WHV Australia menjadi pembicaraan dalam beberapa waktu terakhir. Sebenarnya Working-Holiday-Visa (WHV) bukanlah hal baru. Namun, kesempatan ini kian menjadi perhatian di tengah dunia kerja di Indonesia yang carut marut. WHV semakin menarik karena ada banyak content creator yang membagikan pengalaman kerjanya menggunakan WHV.
WHV di Australia bak angin segar karena menawarkan gaji yang menggiurkan. Angkanya tidak main-main, sejak 1 Juli 2022, upah minimum nasional adalah $21.38 (setara sekitar Rp217 ribu) per jam atau $812.60 (setara sekitar Rp8 juta) per 38 jam kerja sepekan (belum termasuk pajak). Jumlah yang sangat menggiurkan jika dibandingkan dengan pendapatan di Indonesia kan?
Akan tetapi, itu semua hanya di permukaan. Kenyataannya, ada “harga yang harus dibayar” untuk mendapat gaji yang menggiurkan itu. WHV Australia memang menjanjikan upah besar dan kesempatan liburan ke luar negeri. Namun, selama di Negara Kangguru itu, banyak orang Indonesia harus berhadapan dengan hal-hal menantang berikut ini:
#1 WHV di Australia wajib bisa bahasa Inggris
Punya skill komunikasi dalam bahasa Inggris merupakan salah satu syarat utama untuk bisa apply WHV Australia. Asal tahu saja, Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya.
Sertifikat tes IELTS umumnya dipakai sebagai bukti bahwa pelamar WHV Australia bisa berbahasa Inggris. Skor yang diminta minimal 4.5 yang bagi sebagian orang skor tersebut nggak semudah. Apalagi kalau sehari-hari tidak terpapar atau terbiasa dengan bahasa Inggris.
Apabila sudah mendapat skor sesuai dengan standar, itu juga tidak menjamin kehidupan kalian akan lancar di sana. Sebagian besar pendatang harus menyesuaikan diri lagi dengan aksen Australia yang sulit dipahami. Asal tahu saja, bagi orang-orang yang berasal dari negara dengan penutur asli bahasa Inggris, aksen Australia susah dipahami. Kosakatanya juga banyak yang berbeda.
#2 Butuh modal besar
Sebelum apply WHV, para pelamar harus memenuhi berbagai persyaratan. Salah satu persyaratan yang paling sering bikin para pelamar balik kanan adalah rekening koran sejumlah AUD $5000 atau setara Rp50 juta. Angka yang nggak kecil ini digunakan sebagai bukti bahwa kita bisa menjamin kehidupan diri kita sendiri selama di Australia.
Bukan hanya soal rekening koran, menjadi WHV juga harus terima risiko bahwa kesempatan ini memerlukan modal yang besar. WHV holder masih harus keluar uang untuk menopang biaya hidup sebelum mendapatkan pekerjaan.
Belum lagi selama di Australia para WHV holder juga harus menanggung biaya tak terduga. Misal, biaya pengobatan. Sedihnya, biaya rumah sakit di Australia itu selangit alias mahal banget. Kalau nggak punya premi asuransi, sekali mondok di rumah sakit bisa bikin ludes tabungan.
Baca halamamn selanjutnya: #3 WHV di Australia juga …




















