Selama Ramadan, serial TV anak-anak asal Malaysia Upin Ipin menggunakan latar tempat dan waktu berkaitan dengan puasa. Itu mengapa tontonan ini terasa semakin relate dengan penonton Indonesia, baik yang usia anak-anak maupun usia dewasa. Sebenarnya hal ini tidak begitu mengagetkan, mengingat Malaysia dan Indonesia memang memiliki kemiripan secara budaya dan sosiologis.
Itu mengapa, saya jadi membayangkan kalau anak-anak di Kampung Durian Runtuh, khususnya mereka yang sekolah di Tadika Mesra, mendapat Buku Ramadan seperti anak-anak di Indonesia. Kira-kira bagaimana isinya ya? Apa saja kegiatan yang bakal mereka tuliskan di dalam buku tersebut ya?
Ngabuburit dengan membantu membersihkan masjid
Di bulan suci Ramadhan, Upin, Ipin, dan teman-temannya memilih ngabuburit dengan cara yang bermanfaat. Salah satunya, membersihkan surau demi mendapatkan pahala. Pada hari pertama puasa, mereka sudah bersemangat untuk gotong royong membersihkan tempat ibadah sebelum waktu Maghrib tiba. Setelah selesai, Tok Dalang memberikan pujian dan motivasi kepada mereka, mengingatkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman dan menyenangkan orang lain juga mendatangkan pahala.
Terinspirasi oleh pengalaman ini, mereka pun sepakat untuk menjadwalkan kegiatan bersih-bersih surau secara rutin selama bulan Ramadhan, minimal sekali atau dua kali seminggu. Dengan penuh semangat, mereka menjadikan kebersihan sebagai bentuk ibadah dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Serunya memancing dan buka bersama Tok Dalang
Menjelang sore, suasana di Kampung Durian Runtuh terasa sedikit berbeda. Biasanya, anak-anak sibuk bermain dengan riang. Namun, kali ini, mereka mulai merasa bosan. Permainan yang mereka lakukan terasa monoton, dan karena sedang berpuasa, mereka tidak bisa bermain terlalu aktif agar tidak kelelahan. Upin dan Ipin memutuskan untuk pergi ke rumah Tok Dalang untuk meminta saran permainan yang seru menjelang berbuka puasa. Tok Dalang tersenyum dan mengusulkan sebuah kegiatan yang seru namun tetap santai, yaitu memancing di sungai.
Tanpa berpikir lama, anak-anak langsung setuju. Mereka segera mengambil peralatan pancing, beberapa mencari cacing sebagai umpan, sementara yang lain menyiapkan kail. Sesampainya di sungai, mereka mulai melemparkan pancing dan menunggu dengan sabar. Mereka mendapatkan ikan yang cukup besar. Wajah mereka berseri-seri penuh kegembiraan. Tok Dalang kemudian punya ide cemerlang, “Bagaimana kalau ikan-ikan ini kita bakar dan jadikan hidangan untuk berbuka puasa?”
Tentu saja, semua setuju, mereka kembali ke rumah Tok Dalang dan mulai membakar ikan bersama-sama. Begitu waktu berbuka tiba, mereka menikmati hasil tangkapannya dengan penuh kebersamaan. Di buku Ramadan, Upin dan Ipin menuliskan pengalaman hari itu, “Serunya memancing dan membakar ikan untuk berbuka puasa bersama teman-teman”.
Baca halaman selanjutnya: Upin, Ipin, dan teman-teman …