktober 2024
4 Hal yang Wajar di Wonosobo, tapi Nggak Lumrah di Jogja Mojok.co

4 Hal yang Wajar di Wonosobo, tapi Nggak Lumrah di Jogja

9 September 2024
5 Hal yang Bikin Orang Bekasi Culture Shock Saat Merantau ke Solo

5 Hal yang Bikin Orang Bekasi Culture Shock Saat Merantau ke Solo

31 Oktober 2024
Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya: Salah Saya Apa kok Dipisuhi Cak Cuk Terus?

5 September 2023
Katanya Banyumas Makmur, tapi kok Warganya pada Minggat?

Katanya Banyumas Makmur, tapi kok Warganya pada Minggat?

28 Juli 2023
3 Hal yang Perlu Dipahami Orang Bojonegoro yang Hendak Merantau ke Kediri agar Mudah Beradaptasi

3 Hal yang Perlu Dipahami Orang Bojonegoro yang Hendak Merantau ke Kediri agar Mudah Beradaptasi

11 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.