Jujur saja, saya ini tipikal lelaki yang malas sekali berwisata. Bagi saya, pergi ke warung kopi itu sudah wisata, apalagi kalau lokasinya jauh dari kebisingan jalan raya. Tapi, kalau yang ngajak itu pacar, entah kenapa rasanya takut sekali untuk bilang tidak. Seperti weekend kemarin, saya diajak paksa main ke Wisata Bukit Gandrung Kediri.
Awalnya tentu saya prengat-prengut. Selain karena malas, mendengar nama “Wisata Bukit Gandrung” itu sudah bikin saya nggak bergairah. Ya gimana, dari segi nama saja, jelas nggak ada menarik-menariknya. Toh, yang namanya bukit paling ya gitu-gitu aja; panas, nanjak, dan cuma penuh dengan spot foto.
Tapi, yang namanya manusia memang kadang kala pongah. Suka sekali meng-underestimate sesuatu yang padahal dirinya sendiri belum terlalu tahu. Kalau sudah tahu betul kenyataannya, barulah sadar sambil cengar-cengir. Dan itulah saya, ketika weekend kemarin menapakkan kaki di Wisata Bukit Gandrung Kediri.
Rutenya penuh tantangan, menguras mental, dan menyiksa kendaraan
Sebenarnya, sebelum sampai di lokasi, rasa malas saya itu sempat di ujung tanduk. Bagaimana tidak, rute menuju Wisata Bukit Gandrung ini penuh tantangan. Kalau saja saya nggak punya pengalaman berkendara di jalan ekstrem, mungkin kemarin saya putar balik tanpa ambil pusing. Bodo amat pacar saya ngambek.
Kondisinya memang memprihatinkan. Jika saya boleh membandingkan, jalan menuju Wisata Bukit Gandrung ini (hampir) mirip sama Jalan Cangar-Pacet Mojokerto. Mulai dari jalan berkelok, berlubang, sempit, sampai nanjak, semua ada. Cuman dari segi jarak tempuh, Jalan Cangar-Pacet jauh lebih panjang.
Kalau kalian mau ke sini pakai motor, saran saya, pastikan dulu kondisinya betul-betul prima. Terutama bagian kampas rem. Sebab di sana nggak ada jalur penyelamat atau karung sekam untuk meredam kendaraan yang remnya blong. Juga, yang nggak kalah penting, usahakan yang mengendarai motor cukup berpengalaman melintasi jalan ekstrem.
Dibayar lunas dengan tempat nongkrong yang instagenic di atas awan
Tapi, seperti saya bilang di awal, Wisata Bukit Gandrung Kediri ini tidak seburuk bayangan saya. Perjalanan melewati rute yang menguras mental tadi akhirnya terbayar lunas sama keindahannya.
Jadi, begitu sampai sana sekitar pukul 14.30 WIB, saya langsung disambut pemandangan hijau yang membentang luas. Deretan perbukitan di sekitar Wisata Bukit Gandrung, dan tata letak Kota Kediri terlihat jelas. Suhu udaranya pun saya rasa tidak begitu dingin. Anginnya sepoi-sepoi, kalau kata pacar saya.
Selain itu, di sana saya juga disuguhi berbagai tempat nongkrong yang, bagi saya, cukup instagenic. Mulai dari gazebo dengan berbagai ukuran, area yang full furniture kayu, hingga interior besi dengan desain modern-minimalis. Letaknya pun strategis, menghadap langsung ke pemandangan bukit dan tata letak Kota Kediri.
Tak cukup sampai di situ. Wisata Bukit Gandrung ini punya tangga yang mengarah ke gardu pandang. Nggak terlalu panjang sih. Tapi penempatan gardunya saya rasa berhasil. Berhasil membuat pengunjung menikmati makanan atau minumannya, sambil melihat pemandangan alam dan awan secara lebih dekat.
Baca halaman selanjutnya