Jika membahas hape android paling terkenal, mungkin Samsung langsung muncul di pikiranmu. Hal ini sangat wajar mengingat brand asal Korea Selatan tersebut sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia hape dan elektronik. Brand identity yang kuat, branding yang gila-gilaan, dan katalog produk yang berlimpah jadi alasan mengapa Samsung terus bertahan.
Tapi sebagai brand besar tentunya ada saja mitos-mitos yang menyelimuti brand ini. Parahnya, mitos-mitos tersebut dikenal banyak orang dan banyak yang percaya. Kalau sudah begini kan gawat. Makanya, kali ini saya mau membahas beberapa mitos tentang hape Samsung yang marak beredar di masyarakat.
Layar hape Samsung pasti kena green line
Green line atau light saber adalah penyakit dan masalah layar. Tapi, masalah ini sering muncul di hape Samsung, apalagi di keluaran terbaru. Dulu saja pernah heboh kasus green line massal di Samsung Galaxy S20 dan S21 series (Editor note: ini bener, hape saya S21+, saya juga kena). Alhasil, sekarang muncul mitos kalau semua hape Samsung pasti akan kena masalah ini. Tinggal menunggu waktu saja layaknya bom waktu.
Padahal, hal tersebut nggak benar. Sejatinya, green line itu masalah umum yang bisa terjadi di semua tipe layar OLED. Mau itu OLED, P-OLED, AMOLED, Super AMOLED, sampai Dynamic AMOLED, jadi nggak cuma Samsung doang! Lagipula, nggak semua hape Samsung pakai layar OLED. Hape Samsung yang pake layar TFT atau PLS yang mana nggak bakal kena masalah ini.
Hape-hape macam Xiaomi, OPPO, vivo, Pixel, sampai iPhone sekalipun juga sering kena green line. Nyatanya, green line bisa muncul kalau hapemu sering kena panas. Makanya, kalau hapemu pake layar OLED jangan sering kepanasan.
Hape Samsung pasti bakal awet
“Saya pakai Samsung udah 4 tahun nggak pernah kena masalah, kok.”, kira-kira begitulah ucapan seorang user Samsung yang nggak pernah ganti hape bertahun-tahun. Nggak cuma satu, ada ratusan, bahkan ribuan orang yang memberikan kesaksian serupa. Akhirnya, munculah sebuah persepsi kalau Samsung pasti awet, bahkan lebih awet dari merek lain.
Padahal hal ini nggak sepenuhnya benar. Keawetan hape itu nggak cuma bergantung sama merek, tapi sama pola penggunaan juga. Di satu sisi, (dulu) hape Samsung memang pakai bahan yang kuat dan keras. Tapi sekarang, mah beda cerita.
Banyak hape Samsung yang pakai bahan plastik atau bahan yang nggak kuat-kuat amat. Kadang, banyak hape Samsung yang bermasalah juga, macam bagian belakang mengelupas, layar bermasalah, layar kena ghost touch, sampai hape tiba-tiba lemot padahal baru dipakai satu tahun.
Jadi, dengan beli hape Samsung nggak akan menjamin hapemu bisa dipakai bertahun-tahun. Kalau kamu jorok, nggak merawat hape, beli hape murah satu jutaan, dan nggak paham sama hape maka Samsung sekalipun nggak bakal awet.
Sebaliknya, kalau kamu paham hape, nggak neko-neko, dan bisa merawat hape pasti semua merek bisa awet, mau itu Xiaomi, Realme, OPPO, vivo, bahkan Infinix sekalipun.
Harganya mahal
Kalau ada orang yang bertanya rekomendasi hape murah, pasti mereka terkesan ogah beli hape Samsung. Pasalnya, orang-orang beranggapan kalau hape Samsung pasti mahal karena kualitasnya bagus, mirip iPhone, lah. Kenyataannya gimana? Ya, nggak juga.
Hape Samsung juga punya kasta, mirip merek lain. Ada yang 1 jutaan, 2 jutaan, 3 jutaan, 5 jutaan, sampai puluhan juta. Kalau kamu mau beli hape Samsung tapi budget tipis hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil, kok.
Contohnya, ada Samsung Galaxy A15 dan Samsung Galaxy M15 5G yang cuma 2 jutaan. Masih nggak sanggup? Ada juga Samsung Galaxy A05s sama Samsung Galaxy A06 yang dijual di harga 1 jutaan. Mau agak naik? Bisa pilih Samsung Galaxy A25 5G sama Samsung Galaxy A16 yang dijual di rentan 3 sampai 4 jutaan.
Punya kamera terbaik
Sepuluh tahun yang lalu Samsung memang jadi satu-satunya hape android dengan kamera bagus. Lah, saat itu saja Samsung jadi satu-satunya android yang terkenal. Makanya, nggak heran kalau gelar “hape android dengan kamera terbaik” dipegang oleh merek ini.
Kalau sekarang gimana? Ceritanya udah jauh berbeda karena merek lain mulai mengejar ketertinggalan. Malah, Samsung terkesan jalan di tempat dan nggak memberikan inovasi signifikan pada kualitas kamera mereka.
Justru merek yang dulunya underdog macam Xiaomi mulai unjuk gigi. Merek lain seperti vivo, Huawei, dan OPPO juga sudah punya kualitas kamera yang jauh melebihi Samsung. Entah di kelas entry level, midrange, atau flagship kualitas kamera Samsung mulai ketinggalan. Di saat merek lain bekerja sama dengan brand kamera macam Zeiss dan Hasselblad, Samsung justru masih bertahan dengan gimik kamera 200 megapiksel yang hampir nggak berguna.
Samsung jadi merek dengan mitos yang melegenda bak cerita rakyat dari masa lampau. Orang-orang juga percaya-percaya saja dengan mitos-mitos tersebut. Padahal, semuanya hanya sekadar mitos yang nggak berdasar. Makanya, sebelum beli dan mengejek Samsung, sebaiknya kamu research dulu biar nggak gampang percaya sama mitos.
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Samsung Udah Mulai Tobat, Udah Nggak Overpriced dan Bergantung sama Nama Besar doang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















